Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat pemerintah Cina melarang keras berbagai bentuk perayaan Natal, sekelompok biarawati Budha justru memberikan hadiah Natal 2018 kepada para biarawati Katolik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Biarawati Budha ini tinggal di Kuil Lianzongg yang berada di kota pelabuhan bagian utara Cina. Ini satu-satunya kuil yang ditempati biarawati perempuan.
Baca: Natal 2018, Cina Tangkap Umat Kristen, Tutup Gereja dan...
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setiap Natal para biarawati Budha memberikan hadiah Natal berupa sayuran kubis, beras, tempung, minyak goreng, dan sejumlah makanan, dan uang tunai 2000 yuan atau setara dengan US$ 290 kepada para biarawati di gereja Katederal Santo Joseph atau dikenal dengan nama gereja Xikai.
"Kami semua orang beriman dan kami akan bekerja bersama memurnikan hati, mempromosikan nilai-nilai kami dan bermanfaat bagi semua orang," kata biarawati itu dalam pernyataannya yang diposting di Weibo, seperti dikutip dari South China Morning Post, Jumat, 21 Desember 2018.
Menurut biarawati itu, para biarawati Katolik itu hidup dalam kemiskinan, namun mereka teguh mengabarkan Injil dan tetap membagikan amal.
Baca: Dari 4 Peristiwa Ini Cina Dituding Persekusi Umat Kristen
Menurut juru bicara para biarawati Budha yang disapa Ma, mereka mengenal baik biarawati Katolik itu dan sering membagikan sesuatu kepada gereja di saat Natal.
"Biarawati sering belajar bersama dan membangun hubungan baik. Master kami mengetahui kondisi mereka dengan baik dan berusaha membantu mereka setiap tahun," ujar Ma.
Kuil Lianzong dibangun tahun 1930an dengan jumlah pengikutnya yang lebih banyak dari gereja Katolik di kota itu.
Perayaan Natal tidak diakui di Cina karena negara ini ateis. Minoritas Kristen di Cina semakin banyak menghadapi hambatan dalam kegiatan agamanya beberapa tahun terakhir.
Bahkan baru beberapa hari lalu kota Langfang di provinsi Hebei memerintahkan semua dekorasi Natal 2018 diturunkan dan melarang toko-toko memajang dekorasi Natal. Bahkan sejumlah univeristas melarang mahasiswanya merayakan Natal.