Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan dan aksi simpati mengalir deras di jagat maya untuk mendukung Tempo, menyusul teror kepala babi yang dikirimkan ke kantor redaksi Tempo pada Rabu, 19 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petisi bertajuk 'Kami Bersama Tempo' dengan tanda pagar (tagar) Lawan Teror dan Save Tempo itu hingga Sabtu, 22 Maret 2025 mencapai ratusan pendukung dari kalangan seniman dengan latar belakang berbagai profesi seperti; penulis, penyair, akademisi, jurnalis dan lain sebagainya. Gerakan ini masih terus mengalir hingga laporan ditulis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di grup WhatsApp Wartawan-Penyair yang beranggotakan 200 orang, sudah 125 seniman mencantumkan namanya untuk mendukung Tempo. Pada laman grup tersebut mereka bersikap bahwa pers adalah salah satu pilar demokrasi. Maka segala bentuk gangguan terhadap pers harus dilawan karena menjadi ancaman terhadap demokrasi.
Kata pengantar dalam laman grup itu berbunyi, bagi kami — para seniman, penulis, pelaku sastra, dan pegiat budaya — pers adalah entitas yang memberi ruang dan mendukung ekspresi kreatif. Pembungkaman terhadap kebebasan ekspresi pada pers berarti membunuh ruang ekspresi kreatif.
"Kami mengutuk segala gangguan terhadap kebebasan pers. Kami mengecam 'teror kepala babi: kepada Tempo. Kekerasan semacam ini tak boleh dibiarkan dan harus dilawan," bunyi petisi itu.
Di antara nama-nama seniman tersebut ada pegiat budaya, penulis puisi seperti; Ahmadun Yosi Herfanda (Pemred Litera, penyair asal Tangerang Selatan , Iyut Fitra penyair dari Padang, Gol A Gong (Duta Baca Indonesia 2021-2025) dari Banten, Eka Budianta (Jakarta), Tommy F Awuy (penulis, akademisi)
Termasuk ada sejumlah nama penulis puisi dan sastra serta pegiat budaya yang sehari- hari adalah wartawan Tempo. Di antaranya; Mustafa Ismail, Iwan Kurniawan, Tulus Wijanarko, Seno Joko Suyono, Gunawan Wicaksono, Ayu Cipta, Deden Abdul Azis. dan Kukuh. S. Wibowo. dan keseluruhan mereka adalah;
Kami bersama Tempo.
1. Tora Kundera (penulis sastra/Gong Merah Putih)
2. Mustafa Ismail (penulis/Teras Puitika)
3. Iwan Kurniawan (penulis/Imajisia)
4. Emy Sui (Penulis Puisi)
5. Ki Sung Sang (Penulis Puisi/Musisi)
6. Mardi Luhung (penulis puisi)
7. Gunawan Wicaksono (Bakul Budaya)
8. Ramon Damora (Penyair)
9. Vito Prasetyo (peminat sastra /Founder Penyair Berkarya)
10. Listio Wulan (penulis puisi)
11. Sihar Ramses Simatupang (Penulis Sastra dan Jurnalis)
12. Tulus Wijanarko (penulis puisi/jurnalis)
13. Gol A Gong (Duta Baca Indonesia 2021-2025)
14. Iman Sembada (penyair)
15. Ilham Wahyudi (penulis)
16. Wahyu Toveng (seniman)
17. Nasrul Azwar (Jurnalis)
18. H.Shobir Poer
(penyair, pendidik)
19. Aslan Abidin (Penyair)
20. Abd Naddin Shaiddin (jurnalis)
21. Kukuh S. Wibowo (Jurnalis/pegiat Sastra Jawa)
22. EM YOGISWARA (Penyair/Pelaku Teater)
23. Galeh Pramudianto (Penulis/pengajar)
24. Wirja Taufan (penyair)
25. Abah Omtris (musisi balada)
26. Fakhrunnas MA Jabbar
27. M Husnu Abadi
28. Fadlillah Malin Sutan
29. Ely Dzarrah (penulis puisi)
30. Idris Pasaribu (penyair dan penulis prosa)
31. Zaim Rofiqi (penyair)
32. Beni Satria (Penulis / Festival Literasi Tangsel)
33. Doddi Ahmad Fauji (Ketua Partey Penulis Puisi)
34. Tan Lioe Ie (penyair)
35. Syarifuddin Arifin, penyair, wartawan,
36. Idris Pasaribu (Wartawan/Sastrawan)
37. Ihsan Subhan (Penyair/Jurnalis)
38. Eka Budianta (Penulis)
39. Choking Susilo Saleh (Penyair/Jurnalis)
40. Fikar W.Eda (penyair dan penjual kopi)
41. Suyadi San (penyair/peneliti)
42. Deden Abdul Aziz (penulis/jurnalis)
43. Rini Febriani Hauri (Penyair)
44. Faisal Syahreza (Penulis)
45. Pringadi Abdi Surya (penulis)
46. Ahmadun Yosi Herfanda (Pemred Litera, penyair)
49. Iyut Fitra (Penulis Puisi)
50. Ubai Dillah Al Anshori (penulis sastra)
51. Alina Sukesi (penyair).
52. Ranang Aji SP (sastrawan)
53. Mahwi Air Tawar ( penulis dan peracik kopi)
54. Effendi Kadarisman / Pencinta sastra / Guru besar linguistik & pakar etnopuitika UNISMA
55. Marisa Rahmashifa (Penikmat Sastra)
56. Alexander Robert Nainggolan (Sastrawan)
57. Amien Wangsitalaja (penyair)
58. Dwi Rahariyoso (Pemerhati Sastra)
59. Sisiliyah El. (Pelajar sastra)
60. IRZI (Budayawan Muda Betawi, Penyair, Teknolog Musik)
61. Rahmat Setiadi, Penikmat seni
62. Mohammad Arfani (Penulis, Guru)
63. Kardanis Mudawi jaya/Muda Wijaya (penyair/ pekerja teater)
64. EM Yogiswara (Penyair/pelaku teater)
65. Christya Dewi Eka (pecinta sastra)
66. Hendri Yetus (Penyair/Brebes Membaca)
67. Anton Kurnia (penulis partikelir)
68. Husnizar Hood (penulis)
69. Dwi Rahariyoso (Pemerhati Sastra)
70. Suhendi (penyuka puisi dan musik metal)
71. Fathurrozi Nuril Furqon (Penulis, Mahasiswa)
72. Ahda Imran (Penyair)
73. Hilmi Faiq (jurnalis dan penulis)
74. Era Prima Nugraha (penulis / pemerhati kebijakan pemerintah)
75. Mochammad Syu'aib(Penikmat sastra)
76. Zainal Hafizhin (Musisi - Perupa - Penyair)
77. Yaya Suryana (Jurnalis/Penulis)
78. Wayan Jengki Sunarta (penyair)
79. Kedung Darma Romanshah (penulis dan aktor)
80. Fani Yudistira (Mahasiswa)
81. Gandazon H. Turnip (Penulis)
82. Herry Dim
83. Cahyo M Yusuf (pegiat seni / founder Fundamentum)
84. Dheni Kurnia (Penulis/Pencinta Seni)
85. Bambang Kariyawan (Penulis/Penyair)
86. Ian Mahyar (Budayawan)
87. Luzi Diamanda (Penulis/Penyair)
88. Dodi Irawan (Penulis/Politikus
89. Eka PN (Penulis/Wartawan)
90. Pria Takari Utama (penulis / notaris)
91. Bustan (Penulis sastra dan antropologi)
92. Budi Wahyono (Penulis / penikmat sastra)
93. M. Alfaris (pegiat "Komunitas Untuk Perubahan Budaya, "KUBAH BUDAYA", Serang, Banten)
94. Abrar Husin (Penikmat J-POP dan K-POP)
95. Asep Rachnan Muchlas (Seniman)
96. Ayie Suminar (Fasilitator Seni)
97. Umar Tadjuddin (Penulis dan penggerak seni)
98. Khanafi (penulis)
99. Seno Joko Suyono (warga Bekasi)
100. Tisna Sanjaya, seniman.
101. Indah Ariani, Sahabat Seni Nusantara (SSN)
102. Endo Suanda, seniman.
103. Ananda Sukarlan, musisi
104. Hasan Aspahani (Penyair)
105. Dedy Tri Riyadi (Penyair dan praktisi periklanan)
106. Herman Syahara (Jurnalis, Penyair)
107. Tommy F Awuy (penulis, akademisi)
108. Rahmat Setiadi (penikmat seni)
109. Angin Kamajaya (Penulis, Dosen Sastra)
110. Deddy Koral (penyair)
111. Muhammad Subhan (penulis dan pegiat literasi)
112. Halim HaDe (networker)
113. Zeffry Alkatiri, penyair
114. Budi P Hutasuhut (penyair)
115. Kyai Matdon, penyair/wartawan
116. Beno Siang Pamungkas, penyair
117. Benny Benke, penyair, jurnalis
118. Fileski Walidha Tanjung, penyair
119. Anjrah Lelono Broto , Penulis Penuh Waktu
120. A.R. Loebis (wartawan)
121. Susi Ivvaty (jurnalis, alif.id)
122. Taufik Hidayat (Jurnalis/Musisi)
123.Wannofri Samry, akademisi.
124.Ayu Cipta jurnalis/penulis)
125.S.Satya Dharma (jurnalis/penulis)
Kronologi Paket Kepala Babi
Pada Rabu, 19 Maret 2025 sebuah paket tanpa identitas pengirim tiba di kantor Tempo, Jakarta. Paket misterius itu dibungkus kotak kardus yang dilapisi styrofoam. Paket tersebut diterima satuan pengamanan Tempo pada Rabu sore, sekitar pukul 16.15 WIB.
Paket itu ditujukan kepada Cica Di Tempo, Cica adalah nama panggilan Francisca Christy Rosana, wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik.
Keesokan hari Kamis, 20 Maret 2025, Cica baru menerima paket itu pada pukul 15.00 WIB sepulang liputan bersama Husein Arbi Dongoran, yang juga sesama host siniar Bocor Alus Politik.
Paket itu diletakan di atas meja lantai atas ruang kerja gedung Tempo, lalu dibuka perlahan oleh Husein, "Cica bawa dari bawah, dikirimi paket besar tidak dikenal. Terus dibawa ke lantai kerja kami di Tempo. Ikut buka dari awal, udah bau busuk tuh. Pas dicek ke bawah, benar kepala babi,"kata Husein melalui kanal TV Tempo.