Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Kodap XVI Yahukimo mengklaim bertanggung jawab atas pembakaran kios di dekat Koramil Jalan Siep Asso, Dekai, Yahukimo, yang terjadi pada Sabtu, 28 Desember 2024. Pasukan dari Batalion HSSB dan Kompi H2YS membakar wilayah tersebut atas perintah Bridjen Elkius Kobak, sejak pukul 02.00 dini hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami menyerukan semua pasukan untuk tetap solid dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Papua,” kata juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 28 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebby menyatakan pembakaran dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap aparat militer Indonesia yang disebut menjual minuman beralkohol kepada masyarakat sipil di Papua. Dia mengatakan bahwa tindakan ini merupakan langkah tegas untuk melindungi masa depan generasi Papua dari dampak negatif alkohol.
“Penjualan minuman beralkohol ini merusak masa depan masyarakat Papua, khususnya di Yahukimo,” kata Elkius dalam laporannya. Dia juga meminta warga sipil untuk tidak menjadi informan militer Indonesia selama operasi TPNPB berlangsung di pusat kota Dekai. Menurut Elkius, upaya ini adalah bagian dari perlawanan terhadap dominasi militer Indonesia di tanah Papua.
Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB turut menyerukan aksi serupa di wilayah Papua lainnya. Sebby Sambom meminta seluruh pasukan TPNPB di 36 Komando Wilayah Pertahanan untuk membakar kios-kios milik aparat militer dan imigran Indonesia yang menjual minuman beralkohol kepada warga sipil. Mereka meminta agar pasukan tetap teguh dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Papua.
Peristiwa ini semakin memperburuk ketegangan antara TPNPB dan pihak keamanan Indonesia di Papua. TPNPB, yang juga disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), menganggap langkah ini sebagai bentuk konsistensi perjuangan demi kemerdekaan Papua, yang selama ini dianggap terus diabaikan oleh pemerintah pusat. Selain itu, pembakaran ini dianggap sebagai peringatan agar pihak militer menghentikan aktivitas yang mereka nilai merusak masyarakat sipil.
Pilihan Editor: Pedagang Protes Tak Diizinkan Berdagang di Area Beach Pool Ancol