Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gempa tektonik kembali menggoyang dari Pagai Selatan, Mentawai, pada Rabu malam, 21 Oktober 2020. Lokasinya masih di sekitaran sumber gempa yang terjadi pada Senin lalu saat empat gempa terjadi dalam satu hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gempa Rabu malam tercatat pada pukul 21.35 WIB dengan kekuatan Magnitudo 5,2. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyebut dalam situs web resminya, sumber gempa itu berada di laut, 33 kilometer barat daya Pulau Pagai Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sumber gempa berasal dari posisi lintang-bujur 3,31 LS dan 100,35 BT dengan kedalaman 10 kilometer. Dampak guncangan di permukaan disebutkan BMKG dapat dirasakan di Pulau Pagai Selatan dan Utara sekuat III Skala MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa seakan-akan ada truk berlalu.
Lokasi sumber gempa itu satu gempa yang terjadi Senin siang lalu. Saat itu kekuatannya terukur 5,8 M dengan kedalaman sumber 14 kilometer.
Pada hari itu pula BMKG telah memperingatkan adanya peningkatan aktivitas gempa di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, khususnya di wilayah Pagai Selatan. Peningkatan disebut telah terjadi sejak sepekan lalu atau 15 Oktober.
Sejak itu terhitung telah terjadi 13 kali gempa dangkal dengan variasi magnitudo. Rinciannya yaitu pada 15 Oktober terjadi 4 kali gempa, 17 Oktober juga 4 kali gempa, sekali gempa pada 18 Oktober, dan kembali 4 gempa pada 19 Oktober.
"Semua gempa bersumber dari kedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi atau penunjaman lempeng di Zona Megathrust Mentawai-Pagai,” ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
Rentetan aktivitas gempa yang pusat sumbernya membentuk kluster di sebelah barat Pagai Selatan ini, Daryono menyatakan, patut diwaspadai. Berdasarkan riwayat kegempaan di lokasi itu, “Dikhawatirkan rentetan gempa ini merupakan gempa pembuka sebelum terjadinya gempa utama.”
BMKG meminta masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan namun meningkatkan kewaspadaan. Termasuk siap merespons setiap informasi serta peringatan dini dengan baik dan rasional. “Baik respon evakuasi mandiri maupun peringatan tsunami,” ujarnya.