Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Turun di jalur cepat

Steven parker dari universitas boston, as, meneliti perilaku anak. kesimpulannya: perilaku anak di pengaruhi faktor keturunan, pendidikan dan lingkungan. di as, teori itu masih diperdebatkan.

21 Maret 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AIR dari cucuran atap turunnya ke mana lagi. Atau, seperti kata orang Jawa: "Kacang memang tidak meninggalkan lanjarannya." Itu sekadar gampangnya melukiskan perilaku seorang anak yang dipengaruhi perangai orangtuanya. Prinsip pandangan seperti ini juga sering menjadi pegangan para ahli ilmu jiwa. Tapi, sejauh mana orangtua mempengaruhi sifat pada anak, tampaknya belum terpecahkan secara tuntas, hingga dewasa ini. Begitu pula hasil penelitian Dr. Steven Parker dari Universitas Boston, Amerika Serikat, terhadap 72 wanita tipe A yang melahirkan anak pertama. Hasilnya dilaporkan dalam jurnal ilmu kesehatan anak, Pediatrics, dua pekan lalu. Dari penelitiannya selama hampir tiga bulan itu, diketahui bahwa bayi yang dilahirkan dari wanita tipe A ternyata memberikan respons lebih besar pada lingkungannya, dan menangis atau tertawa lebih lama serta lebih keras dari bayi yang dilahirkan wanita tipe B. Wanita tipe A adalah yang cenderung bekerja keras, bergegas cepat, tergesa-gesa, ingin serba sempurna, terdorong ambisi besar, dan tidak biasa santai. Mereka juga gampang meledak, tak sabar, licik, dan memuntahkan amarah secara tak berkeruncingan. Singkatnya, wanita tipe A ini merupakan ciri wanita karier atau mereka yang hidup bagaikan di jalur cepat. Sedangkan wanita tipe B berwatak santai, penyabar, cenderung tidak membiarkan hal kecil mempengaruhi ketenangan jiwanya. Pengamatan pada bayi itu dilakukan Steven Parker sejak mereka berumur dua hari hingga tiga bulan. Dosen dari Universitas Boston ini memberi sejumlah pertanyaan yang harus diisi si ibu, misalnya bagaimana temperamen bayi selama penelitian itu. Berdasarkan jawaban yang masuk, Parker menemukan ciri bayi yang dilahirkan wanita tipe A itu seperti disebutkan tadi. Dari sini ia menarik kesimpulan: sang bayi dari wanita tipe A punya potensi menjadi manusia tipe A. Sebenarnya, teori tentang tipe kepribadian ini 18 tahun silam sudah diperkenalkan Dr. Meyer W. Friedman di Amerika Serikat. Hasil penelitiannya ini juga tidak sepi dari kritik. Ketika itu Friedman mengatakan, manusia tipe A mempunyai risiko tinggi terkena serangan jantung. Untuk menghindarinya, orang dari tipe A harus mengubah perilakunya. Kemudian, pada tahun 1988 muncul hasil yang menggugurkan "fatwa" Friedman itu. Sebuah penelitian menemukan justru tidak ada hubungan orang tipe A dengan serangan jantung. Malahan ternyata orang tipe B lebih rentan ketimbang tipe A terhadap serangan jantung. Akan halnya Parker, ia buruburu memperbaiki kesimpulannya tadi. "Tapi saya tak mengatakan tiap wanita tipe A akan melahirkan bayi ajaib seperti Lee Iaccoca, manajer paling top di Amerika," ujarnya. Sayangnya, penelitian Parker boleh dibilang serba tanggung. Banyak pertanyaan yang belum terjawab, misalnya apakah ciri tadi karena genetik atau merupakan pengaruh faktor lain. Bukti medis seperti itu belum bisa dijelaskannya hingga kini. Namun, tak berarti tertutup kemungkinan adanya hubungan antara ibu dan bayi yang dikandungnya. Seperti dikatakan Psikiater Dr. Dadang Hawari, di Jakarta, kejiwaan seorang ibu ternyata memperngaruhi bayi sejak dari kandungan. Menurut Dadang, apa yang dilakukan oleh Parker itu bisa dipercaya karena sudah lama para ahli jiwa berpendapat demikian. Jadi, penelitian Parker ini sekaligus membuktikan kebenaran teori yang ada selama ini. Teori itu, antara lain, mengatakan perilaku anak ditentukan oleh faktor keturunan (dibawa sejak lahir), pendidikan orangtua, dan pengaruh lingkungan. Mengenai keturunan yang dibawa si bayi, diduga itu terjadi karena wanita karier cenderung menghasilkan banyak hormon di tubuhnya. Perubahan hormon inilah yang kemudian mempengaruhi perilaku bayi sejak dalam kandungannya. "Jadi, bayi dalam kandungan itu tak hanya dipengaruhi makanan yang bergizi, tapi juga mental emosional si ibu," ujar Dadang. Namun, menurut dia, untuk menentukan apakah perilaku itu karena keturunan atau bukan, memang tidak mudah. Itu perlu penelitian lama. Kendati secara teoretis si bayi bisa membawa bakat si ibu, jadi-tidaknya bakat itu tergantung juga dari dua faktor lain, yakni pendidikan orangtua dan pengaruh lingkungan. Pendapat seperti itu juga dikemukakan Dr. Gary Bong, ahli ilmu kesehatan anak dari Universitas Miami. Katanya, wanita tipe A umumnya berusaha tampil sempurna dan lebih minta perhatian. Perilaku si ibu, selama masa percobaan itu, memberikan pengaruh yang besar pada si bayi. Dengan perkataan lain, si bayi menjadi tipe A karena pengaruh pendidikan sang ibu. "Bahkan mereka sering berharap anaknya tidak pernah berbuat salah," ujar Bong. Harapan yang tidak realistis itu, menurut Bong, dalam jangka panjang justru dapat mempengaruhi hubungan ibu dengan anak. Bukan hanya itu, anak tak berperilaku seadanya -- karena ada pemaksaan -- dan menghadapi masalah dalam perilakunya. Sama nasibnya dengan penelitian Friedman, apa yang sudah dicapai Parker pun diragukan. Itu dikemukakan Dr. Mark Stein di Universitas Chicago. Menurut Stein, mengelompokkan bayi selama tiga bulan dalam dua tipe tadi bukan pekerjaan mudah. "Bayi umur dua hari itu bisanya kan cuma menangis, kerjanya tak ada yang lain," katanya. Tampaknya, Parker perlu melakukan penelitian lebih mendalam untuk menangkis keraguan sejawatnya itu. Bambang Aji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus