Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Teka-teki Dua Lelaki

Model asal Australia, Michelle Leslie, diadili di Bali karena ekstasi. Nama putra bungsu Aburizal Bakrie sempat muncul.

14 November 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua butir ekstasi sudah cukup untuk menjungkirbalikkan kehidupan Michelle Leslie. Perempuan 24 tahun yang sering ikut pesta kaum jetset di Asia itu kini meringkuk di ruang pengap berukuran 3 x 4 penjara Kerobokan, Denpasar, Bali. Sebuah bui yang kelebihan penghuni, dari daya tampung 350 orang, dijejali 900 tahanan.

Penampilan model asal Australia itu pun telah berubah. Tubuh sintal dara cantik ini biasanya cuma ditutupi cawat dan kutang saat berlenggang-lenggok di catwalk. Selama ini Leslie dikenal sebagai model pakaian dalam Antz Pantz dan Crystelle. Sekarang jangan harap Anda bisa melihat lekuk tubuhnya yang bening. Bahkan rambutnya yang cokelat selalu ditutup kerudung.

Begitu pula penampilan Leslie saat duduk di kursi terdakwa Pengadilan Negeri Denpasar, Jumat pekan lalu. Dia berpakaian rapi dengan rambut tertutup kain. Didakwa memiliki ekstasi, Leslie diancam hukuman 3 sampai 15 tahun penjara.

Kasus Leslie cukup menyedot perhatian di negaranya, Australia, sampai-sampai ada sebuah situs yang dibuat untuk mendukungnya. Situs beralamat di www.michelleleslie.net itu memuat tulisan berjudul ”Free Michelle Leslie”. Disebutkan, Leslie ditempatkan di tahanan yang kondisinya primitif. Tulisan ini hendak menunjukkan seolah-olah hak asasi Leslie sebagai warga Australia telah dilanggar.

Semula dia datang ke Bali untuk berlibur sambil melepas penat setelah tour show di sejumlah negara. Dari home basenya sebagai model di Singapura, Leslie merancang liburannya. Dia mendengar di Denpasar ada sebuah pesta berlabel ”Vertigo Goes to Bali” pada 19 Agustus. Maka, dia pun terbang ke Denpasar pada 12 Agustus.

Begitu tiba di Bali, wanita yang lahir di Adelaide, Australia, ini menginap di Villa Kambali, Seminyak. Tiga hari kemudian, ia pindah ke Villa Ananda, Kuta. Dia menempati kamar 221 bersama temannya sesama model dari Singapura, Siti Namira yang akrab disapa Mia.

Dari vila itulah dia berangkat ke acara yang menampilkan disc jockey mancanegara yang berlangsung di Garuda Wisnu Kencana, Denpasar. Mereka menggunakan Kijang warna perak. Selain sopir, turut serta dalam mobil dua rekan Mia, yaitu Nicole dan Gustav, tapi keduanya turun di Hotel Bali Intercontinental.

Dalam perjalanan, naik lagi dua pria Indonesia yang disebut sebagai teman Mia. Di pintu masuk Garuda Wisnu Kencana, ternyata ada razia oleh polisi. Leslie diperiksa dan di dalam tasnya ditemukan dua butir pil ekstasi yang dibungkus tisu. Malam itu juga Leslie digelandang ke Kepolisian Daerah Bali.

Polisi menetapkannya sebagai tersangka hingga akhirnya dia duduk di kursi terdakwa Pengadilan Negeri Denpasar sejak 28 Oktober lalu. Jaksa Risman Torihoran menyebut Leslie bersalah melanggar Undang-Undang Psikotropika. Di persidangan, Leslie membantah sebagai pemilik ekstasi. Dia menyebut Mia sebagai pemiliknya.

Sayangnya, Mia tak ditahan. Polisi hanya menyatakan Mia sedang dicari. Bahkan identitas dua pria Indonesia yang ikut bersama Leslie dan Mia juga tak ada di dalam berkas polisi. Leslie dalam keterangannya mengatakan, dua pria itu adalah teman Mia yang tak dikenalnya.

Fakta di persidangan menyatakan, dari empat orang yang bersama Leslie malam itu hanya sopir yang dijadikan saksi, yaitu Andre Wuisan. Petugas dari Kepolisian Resor Denpasar berkilah, saat kejadian berlangsung mereka hanya terfokus pada Leslie. Mereka mengabaikan dua pria itu.

Keanehan lain, selama persidangan berlangsung, Leslie sudah dua kali mengganti pengacaranya. Saat pertama sidang, dia didampingi Nengah Juliana SH. Pada sidang berikutnya berganti dengan M. Rifan. Menurut Rifan, selain dia, ada tim lain dari Jakarta. Dia menolak mengungkap pembagian kerja di antara mereka.

Belakangan, Rifan pun mundur sebagai pengacara karena mengaku ada tekanan. ”Langkah saya berdasar fakta hukum,” katanya. Adakah yang harus dilindungi Leslie? Rifan enggan menjawab.

Begitu misteriusnya dua pria Indonesia itu sehingga menggoda jurnalis di Denpasar untuk menelusurinya. Belakangan, beberapa surat kabar lokal mulai mencoba menyingkap identitas salah seorang di antara mereka. Harian Denpasar Post dengan mengutip sumber anonim menulis, saat ditangkap Leslie bersama putra pemilik sebuah resor di Bali yang sekarang menjadi pejabat di negeri ini.

Media lokal lain yang menulis kaitan Leslie dengan anak seorang menteri adalah Radar Bali. Berita dari media lokal ini dengan cepat disambar sejumlah terbitan di Australia, antara lain The Age, The Sydney Morning Herald, dan The Sun Herald. Bahkan Sun Herald edisi 6 November langsung menyebut salah seorang putra Aburizal Bakrie.

Menteri Koordinator Perekonomian itu memiliki dua putra, yakni Anindya Bakrie, 28 tahun, dan Anindra Ardiansyah, 25 tahun. Saat Leslie ditangkap, keluarga Aburizal Bakrie memang sedang berada di Bali. Menurut Lalu Mara Satriawangsa, Senior Manager Public Relations Bakrie & Brothers, keluarga besar Bakrie menginap di Bali Nirwana Resort. ”Dari nenek sampai cucu sekitar 100 orang,” katanya. Tujuannya berlibur panjang sambil menunggu acara ”Megalithikum Kuantum”, awal September.

Kuasa hukum keluarga Aburizal, Aji Wijaya, mengungkapkan, saat itu Ardiansyah memang ikut menonton acara ”Vertigo Goes to Bali”. ”Tapi dia sudah di dalam bersama teman-temannya saat ada penangkapan,” katanya. Menurut Aji, putra bungsu Aburizal itu tidak mengenal Leslie. ”Dia juga tidak tahu-menahu mengenai kejadian di pintu masuk Garuda Wisnu Kencana itu,” ujarnya.

Aji mengatakan, pemberitaan itu membuat Ardiansyah terpukul. ”Karier saya belum muncul, sudah diginiin,” kata Aji mengutip Ardi. Kendati demikian, Ardi masih sempat bercanda. ”Wah, jadi selebriti—I wish I know her,” begitu Ardi berucap sebagaimana ditirukan Aji. Namun, Ardi menolak diwawancarai.

Menurut Aji, Leslie tidak menumpang mobil berlogo Bali Nirwana Resort saat ditangkap. ”Mobil BNR dari jenis Blazer. Sedangkan yang ditumpangi Leslie adalah Kijang,” katanya. Dia mengatakan, berbagai pemberitaan yang mengaitkan kliennya sangat merugikan keluarga Aburizal. ”Berita itu bohong,” katanya. Itu sebabnya keluarga Bakrie mengadu ke Dewan Pers, Kamis pekan lalu.

Menurut hasil penelusuran Tempo, mobil yang dipakai Leslie memang bermerek Toyota Kijang dengan nomor polisi DK-1293-JQ. Mobil ini milik Bali Van, sebuah penyewaan mobil di Kuta. Hanya, menurut Boni Gedeona dari Bali Van, mobil itu disewa Bali Nirwana Resort sejak 12 sampai 20 Agustus siang. Pada 12 Agustus malam, mobil itu diantarkan ke Bandara Ngurah Rai karena akan digunakan menjemput seseorang. ”Siapa yang dijemput saya tidak tahu, ” katanya.

Pemberitaan tentang keterlibatan seorang anak pejabat itu juga membuat repot polisi. Kepala Polda Bali, Inspektur Jenderal Made Mangku Pastika, sampai memerintahkan anak buahnya meneliti ulang kasus Leslie. Rupanya dia gerah juga dituding melindungi anak pejabat. ”Hasilnya, seperti pengakuan awal, Leslie bilang hanya mengenal Mia yang semobil dengannya. Yang lain tak dikenalnya,” kata Pastika.

Nah, menyangkut pelepasan dua pria Indonesia itu, Pastika beralasan bahwa Leslie ditangkap saat razia di jalanan. Menurut dia, petugas di lapangan hanya mengambil tindakan pada orang yang kedapatan membawa barang bukti. ”Sebab, kalau semua orang diperiksa, waktunya tidak cukup,” katanya. Jadi, kata Pastika, berbeda dengan prosedur penangkapan orang yang memang diincar petugas. ”Petugas di lapangan juga tak mengenal anak pejabat penting,” katanya.

Leslie sendiri sampai akhir pekan lalu masih belum mau mengomentari cerita ini. Menurut sumber Tempo, Leslie tak mau banyak bicara karena berada dalam ancaman. Leslie menginginkan masalahnya cepat selesai dan kembali ke negaranya. ”Mungkin setelah bebas dia akan bercerita lain. Itu hak dia,” katanya.

Sumber Tempo mengatakan, Leslie memang diperiksa ulang di Polda Bali, Rabu 9 November lalu. Tak banyak yang dijelaskan Leslie. ”Hidup ini penuh misteri,” kata Cristo Imanuel Dugis, pengacaranya yang baru, mengutip sepenggal kalimat Leslie ketika diperiksa polisi.

Kepada wartawan pun Leslie memilih untuk tak bicara. Cristo bilang, Leslie kini lebih pandai menyesuaikan diri. ”Dia kini mulai belajar bahasa Indonesia, Jawa, dan Bali,” katanya. Di penjara Kerobokan, dia menghuni blok khusus perempuan, satu sel dengan Clara Elena Umana Gautrin, wanita asal Meksiko yang dihukum 8 tahun karena narkotik. Kini Leslie juga mulai belajar makan nasi campur.

Nurlis E. Meuko, Lis Yuliawati (Jakarta), dan Rofiqi Hasan (Denpasar)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus