CEKCOK mulut berkembang jadi sebuah pergumulan seru, 19 Juli
malam, di sebuah rumah mewah di Jalan Kalimantan 16 E Medan.
Baru berakhir, setelah salah sebuah dari tiga pelor pistol
kaliber 22 yang ditembakkan Poh Hok Kiat bersarang di bagian
kiri leher lawannya, Lim Gim Ho. Korban terjajar di antara
kursi-kursi bar di rumahnya sendiri.
Poh, yang masih kebingungan menyaksikan hasil kerjanya sendiri,
dikerubuti. Seorang anak Lim memitingnya dari belakang. Isteri
korban, Chang Su Mei, merebut pistolnya yang masih mengepulkan
bau mesiu. Seorang laki-laki lain ikut meringkus dan mengikat
tangannya.
Jiwa pedagang yang cukup terkenal di Medan ini selamat setelah
melalui saat-saat gawat di rumah sakit. Mata Poh Hok Kiat
cidera.
Bibit permusuhan antara Poh Hok Kiat (39 tahun), Direktur Bank
SEAB (South East Asia Bank) Medan dengan sahabat yang juga
nasabahnya, Lim Gim Ho (47), sudah tertanam sejak lama.
"Gara-gara soal wanita," tutur Kolonel Polisi Darwo Soegondo,
Dantabes Polri Medan & Sekitarnya. Sumber yang lain ada
menyebutkan, soal "pemerasan dan hutang-piutang"-lah motif
perselisihan antara keduanya.
Sedangkan Su Mei, isteri Lim, mengungkapkan cerita ini. Kepada
isterinya Lim mengaku "pernah membuat kesalahan." Yaitu,
katanya, dua tahun yang lalu dia pernah berhubungan gelap
dengan Cheng Gek Hong yang tidak lain isteri sahabatnya atau
Nyonya Poh.
Suatu hari (1978) Nyonya Lim sakit. Atas saran suami-isteri Poh,
dia dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura. Tapi tak hanya
suaminya sendiri yang menemaninya ke Singapura. Nyonya Poh juga
turut ke sana. "Di suatu kamar hotel," tutur Nyonya Lim
kemudian, "betapa terkejutnya setelah mengetahui hubungan antara
suamiku dengan isteri Poh." Cukup dengan mengatakan "aku tak
tahan godaan" Lim memaksa isterinya untuk memaklumi keadaan.
Rp 75 Juta
Tapi tak begitu mudah berurusan dengan Poh Hok Kiat.
Persahabatan retak. Namun, begitu cerita Nyonya Lim betapapun
kedua sahabat karib tersebut masih berusaha mencari perdamaian
daripada nama mereka jatuh oleh sesuatu perselisihan yang dapat
membawa aib. Perdamaian, bagi kedua pengusaha Medan ini,
ternyata ditentukan dengan sejumlah uang. Mula-mula Poh menuntut
uang-damai sebanyak Rp 100 juta. Tapi Lim dapat menawarnya
sampai Rp 75 juta dengan cara pembayaran mencicil.
Menurut isterinya, Lim mulai mencicil uang-damai dalam rangka
kehormatan Nyonya Poh itu, Rp 30 juta pada 20 Oktober dan Rp 10
juta pada Nopember tahun lalu. Sisa angsuran berikutnya ternyata
terbentur Kenop 15. Dari Rp 35 juta, Poh minta agar Lim
membayarnya dengan tambahan 50%, tapi akhirnya disepakati
bunganya 10%.
Sisa kewajiban Lim kepada Poh, yang dinyatakan sebagai
hutang-piutang biasa, menjadi Rp 38,5 juta. Lim, menurut
isterinya, melunasi "hutang"nya setiap kali Rp 10 juta
(Desember, Januari, Pebruari) dan Rp 8,5 juta (Maret lalu)
Lunas. Dan setelah itu, katanya, kedua pihak menyatakan
perdamaiannya.
Lalu, apa artinya keributan di rumah Lim? Belum jelas benar
sebab musababnya. Menurut Nyonya Poh, Gek Hong, perselisihan
suaminya dengan Lim memang ada kaitannya dengan soal uang.
Kemungkinan sebab lain tak diungkapkannya.
Sebelum ribut-ribut, menurut Nyonya Poh, dia mendengar Lim
meminta agar Poh menghapuskan semua rekening dan jaminan
kreditnya. Tapi sumber lain menyatakan, begitu mulanya, Lim
pernah pinjam uang Rp 50 juta dari Poh untuk keperluan seorang
teman di Jakarta. Poh memberi, walaupun dikeluarkan dari kas
SEAB, tapi atas nama pribadi. Karena sewaktu-waktu banknya akan
diperiksa akuntan, Poh mendesak agar Lim membereskan
pinjamannya. Tapi Lim tak cepat memenuhinya. Itulah cerita lain
pangkal perselisihan kedua sahabat karib itu.
Polisi sendiri belum mengumumkan hasil pemeriksaan terhadap
kedua pengusaha Medan tersebut. Hanya belakangan diketahui, ada
seorang yang bertindak sebagai juru-damai -- dikenal sebagai
seorang pengusaha hotel di Medan -- berusaha membereskannya
secara "kekeluargaan". Tapi polisi tidak akan membiarkannya
--setelah terjadi main tembak itu. "Kasus penembakan adalah
pidana," menurut Dantabes Darwo Soegondo, jadi "tak bisa
didamaikan." Polisi telah menahan 8 orang untuk diperiksa
sebagai tersangka dan saksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini