Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saksi yang dihadirkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Denny Indrayana - Difriadi menjelaskan terjadinya pelanggaran penggunaan bantuan sosial (bansos) dalam Pilkada Kalsel untuk pemenangan pasangan inkumben Sahbirin Noor-Muhidin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saksi, Muhammad Yahya dalam sidang lanjutan yang digelar di Gedung Mahkamah Konstitusi mengatakan terlibat langsung dalam pengemasan beras untuk bansos sejak 2018 hingga pertengahan 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Perintah itu disampaikan kepada kami, katanya ini langsung dari Jenderal. Jenderal sebutan Muhammad Ikhsan kepada Gubernur Sahbirin Noor. Muhammad Ikhsan adalah Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel," ujar Muhammad Yahya yang berprofesi sebagai pengemudi.
Menurut dia, pengemasan beras bansos per hari hingga tujuh ton (1.800 kemasan) dengan stiker bertuliskan "Bergerak" dan "Paman Birin" disertai foto Sahbirin Noor dilakukan dengan pengerahan pegawai kontrak.
Muhammad Yahya menyebut para pegawai kontrak pernah menyampaikan protes atas perintah pengemasan beras bansos, karena dilakukan siang hingga malam atau bahkan dini hari tanpa memperhatikan jam kerja. "Kami tidak bisa menolak, ada ancaman untuk pemberhentian atau tidak diteruskan lagi kontrak kerja," kata dia pula.
Setelah dikemas, ia mengatakan, beras bansos diantar ke rumah dinas gubernur sebelum dibagikan kepada masyarakat. Saksi lain yang dihadirkan pemohon secara daring, Chandra Adi Susilo membenarkan terjadi penyalahgunaan bansos yang melibatkan ASN untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 1. Menurut dia, distribusi bansos tersebar di 20 kecamatan dan diketahui melalui media sosial.
Ia pun mengaku melihat bahan kampanye pasangan Sahbirin Noor -Muhidin di fasilitas-fasilitas umum, di antara di mobil pengangkut sampah dan tandon.
Adapun Denny Indrayana dan Difriadi mendalilkan di antaranya calon petahana Sahbirin Noor dan Muhidin menyalahgunakan bantuan sosial COVID-19 untuk kampanye dan program pemerintah daerah untuk pemenangan. Hingga berita ini diturunkan belum ada penjelasan dari kubu Sahbirin Noor-Muhidin.
Hasil penghitungan suara yang sudah ditetapkan KPU Kalsel di Pilkada 2020 untuk pasangan Sahbirin-Muhidin sebanyak 851.822 suara atau 50,24 persen. Sementara total perolehan suara pasangan Denny Indrayana - Difri mencapai 843.695 suara atau 49,76 persen. Tercatat total surat suara pemilih yang sah pada pencoblosan Pilkada 2020 pada 9 Desember sebanyak 1.695.517 suara.
Baca: Sidang MK: KPU Kalsel Nilai Permohonan Denny Indrayana dan Difriadi Tak Jelas