Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sepasang sandal dengan mereka Birkenstock edisi lawas yang pernah digunakan oleh pendiri Apple, Steve Jobs telah berhasil dilelang di rumah lelang Julien's Auctions, California, Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Awalnya, sandal kulit bekas Steve Jobs tersebut dilelang dengan harapan terjual 60.000 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 932 juta. Di luar ekspektasi, sandal lawas tersebut berhasil terjual berkali-kali lipat dibanding taksiran rumah lelang, yaitu seharga 218.750 dollar Amerika Serikat atau setara Rp3,4 miliar. Harga ini pun tercatat rekor lantai menjadi harga termahal untuk sebuah sandal di rumah lelang Julien's Auctions.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum dilelang, pihak rumah lelang telah menjelaskan bahwa sandal bekas Steve Jobs itu dirawat dengan baik dan kondisinya masih relatif bagus. Padahal, sandal Birkenstock tersebut menjadi alas kaki yang digunakan Steve Jobs sekitar era 1970-1980. Sebenarnya, sandal tersebut sudah pernah dibuang ke tempat sampah, tetapi diambil kembali oleh Mark Sheff, mantan manajer rumah Steve Jobs.
Baca: Apple Peringati 10 Tahun Mendiang Steve Jobs di Situs Web Resminya
Jalan Panjang Sandal Birkenstock
Sandal dengan merek Birkenstock memang terkenal karena memiliki sol gabus berkontur berbahan dasar suede dan goni sehingga sangat sesuai dengan bentuk kaki seseorang. Produsen dari merek sandal dan sepatu Birkenstock adalah Birkenstock Group B.V. & Co. KG yang telah didirikan pada 1774 oleh Johann Adam Birkenstock. Perusahaan ini memiliki kantor pusat yang berada di Neustadt (Wied), Rhineland-Palatinate, Jerman.
Tujuan awal perusahaan ini adalah untuk menciptakan sepatu yang dapat menopang dan membentuk bentuk kaki. Sebab, perusahaan ini melihat banyak sepatu kala itu yang menggunakan sol datar sehingga tidak sedikit orang tidak nyaman menggunakannya. Akhirnya, pada 1896, Fussbett (jenis alas kaki) dibuat dan pada 1925 Birkenstock berhasil dijual luas ke seluruh Eropa.
Kemudian, pada 1966, Margot Fraser untuk pertama kalinya membawa Birkenstock ke Amerika Serikat. Di sana, Birkenstock semakin terkenal karena acapkali sandal ini digunakan kaum hippie era 1970-an. Sebab, kala itu Amerika Serikat sedang memiliki tren “kembali ke alam (back to nature)” yang sangat cocok untuk menggunakan sandal Birkenstock. Kemudian, pada 1986, Nordstrom menjadi department store pertama yang menjual sandal Birkenstock.
Melansir laman resmi birkenstock, setelah diterima luas oleh masyarakat Amerika Serikat, Fraser mendirikan perusahaan perdagangan bernama Birkenstock Footprint Sandals, Inc. di Novato, California. Namun, pada 2005, perusahaan tersebut berganti nama menjadi Birkenstock Distribution USA, Inc. (BDUSA) yang masih tetap menjadi importir dan distributor eksklusif produk Birkenstock di Amerika Serikat hingga 2007. Pada 2007, pemilik Birkenstock, Orthopädie GmbH & Co. KG membeli mitra distribusi lama mereka, BDUSA.
Kemudian, pada 2015, EVA, sandal karet yang terbuat dari etilen-vinil asetat dibuat sebagai alternatif yang lebih murah dari Birkenstock gabus asli. Sebab, semakin tahun harga Birkenstock asli selalu mengalami kenaikan harga. Tidak hanya masyarakat biasa saja, berbagai perancang busana di beberapa negara pun telah menggunakan Birkenstock.
Pada Februari 2021, L Catterton, firma ekuitas swasta yang didukung oleh LVMH Bernard Arnault telah setuju untuk membeli grup alas kaki Jerman, Birkenstock dengan harga kesepakatan sekitar €4 miliar atau setara dengan 65 triliun. Setelah berpindah tangan, pada 3 Juni 2021, Birkenstock Group mengumumkan kolaborasi dengan perancang busana, Rick Owens dengan melakukan interpretasi model Arizona dan Boston yang telah dirilis. Selain itu, gaya Rotterdam pun baru dihadirkan dan dirilis untuk dijual.
RACHEL FARAHDIBA R
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.