Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Pada hari ini 97 tahun lalu, tepat 18 Juli 1925, salah satu buku yang kelak dicap dan dinilai sebagai buku paling berbahaya di dunia, yaitu Mein Kampf, karya Adolf Hitler, diterbitkan.
Awal Mula Penerbitan Mein Kampf
Mein Kampf (My Struggle atau Perjuanganku) merupakan sebuah manifesto karangan diktator ternama asal Jerman, Adolf Hitler. Dikutip dari Britannica, buku ini ditulis oleh Hitler sewaktu ia dijebloskan ke penjara di Landsberg, Jerman sekitar selama 13 bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mulanya buku ini diterbitkan dalam dua volume yang dirilis pada tahun 1925 dan 1927. Namun, pada tahun 1930, muncul edisi singkat dari Mein Kampf. Kemudian, ragam versi Mein Kampf pada tahun 1939 telah terjual hingga sekitar 5,2 juta eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam 11 bahasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akan tetapi, pada tahun 1946, buku ini ditarik dari peredaran dan sempat dibekukan hak ciptanya selama 7 dekade. Penarikan ini dilandasi oleh ketakutan bahwa buku ini mampu menumbuhkan bibit-bibit pemikiran Nazism pada pembacanya. Selama pembekuan, hak cipta penerbitan buku ini diberikan pada Negara Bagian Bavaria di Jerman.
Kemudian, sejak 1 Januari 2016, pembekuan hak cipta Mein Kampf telah berakhir. Alhasil, buku ini diterbitkan ulang dengan ragam anotasi, tafsiran, dan keterangan yang diberikan oleh sejarawan dari Institut Sejarah Kontemporer Munich, seperti dilansir dalam Britannica.
Para korban Holocaust yang berada di balik pagar kawat berduri setelah dibebaskan dari kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz-Birkenau, Polandia, pada 1945. Courtesy of Yad Vashem Archives/Handout via REUTERS
Walaupun sempat dicap sebagai buku yang paling berbahaya, catatan Fortune.com, menunjukkan bahwa edisi terbaru, Mein Kampf: A Critical Edition, sangat diminati di Jerman hingga dicetak ulang lebih dari 80.000 eksemplar.
Bahkan, majalah asal Jerman, Der Spiegel, mencatat bahwa buku tersebut masuk sebagai buku nonfiksi terlaris selama 35 minggu.
4 Tesis Utama
Apabila merujuk pada HistoryCrunch.com, setidaknya terdapat empat tesis utama dalam buku ini. Pertama, antisemitism, yaitu dasar pemikiran dalam gerakan Partai Nazi yang menganggap bangsa Yahudi sekadar parasit dan ras Arya sebagai ras yang murni dan agung. Pemahaman ini berujung pada pembantaian besar-besaran bangsa Yahudi di wilayah Eropa. Salah satu peristiwa yang terkenal adalah meninggalnya jutaan bangsa Yahudi di kamp konsentrasi Auschwitz.
Kedua, anti-communism. Hitler memandang bahwa komunisme hanya menantang kebangkitannya untuk berkuasa dan menghambat pewujudan cita-cita fasisme. Secara ideologis, komunisme mendukung gagasan kepemilikan publik atas alat-alat produksi, sedangkan fasisme mengizinkan kepemilikan pribadi selama itu mendukung tujuan nasionalistis negara.
Ketiga, nasionalisme ekstrem Jerman. Beberapa sejarawan menyebut ide tersebut sebagai ultranasionalism. Pemikiran ini menjadi dasar penganiayaan Nazi terhadap orang-orang Yahudi sebagai bentuk promosi rasa nasionalisme mereka sendiri di atas rasa nasionalisme bangsa lain.
Keempat, ide terakhir dalam buku ini adalah lebrensaum, yaitu ide Hitler untuk mencari ruang hidup dan ekspansi bagi ras Arya agar memiliki tempat hidup yang layak sehingga dapat menggandakan populasi dengan cepat.
Ide terakhir inilah yang menjadikan Mein Kampf dinilai sebagai buku yang berbahaya. Sebab, ide tersebut mengimplikasikan seruan Adolf Hitler untuk memperluas wilayah Jerman dan memurnikan ras Arya. Alhasil, lahirlah tragedi Holocaust di beberapa wilayah Eropa seperti yang kita ketahui saat ini.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN