Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seoul -- Peretas Korea Utara mencuri cetak biru mengenai kapal perang dengan kemampuan rudal dan kapal selam. Data ini diambil dari perusahaan pembuat kapal terbesar dunia, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Company.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peristiwa pencurian ini, menurut media Dong A Ilbo seperti dikutip Sydney Morning Herald, terjadi pada April 2016. "Ada sekitar 60 dokumen rahasia dari total 40 ribu dokumen yang dicuri," begitu dilansir media Sydney Morning Herald, Selasa, 31 Okober 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Malaysia Tutup Kedutaannya di Korea Utara
Legislator dari partai oposisi, Kyeong Dae-soo, mengatakan kepada media Korea Selatan bahwa dia mendapatkan informasi ini dari penjelasan Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Menurut Kyeong, kementerian melakukan inspeksi kepada perusahaan pembangun kapal itu selama enam bulan terkait kasus ini.
Pada awal Oktober, seorang legislator Korea Selatan juga mengatakan para peretas komputer Korea Utara mencuri rencana militer Korea Selatan. Rencana perang ini diracik oleh militer Amerika Serikat dan Korea Selatan. Salah satu rencananya adalah menyerang pemimpin tertinggi Korea Utara.
Rezim Kim Jong Un dikabarkan telah mengembangkan berbagai kemampuan peretasan. Kemampuan ini semakin dibutuhkan karena negara ini terkena sanksi ekonomi dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa. Korea Utara kerap dituding terlibat peretasan dari kasus peretasan perusahaan film Sony hingga bank sentral Bangladesh.
Pada Senin, 30 Oktober 2017, rezim Korea Utara membantah telah meretas Layanan Kesehatan Inggris (UK National Health Service).
Sydney Morning Herald