Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wowon Erawan alias Aki, 60 tahun, pelaku pembunuhan berantai yang tega menghabisi orang terdekatnya ternyata pernah memperlihatkan kemampuannya menggandakan uang kepada tetangga kontrakannya di Kampung Cipeuyeum, Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mega Mulyati, 20 tahun, tetangga kontrakan Wowon dan Ai Maimunah di Cipeuyeum mengaku pernah menyaksikan langsung kemampuan penggadaan uang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Mega, Wowon pernah menunjukan kemampuannya mengandakan uang dengan menyulap uang Rp 1.000 menjadi Rp 30.000 di dalam amplop tertutup.
"Saya pernah melihat langsung, bukan saya yang minta tapi Wowon tiba-tiba ingin menunjukan kemampuannya menggandakan uang," ujar Mega saat ditemui di kontrakannya, Kamis 26 Januari 2023.
Mega menjelaskan, awalnya Wowon meminta dia memasukan uang Rp 1.000 ke dalam amplop. Kemudian Wowon menyentuh tiga kali amplop tersebut. Setelah itu Mega diminta membuka amplop tersebut dan uang yang semula Rp 1.000 berubah menjadi Rp 30 ribu dengan terdiri dari dua lembar uang pecahan Rp 20.000 dan Rp 10.000.
“Amplop dan uangnya saya yang siapkan. Saya sendiri yang masukan uangnya ke dalam amplop kemudian saya rekatkan. Setelah disentuh, Wowon meminta saya untuk membukanya. Ternyata memang berubah jadi Rp 30 ribu," kata Mega.
Wowon mengatakan bisa menggandakan uang dalam jumlah lebih besar
Dia mengatakan Wowon juga mengaku bisa menggandakan uang yang lebih besar. Namun Mega menolak lantaran tidak percaya dengan hal mistis terutama penggandaan uang.
"Katanya kalau Rp 50 ribu, bisa lebih banyak lagi uang dalam amplopnya. Tapi saya menolak karena takut. Ditambah lagi saya memang tidak percaya mistis dan menduga jika itu trik," kata dia.
Bahkan Mega sempat mengatakan kepada Wowon bahwa praktek penggandaan uang itu merupakan bagian dari ilmu hitam. Namun, Wowon membantah tuduhan itu.
“Saya tanya itu ilmu hitam bukan? Kata dia bukan, tapi saya tetap tak percaya,” ujar Mega.
Praktik penggandaan uang itu terungkap dari kasus kematian Siti, seorang TKW asal Garut yang dibunuh dengan cara didorong ke laut. Aksi itu tidak dilakukan langsung oleh pelaku, tetapi Siti didorong ke laut oleh Noneng, mertua Wowon, atas perintah Wowon dan Solihin. Nasib Noneng pun akhirnya tragis karena kemudian menjadi salah satu korban pembunuhan berantai Wowon dan Solihin alias Duloh.
Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse dan Kriminal Kepolisian Daerah Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Indrawienny Panjiyoga, mengatakan, awalnya Siti menagih hasil penggandaan uang kepada Wowon dkk. Alih-alih memberikan uang yang dijanjikan, Wowon kemudian malah mengelabui Siti.
"Jadi TKW ini diiming-imingi penggandaan uang oleh tersangka Solihin alias Duloh. Tetapi Siti dieksekusi oleh Noneng atas perintah Wowon," kata Panjiyoga.