Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ini Enam Kandidat Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad Gagal Lolos

Presiden Iran bukan pemegang otoritas tertinggi untuk semua urusan negara, melainkan Pemimpin Tertinggi, Ali Khamenei.

10 Juni 2024 | 19.35 WIB

Mahmoud Ahmadinejad . REUTERS/Karim Kadim
Perbesar
Mahmoud Ahmadinejad . REUTERS/Karim Kadim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Iran, Minggu, 9 Juni 2024, mengumumkan daftar kandidat yang disetujui untuk maju dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 28 Juni. Yang tidak masuk dalam daftar adalah mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad dan mantan ketua parlemen Ali Larijani, yang telah didiskualifikasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemilu mendatang, yang semula dijadwalkan pada 2025, dipercepat karena kematian mendadak Presiden Ebrahim Raisi dalam sebuah kecelakaan helikopter pada Mei.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dewan Wali, sebuah badan yang terdiri dari para ulama dan ahli hukum yang pada akhirnya berada di bawah pengawasan Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, menyetujui enam kandidat. Mereka adalah, Mohammad-Bagher Ghalibaf, Saeed Jalili, Masoud Pezeshkian, Alireza Zakani, Mostafa Pourmohammadi, Amirhossein Ghazizadeh-Hashemi

Kecuali Pezeshkian, yang berafiliasi dengan kubu politik "reformis" Iran, lima kandidat lainnya dianggap sebagai "konservatif" atau "ultrakonservatif".

Berikut kandidat-kandidat yang disetujui:

Ketua Parlemen, Mohammad-Bagher Galibaf

Kandidat utama di antara mereka yang disetujui adalah Ketua Parlemen Ghalibaf. Pria berusia 62 tahun ini sebelumnya pernah mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pada tahun 2005 dan 2013. Pada 2017, ia mengundurkan diri dari persaingan untuk mendukung Raisi, yang akhirnya berada di posisi kedua.

Ghalibaf, seorang veteran perang Iran-Irak, pernah menjabat sebagai komandan angkatan udara IRGC. Dia adalah wali kota Teheran dari tahun 2005 hingga 2017 dan juga pernah menjabat sebagai kepala kepolisian Iran.

Setelah mendaftarkan pencalonannya di kementerian dalam negeri awal bulan ini, Ghalibaf berjanji untuk meningkatkan perekonomian jika terpilih.

Negosiator Nuklir, Saeed Jalili

Tokoh penting lainnya dalam daftar ini adalah mantan wakil menteri luar negeri dan negosiator nuklir Jalili. Dikenal karena sikap negosiasinya yang tidak fleksibel, pria berusia 58 tahun ini adalah pengkritik keras kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia. Selama pemilu 2021, ia mundur dari pencalonan presiden untuk memberikan dukungannya kepada pencalonan Raisi.

Anggota Parlemen, Masoud Pezeshkian

Pezeshkian, satu-satunya kandidat yang tidak terkait dengan fraksi konservatif, menjabat sebagai anggota parlemen yang mewakili kota barat laut Tabriz di parlemen. Ia sebelumnya menjabat sebagai wakil ketua parlemen dan, sebelumnya, sebagai menteri kesehatan.

Dukungan Pezeshkian oleh Dewan Wali mungkin merupakan upaya pihak berwenang untuk meningkatkan partisipasi pemilih, yang telah menurun dalam beberapa pemilu terakhir.

Selama pemilihan tahun 2021, yang menghasilkan kepresidenan Raisi, Dewan Wali mendiskualifikasi pesaing potensial yang dapat menjadi tantangan bagi Raisi. Pemilu tersebut mencatat rekor jumlah pemilih yang rendah, yaitu hanya 48,8 persen. Republik Islam secara tradisional mengandalkan jumlah pemilih untuk menunjukkan legitimasinya.

 

Wali Kota Teheran, Alireza Zakani

Pesaing lainnya adalah Wali Kota Teheran Alireza Zakani, yang mendaftar untuk pemilu 2021 tetapi akhirnya mengundurkan diri dari pencalonan presiden untuk mendukung pencalonan Raisi.

Zakani, Minggu, mengindikasikan bahwa ia tidak berniat untuk mundur dari perlombaan kali ini, dengan mengatakan dalam sebuah posting di platform media sosial X: "Pada pemilihan 2024, saya akan tetap tinggal dan bersaing hingga akhir untuk melanjutkan jalur [Raisi]."

Kandidat lain yang disetujui termasuk wakil presiden petahana dan kepala Yayasan Martir Amirhossein Ghazizadeh-Hashemi, yang berkompetisi dalam pemilihan presiden 2021 tetapi memperoleh suara paling sedikit di antara empat kandidat, bersama dengan mantan menteri dalam negeri dan ulama Mostafa Pourmohammadi.

Siapa yang didiskualifikasi?

Awalnya, 80 orang Iran mendaftarkan diri mereka untuk mengikuti pemilu pada 28 Juni.

Kandidat yang paling terkenal adalah Mahmoud Ahmadinejad, yang pada usia 67 tahun ingin kembali menjabat sebagai presiden Iran, posisi yang pernah dipegangnya selama dua periode berturut-turut dari 2005 hingga 2013. Ahmadinejad telah didiskualifikasi untuk ketiga kalinya, menyusul kegagalannya dalam pemilihan presiden 2017 dan 2021.

Ahmadinejad, yang dulunya merupakan sekutu favorit Pemimpin Tertinggi Khamenei, tidak lagi disukai oleh pemimpin tertinggi tersebut pada masa jabatannya yang kedua dan telah dikesampingkan sejak saat itu.

Tokoh terkemuka lainnya yang didiskualifikasi adalah Ali Larijani, mantan ketua parlemen yang kini dianggap sebagai "moderat" dalam politik Iran. Larijani juga menghadapi diskualifikasi pada pemilu 2021.

Kandidat lain yang didiskualifikasi termasuk mantan gubernur bank sentral Abdolnasser Hemmati, yang mencalonkan diri pada 2021 tetapi kalah dari Raisi; mantan wakil presiden Eshaq Jahangiri, yang juga didiskualifikasi pada 2021; dan mantan komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Vahid Haghanian.

Di Iran, pemimpin tertinggi, bukan presiden, memegang otoritas tertinggi atas semua urusan negara, termasuk kebijakan luar negeri dan program nuklir. Khamenei, 85 tahun, telah menjadi pemimpin tertinggi Iran sejak 1989.

AL ARABIYA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus