Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan akan mengizinkan dokter asing bekerja di rumah sakit setelah melalui proses pemeriksaan yang ketat, kata Perdana Menteri Han Duck-soo pada Jumat 10 Mei 2024. Langkah ini diambil karena pemogokan selama berbulan-bulan yang dilakukan oleh dokter muda terus berlanjut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PM Han mengatakan bahwa pemerintahnya akan memastikan "memiliki sistem keamanan menyeluruh untuk mencegah dokter yang tidak memenuhi syarat (dengan izin asing) merawat warga kami".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah, yang mengklaim telah menawarkan beberapa kelonggaran dalam upaya mengakhiri aksi mogok, mengatakan pada minggu ini bahwa dokter dengan izin medis asing akan diizinkan untuk berpraktik di negara tersebut, dalam upaya untuk mengurangi gangguan layanan.
Ribuan dokter berhenti bekerja pada 20 Februari untuk memprotes rencana pemerintah mendidik lebih banyak dokter, sehingga menyebabkan kekacauan di rumah sakit.
Setelah langkah tersebut diumumkan, ketua Asosiasi Medis Korea (KMA), Lim Hyun-taek, membagikan tangkapan layar laporan berita tentang dokter Somalia yang baru lulus dengan komentar: "Segera Hadir."
Postingan tersebut, yang kemudian dihapus, memicu kritik luas di dunia maya dan sangat tidak pantas serta "jelas rasis", kata Kim Jae-heon, sekretaris jenderal sebuah organisasi non-pemerintah yang menganjurkan perawatan medis gratis.
Postingan tersebut “mengeksploitasi Islamofobia dan stereotip terhadap negara-negara berkembang”, katanya.
Pemerintah terjebak dalam perselisihan yang berkepanjangan dengan para dokter muda, yang menolak untuk kembali ke rumah sakit mereka. Meskipun, kementerian kesehatan bulan lalu menawarkan untuk mengurangi usulan reformasi pelatihan medis pada 2025.
Para dokter yang mogok menolak tawaran tersebut, dan mendesak rencana untuk menambah lebih banyak dokter dibatalkan seluruhnya. Penambahan ini menurut pemerintah penting untuk mengatasi kekurangan dan merawat populasi yang menua dengan cepat.
Pertentangan mengenai rencana medis pemerintah saat ini sedang berlangsung di Pengadilan Tinggi Seoul. Para dokter dan mahasiswa kedokteran berusaha membuktikan bahwa rencana tersebut tidak diperlukan.
Pengadilan administratif telah memenangkan pemerintah dan Pengadilan Tinggi Seoul diperkirakan akan menyampaikan keputusannya minggu depan, menurut kantor berita Korea Selatan Yonhap.
CHANNEL NEWSASIA | YONHAP