Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Korea Utara Diduga Jebol Komputer Daewoo Shipbuilding

Peretas Korea Utara diduga mendapat dokumen soal teknologi kapal perang dan kapal selam Korea Selatan.

31 Oktober 2017 | 15.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bersama dengan istrinya Ri Sol Ju saat mengunjungi pabrik kosmetik di Pyongyang, 28 Oktober 2017. KCNA/via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seoul -- Peretas Korea Utara mencuri cetak biru mengenai kapal perang dengan kemampuan rudal dan kapal selam. Data ini diambil dari perusahaan pembuat kapal terbesar dunia, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Company.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peristiwa pencurian ini, menurut media Dong A Ilbo seperti dikutip Sydney Morning Herald, terjadi pada April 2016. "Ada sekitar 60 dokumen rahasia dari total 40 ribu dokumen yang dicuri," begitu dilansir media Sydney Morning Herald, Selasa, 31 Okober 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca: Malaysia Tutup Kedutaannya di Korea Utara

Dokumen ini berisi berbagai informasi sensitif mengenai cara membuat konstruksi kapal selam, cetak biru, sistem senjata, serta evaluasi kapal perang dan kapal selam.
 
Angkatan Laut Korea Selatan memiliki armada kapal perang yang dilengkapi dengan system pertahanan Aegis. System pertahanan ini disiapkan sebagai serangan preemptive terhadap Korea Utara jika negara komunis itu mengirimkan kapal selam dengan kekuatan rudal balistik untuk menyerang target-target strategis di Korea Selatan.

Legislator dari partai oposisi, Kyeong Dae-soo, mengatakan kepada media Korea Selatan bahwa dia mendapatkan informasi ini dari penjelasan Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Menurut Kyeong, kementerian melakukan inspeksi kepada perusahaan pembangun kapal itu selama enam bulan terkait kasus ini.

Pada awal Oktober, seorang legislator Korea Selatan juga mengatakan para peretas komputer Korea Utara mencuri rencana militer Korea Selatan. Rencana perang ini diracik oleh militer Amerika Serikat dan Korea Selatan. Salah satu rencananya adalah menyerang pemimpin tertinggi Korea Utara.

Rezim Kim Jong Un dikabarkan telah mengembangkan berbagai kemampuan peretasan. Kemampuan ini semakin dibutuhkan karena negara ini terkena sanksi ekonomi dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa. Korea Utara kerap dituding terlibat peretasan dari kasus peretasan perusahaan film Sony hingga bank sentral Bangladesh.

Pada Senin, 30 Oktober 2017, rezim Korea Utara membantah telah meretas Layanan Kesehatan Inggris (UK National Health Service).

Sydney Morning Herald

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus