Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seekor kura-kura terlahir dalam kondisi tak biasa atau langka dengan cangkang berwarna kuning keemasan. Kura-kura itu diketahui mengalami sebuah mutasi genetik, namun oleh warga dianggap sebagai sebuah inkarnasi seorang dewa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kura-kura langka itu ditemukan di sebuah desa di selatan Nepal. Mithila Wildlife Trust mengidentifikasi kura-kura itu sebagai kura-kura Indian Flapshell.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kamal Devkota, ahli reptil yang mendokumentasikan temuan itu mengatakan kura-kura tersebut memiliki sebuah makna spiritual yang mendalam.
“Bukan hanya warnanya yang kuning seperti emas, namun kura-kura ini secara keseluruhan memiliki nilai religius dan budaya di Nepal. Diyakini Dewa Vishnu mengubah wujud menjadi seekor kura-kura untuk menyelamatkan jagad raya dari kehancuran atas inkarnasinya,” kata Devkota, seperti dikutip dari mirror.co.uk.
Kura-kura berwarna kuning keemasan ditemukan di Nepal. Sumber: Pen News/Dev Narayan Mandal/mirror.co.uk
Menurut Devkota, dalam mitologi Hindu bagian cangkang atas kura-kura adalah langit dan bagian cangkang bawah bumi. Dewa Vishnu atau yang dikenal Kurma, saat ini disembah di beberapa kuil di India.
Kura-kura berwarna emas tersebut memiliki warna yang indah, yang mengalami chromatic leucism, yakni sebuah kondisi akibat hilangnya pigmentasi. Leucism biasanya menghasilkan warna putih, pucat atau agak pucat, namun dalam kasus ini kura-kura itu mengarah ke xanthophores, yang berlimpah sel-sel warna kuningnya atau sangat dominan.
“Ini temuan kura-kura pertama saya dengan kondisi warna yang tidak biasa. Ini adalah kura-kura pertama di Nepal dengan kondisi chromatic leucism, Lissemys punctata andersoni. Jenis seperti ini mungkin hanya 5 ekor dari seluruh spesies kura-kura di dunia. Jadi, kami bisa katakana ini temuan yang tidak biasa,” kata Devkota.
Setelah di dokumentasikan, kura-kura langka tersebut dilepas ke alam liar. Kura-kura tersebut diprediksi akan mengalami kesulitan hidup dibanding kura-kura jenis lainnya.
“Kura-kura yang mengalami penyimpangan warna sangat jarang terjadi karena ini juga akan berdampak pada kura-kura itu sendiri, mungkin bisa memberikan kerugian pada lingkungan mereka,” kata Devkota.
Kura-kura jenis Lissemys punctate akan lebih mudah berkamuflase ketika berada di lingkungan air keruh, area berwarna hijau dan lingkungan berair yang sering didatangi oleh spesies jenis itu. Kondisi genetik seperti chromatic leucism akan membuat hewan tersebut lebih dampak terlihat sehingga menempatkannya dalam tekanan alam. Akan tetapi, hewan-hewan semacam ini dihargai sangat mahal di pasar jual-beli hewan.