Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Serupa setelah semakin tua

Hasil penelitian psikologi yang dilakukan ert & pamela di as menyimpulkan perkawinan bahagia yang sudah berlangsung lebih dari 25 tahun menyebabkan wajah suami-istri menjadi mirip satu sama lain.

22 Agustus 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WAJAH mirip ternyata bukan monopoli orang kembar. Juga bukan karena mereka ada hubungan saudara. Wajah bisa menjadi mirip -- ini berdasarkan penelitian psikologis -- juga karena hubungan suami-istri. Dua orang yang terikat oleh tali perkawinan, menurut penelitian itu, sekalipun tak punya hubungan darah, lama-lama wajahnya akan menjadi mirip satu dengan yang lainnya. Benarkah? Sebuah studi psikologi yang dilakukan tim Ert Zajonc dan Pamela Adelmann, di Universitas Michigan, Amerika Serikat, menemukan kesimpulan lebih pasti perihal kemiripan suami-istri itu. Penelitian Ert & Pamela yang baru saja selesai itu kini sedang disiapkan untuk dipublikasikan di jurnal psikologi Motivation and Emotion -- yang akan terbit di Wisconsin, AS -- beberapa bulan mendatang. Materi penelitian yang unik itu, sejumlah pasangan yang kini berusia 50-60 tahun. Selain diperkirakan mempunyai kemiripan wajah, pasangan yang disertakan dalam penelitian harus memiliki dokumentasi foto masa lalu. Foto itu penting untuk mengetahui bilakah kemiripan itu mulai terbentuk. Bahan penelitian pada akhirnya terbagi menjadi dua kategori. Pertama, 30 pasangan suami-istri dengan usia perkawinan di bawah 25 tahun. Kedua, 30 pasangan dengan masa perkawinan di atas 25 tahun. Foto suami dan si istri masing-masing dipisah, sehingga untuk setiap kategori terdapat 60 buah foto. Foto-foto itu kemudian disodorkan pada beberapa kelompok responden yang melakukan pemilihan dan diskusi secara terpisah. Responden hanya diminta memilih dan mendiskusikan kemiripan foto wanita dan pria yang dihadapinya tanpa mengetahui hipotesa penelitian, mencari kemiripan wajah pasangan perkawinan. Para responden bahkan tidak mendapat informasi, pria dan wanita yang diamati sebenarnya pasangan suami-istri. Langkah pertama penelitian, mencari kemiripan yang obyektif -- benarkah perkawinan bisa mengakibatkan kemiripan wajah. Ternyata, pada kelompok usia perkawinan di atas 25 tahun, ditemukan kesimpulan: kemiripan bisa dikatakan positif (persentasenya masih dirahasiakan Ert dan Pamela karena terikat pada Motivation and Emotion yang mempunyai hak publikasi pertama). Para responden berhasil menemukan dan menyatukan foto mereka yang mula-mula terpisah, dengan benar dan tepat. Sementara itu, pada pasangan usia pernikahan di bawah 25 tahun, hanya beberapa foto pasangan bisa dipersatukan, yang lainnya sama sekah tidak mempunyai kemiripan. Rekaman hasil diskusi para responden menunjukkan, kemiripan suami-istri pada kategori usia perkawinan di atas 25 tahun bisa dengan mudah dilacak, walaupun kemiripan tak bisa dikatakan dramatik -- sangat mirip. Kesan yang membangun kesamaan terutama tampil pada kerut wajah yang membentuk ekspresi. Beberapa yang progresif, di antaranya, tampak sampai ke persamaan kontur wajah. Sementara itu, kemiripan pada kategori usia perkawinan di bawah 25 tahun sulit ditemukan. Beberapa foto pasangan dipersatukan dengan susah payah. Itu pun berdasarkan diskusi yang cukup panjang -- menghindari kesamaan yang dicari-cari -- diikuti pengamatan yang cermat dalam meneliti gurat muka dan ekspresi wajah, karena kemiripan yang sangat tipis. Kepada The New York Times Ert mengungkapkan kesimpulannya, kemiripan wajah terjadi karena kesamaan pengalaman emosional. Pangkalnya adalah kemampuan berbagi emosi secara sadar yang kemudian membangun kesamaan sikap, bahkan juga beberapa aspek sifat. Dari hasil studi dan wawancara yang intensif dengan pasangan-pasangan yang diteliti, terungkap bahwa kemampuan berbagi perasaan itu baru muncul rata-rata setelah usia perkawinan mencapai 25 tahun. Namun, pada pasangan serasi -- yang mempunyai keterampilan berkomunikasi dan berbagi masalah -- kesamaan pengalaman emosional sudah muncul pada usia perkawinan dini. Pada pasangan ini, kemiripan ekspresi wajah datang jauh lebih awal. Sejoli macam begini memang sudah berjodoh -- kata orang. Jis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus