Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Provinsi Kalimantan Utara menandatangani kerja sama pengembangan energi hijau di Kalimantan Utara dengan anak perusahaan Fortescue Metal Group Australia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Duta Besar RI untuk Australia, Siswo Pramono, menyaksikan penandatanganan langsung perjanjian kerja sama pada 7 Desember 2021 antara PT Indonesia Fortescue Infrastructure (FFI) dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara secara daring, untuk mengembangkan energi hijau dan industri ramah lingkungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PT Indonesia Fortescue Infrastructure adalah perwakilan Fortescue Future Industries di Australia yang merupakan anak perusahaan dari Fortescue Metals Group Ltd (FMG).
Perjanjian yang ditandatangani oleh Area Manager Fortescue Metals Group (FMG) Australia untuk wilayah Asia-Pasifik, Malcolm Brailey bersama dengan Sekretaris Daerah Pemprov Kalimantan Utara, bernilai sekitar Rp180 triliun dan merupakan bagian dari rencana investasi FMG sebesar USD10 miliar di provinsi lainnya, di antaranya Papua dan Kalimantan Timur.
Penandatanganan payung perjanjian atau Deed Agreement antara pihak FMG dan pemerintah RI telah ditandatangani pada 4 September 2020, untuk pembangunan industri hijau di Provinsi Papua, Kalimantan Utara, dan Provinsi Kalimantan Timur, yang telah difasilitasi mulai dari proses penjajakan hingga realisasi kerja sama investasi oleh Perwakilan RI di Perth.
"...sebagai Perwakilan RI di Australia, kami turut bangga dan kedepan akan tetap siap membantu memfasilitasi dan mendorong peningkatan investasi oleh pelaku bisnis di kedua negara," kata Dubes Siswo Pramono, dalam keterangan pers KBRI Canberra yang diterima Tempo, 7 Desember 2021.
Selain Dubes RI Canberra, Deputy Chief of Mission Mohammad Syarif Alatas dan Korfung Ekonomi KBRI Canberra Pande K. Wuri Handayani, hadir pula Konjen RI Perth Listiana Operananta, dan CEO Fortescue Metal Group Jullie Shuttleworth, serta wakil Dubes Australia di Jakarta, menyaksikan penandatanganan tersebut secara daring.
Kerja sama tersebut diharapkan dapat mendukung komitmen pemerintah RI untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan perekonomian setempat, melalui penyerapan tenaga kerja, peningkatan kemampuan, dan peluang bisnis sektor riil setempat, serta mendukung penggunaan energi hijau di Indonesia.