Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini mengenai gelombang tinggi di laut yang berpotensi muncul selama tiga hari ke depan. Para nelayan dan pengelola kapal kapal diminta mewaspadai gelombang laut yang tingginya bisa meningkat hingga maksimal hingga 6 meter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Berpotensi terjadi di Samudera Hindia barat Lampung dan selatan Banten,” begitu bunyi peringatan dini yang dirilis BMKG melalui akun Instagram resminya pada Kamis, 6 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim BMKG juga meningatkan soal gelombang setinggi 2,5-4 meter yang berpeluang muncul di Samudera Hindia barat Aceh hingga Bengkulu, serta perairan selatan Jawa barat hingga Nusa Tenggara Timur. Kondisi serupa juga berpotensi terjadi juga di Samudra Pasifik Utara Maluku, Laut Arafuru bagian barat hingga tengah, serta Laut Natuna utara.
Ada juga risiko gelombang tinggi 2,5 meter di Selat Malaka bagian utara, Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Sumbawa, dan Laut Flores. Kemudian juga di Selat Makassar bagian selatan, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Laut Arafuru bagian utara dan timur, dan Samudera Pasifik utara Papua.
Secara reguker, tim BMKG meminta para nelayan mewaspadai angin yang kencangnya lebih dari 15 knot, serta gelombang yang tingginya melebihi 1,25 meter. Kapal tongkang juga harus mewaspadai angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Ada juga imbauan bagi nahkoda kapal ferry untuk mewaspadai kecepatan angin di atas 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Nahkoda armada ukuran besar, seperti kapal kargo dan kapal pesiar, harus memperhatikan angin di atas 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
Menurut pengamatan BMKG, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat laut ke timur laut dengan kecepatan berkisar 6-25 knot. Adapun angin di wiilayah selatan bergerak lebih kencang barat laut dengan kecepatan maksimal 30 knot.
“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia sebelah barat Lampung dan selatan Pulau Jawa, serta Laut Arafuru,” begitu catatan BMKG.
Pilihan Editor: Tim Ekspedisi Konservasi Indonesia Temukan Spesies Ikan Gobi Kerdil Baru di Teluk Saleh NTB