Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Efek Gelombang Rossby dan Laut Hangat, Jawa Barat Masih Diguyur Hujan Saat Kemarau

BMKG memperkirakan hujan tetap membasahi sebagian besar Jawa Barat selama sepekan ke depan, meski sudah masuk awal puncak kemarau.

6 Agustus 2024 | 04.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi gelombang Rossby. Aasnova.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) memprediksi hujan akan tetap mengguyur sebagian besar wilayah Jawa Barat selama sepekan ke depan, atau pada 5-11 Agustus 2024. Pada awal masa puncak kemarau ini, hujan lebat hanya turun sekejap, sedangkan hujan berintensitas ringan hingga sedang lebih dominan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat, Rakhmat Prasetia, menyebut hujan di Jawa Barat pada pekan ini dipicu beberapa faktor, salah satunya suhu muka laut. Perairan yang hangat menambah suplai uap air ke langit Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kemudian gelombang Rossby Equatorial diperkirakan masih aktif,” katanya lewat keterangan tertulis, Ahad, 4 Agustus 2024.

Pendorong hujan lainnya adalah labilitas atmosfer yang masih berada pada kategori labil ringan hingga sedang. Faktor yang sama juga memicu hujan di Jawa Barat pada pekan lalu, namun curahnya cenderung lebih lebat.

Menurut catatan Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat, area yang akan diguyur hujan lebar adalah Kota dan Kabupaten Bogor, Kota dan Kabupaten Sukabumi, serta Cianjur. Wilayah lain di Jawa Barat akan dibasahi hujan ringan hingga sedang, misalnya di Kota dan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat.

Pada 5-7 Agustus 2024, suhu terendah di Jawa Barat diprediksi berkisar 18,4-19,8 derajat Celcius, sedangkan suhu maksimumnya 30,2-30,4 derajat Celcius. Kecepatan angin tercatat sekitar 5-19 kilometer per jam.

 

Kemarau Basah di Jabodetabek

Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, memprediksi hujan sedang hingga lebat juga berpotensi membasahi Jakarta dan sekitarnya selama dua hari ke depan. Hujan cenderung turun mulai siang hingga malam.

"Kejadian hujan di musim kemarau merupakan fenomena umum karena kondisi dinamika atmosfer yang sangat dinamis," kata Guswanto saat dihubungi Tempo, Senin, 4 Agustus 2024.

Menurut Guswanto, intensitas hujan akan berkurang setelah gelombang atau dinamika atmosfer melewati wilayah Indonesia. Salah satu fenomena pemicu hujan lebat saat kemarau adalah gelombang Rossby Ekuator. Dampak gelombang ini paling terasa di Jawa Barat bagian tengah hingga barat.

"Agustus ini puncak musim kemarau, khususnya di wilayah-wilayah dengan pola hujan monsoonal (satu puncak musim hujan)."

ALIF ILHAM FAJRIADI

Yohanes Paskalis

Yohanes Paskalis

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus