Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Brenton Tarrant, teroris penembak jamaah di dua masjid Selandia Baru pada bulan Maret menyatakan tidak bersalah atas 92 dakwaan, termasuk 51 dakwaan pembunuhan yang dikenakan padanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warga negara Australia berusia 28 tahun itu muncul melalui tautan audiovisual di Pengadilan Tinggi Christchurch pada Jumat pagi, menurut laporan CNN, 14 Juni 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tarrant mengajukan pembelaan tidak bersalah terhadap 51 dakwaan pembunuhan dan 40 dakwaan percobaan pembunuhan dan satu dakwaan di bawah UU Pemberantasan Terorisme, di mana untuk pertama kali dakwaan semacam itu dilakukan di Selandia Baru.
Permohonan tidak bersalah atas dakwaan diajukan oleh pengacara Tarrant, Shane Tait. Tarrant terlihat tersenyum ketika ia muncul melalui tautan video dari Penjara Paremoremo di Auckland.
Tarrant terdiam sepanjang penampilannya dan bisa dilihat pada monitor dari pinggang ke atas, mengenakan kaus abu-abu polos.
Tanggal persidangan selanjutnya ditetapkan pada 4 Mei 2020. Penilaian kesehatan mental telah selesai, dengan Hakim Cameron Mander mengatakan kepada pengadilan bahwa tidak ada masalah yang muncul sehubungan dengan kesehatan mental Tarrant untuk memasuki permohonan atau menghadapi persidangan.
Di bawah hukum Selandia Baru, pembunuhan diganjar hukuman seumur hidup, dan pembunuh yang dihukum harus menghabiskan setidaknya 10 tahun di penjara sebelum mereka memenuhi syarat untuk pembebasan bersyarat. Melakukan tindakan terorisme juga akan diganjar hukuman seumur hidup.
Tarrant terakhir muncul di pengadilan pada bulan April, ketika pengadilan memerintahkan dia menjalani penilaian kesehatan mental.
Dia ditangkap pada 15 Maret, dalam waktu 21 menit dari panggilan darurat pertama yang diterima oleh polisi.
Hampir semua korban Brenton Tarrant meninggal di Masjid Al Noor dan Masjid Islamic Center Linwood di Christchurch di Pulau Selatan Selandia Baru, dan hanya dua yang meninggal kemudian di rumah sakit, termasuk seorang warga negara Turki yang meninggal pada bulan Mei.