Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Airlangga Sebut Jokowi Telah Prioritaskan Pengembangan Energi Baru Terbarukan

Airlangga Hartarto mengklaim Indonesia telah berperan aktif dalam upaya mitigasi emisi global untuk mengantisipasi perubahan iklim.

8 Oktober 2022 | 16.29 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya pada Rakorpusda Pengendalian Inflasi 2022, di Surabaya, Rabu (14/9).
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya pada Rakorpusda Pengendalian Inflasi 2022, di Surabaya, Rabu (14/9).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim Indonesia telah berperan aktif dalam upaya mitigasi emisi global untuk mengantisipasi perubahan iklim dengan mencanangkan target mencapai nol emisi karbon pada 2060 atau lebih cepat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Komitmen Indonesia, ucapnya, telah ditunjukkan dengan pemberian perhatian penuh pada pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui transformasi ekonomi hijau. Ia menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memprioritaskan pengembangan transisi energi menggunakan EBT.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Pengembangan PLTA Kayan Cascade yang bisa mengembangkan sampai sekitar 12 gigawatt (GW) ini sudah menjadi perhatian Bapak Presiden Joko Widodo, dan ini sudah menjadi bagian dari komitmen," ucapnya melalui keterangan tertulis pada Jumat, 7 Oktober 2022.

Pemerintah juga menargetkan 23 persen dari keseluruhan sumber energi berasal dari energi terbarukan pada tahun 2026 mendatang. Ia pun berharap pada 2023, hasil dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan kecepatan upaya transisi energi bisa mulai terlihat.

Airlangga menyampaikan bahwa pengembangan energi dan industri berbasis hijau akan terus didorong. Sebab sangat diperlukan sebagai sumber energi di masa mendatang, yakni energi hijau dan juga diperuntukkan bagi berbagai smelter yang ramah lingkungan.

Di sisi lain, Indonesia sendiri merupakan pasar utama Sumitomo Corporation (SC) Group untuk bisnis ketenagalistrikan, dimana PLTA Kayan Cascade sendiri diproyeksikan menjadi PLTA terbesar di Asia Tenggara. Dia berharap PLTA Kayan Cascade bisa mempercepat transisi energi Indonesia.

Pembangunan PLTA Kayan Cascade itu membutuhkan investasi sebesar US$ 17,8 miliar. Kapasitas PLTA Kayan Cascade pada tahap pertama direncanakan sebesar 900 megawatt (MW), tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW. Tahap pertama ditargetkan selesai pada 2026. Sementara itu, tahap kedua hingga tahap kelima masing-masing akan memakan waktu 2 hingga 3 tahun dari tahap pertama.

"PLTA Kahyan Cascade merupakan sumber daya terintegrasi yang diharapkan dapat melistriki kawasan industri di Tanah Kuning di Kalimantan Utara dan diharapakan ini juga menjadi zona ekonomi terintegrasi,” kata Airlangga.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus