Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menurut laporan dari Human Rights Watch (HRW), gerombolan bersenjata Haiti merekrut anak-anak yang kelaparan untuk memperkuat barisan mereka sebagai persiapan untuk bentrokan yang berkepanjangan dan penuh kekerasan dengan pasukan keamanan internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Organisasi hak asasi manusia tersebut menyatakan bahwa kelompok-kelompok bersenjata, yang mendominasi sebagian besar wilayah Haiti, membujuk ratusan, bahkan ribuan, anak-anak miskin untuk bergabung dengan barisan mereka dengan janji-janji makanan dan tempat tinggal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HRW melaporkan bahwa sebanyak 30% anggota geng Haiti sekarang adalah anak-anak yang telah dipaksa untuk melakukan kegiatan ilegal, menjadi tentara bersenjata, mata-mata, atau dieksploitasi untuk tujuan seksual.
Penulis laporan tersebut, Nathalye Cotrino, mengatakan kepada The Guardian, "Semua sumber yang kami konsultasikan, termasuk anak-anak yang terkait dengan kelompok-kelompok kriminal, mengatakan kepada kami bahwa semakin banyak anak-anak yang bergabung dengan geng dan bahwa mereka sedang mempersiapkan diri untuk memiliki lebih banyak personel yang tersedia untuk berperang melawan pasukan keamanan internasional dan polisi Haiti."
"Pada akhirnya, mereka berencana menggunakan anak-anak sebagai 'perisai manusia' jika operasi melawan kelompok-kelompok kriminal dimulai di wilayah yang mereka kuasai."
Haiti telah terjerumus ke dalam kekacauan dan keputusasaan yang semakin meningkat sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada Juli 2021. Saat ini, 5,4 juta orang menghadapi kelaparan secara rutin, sementara 2,7 juta - termasuk setengah juta anak-anak - hidup di bawah kendali kelompok-kelompok bersenjata yang kejam.
Kemiskinan dan Kelaparan
Sebuah laporan dari kelompok Masyarakat sipil pada Agustus menyatakan bahwa kemiskinan yang meluas dan parah di Haiti memudahkan kelompok-kelompok bersenjata untuk membujuk anak-anak untuk mengangkat senjata atau bekerja sebagai informan.
Dengan satu dari dua anak yang secara teratur kelaparan dan sekolah yang sering ditutup, janji akan makanan yang konsisten bisa cukup untuk memikat mereka.
"Ada banyak anak laki-laki, dan juga banyak anak perempuan, yang bergabung dengan geng demi keamanan, tetapi juga karena mereka tidak memiliki kesempatan," kata Emmline Toussaint, dari Bureau de Nutrition et Développement (BND).
Kelompok-kelompok masyarakat sipil percaya bahwa anak-anak mudah dibujuk untuk mengangkat senjata atau menjadi mata-mata di Haiti karena kemiskinan yang ekstrem dan meluas di negara itu.
Dalam upaya untuk menjaga anak-anak tetap bersekolah dan menjauhi jalanan, di mana mereka lebih mungkin direkrut untuk mengangkat senjata, BND menyediakan makan siang gratis di sekolah.
"Kami masih memiliki keprihatinan serius tentang integrasi langkah-langkah perlindungan anak oleh Misi Dukungan Keamanan Multinasional. Dengan kelompok-kelompok bersenjata di Haiti yang secara aktif merekrut anak-anak, keselamatan mereka tidak boleh diabaikan," kata Imbeault.
AL MAYADEEN
Pilihan Editor: Meski Diserang Israel, UNIFIL: 'Kami Akan Tetap Tinggal'