Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lombok Tengah - Gempa M5,6 yang mengguncang Pulau Bali dan Lombok pada Senin sore, 22 Agustus 2022, waktu setempat menyebabkan sebuah rumah di Desa Batunyale, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, rusak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah menyatakan masih menyisir untuk kemungkinan adanya korban lain dampak gempa di wilayah itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dari laporan sementara, baru satu rumah yang rusak dampak gempa tadi sore," kata Kepala BPBD Kabupaten Lombok Tengah, Ridwan Ma'ruf di Praya, Senin. Dia memastikan tidak ada korban jiwa dan bantuan dijanjikan disalurkan begitu selesai dilakukan pendataan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemilik rumah itu, Hamdiana mengatakan sedang menonton TV sendirian saat gempa terjadi. Dia segera ke luar rumah. "Setelah ke luar, gempa keras sekali sehingga dinding bagian atas rusak dan plafon rumah ikut ambruk," katanya yang sementara harus mengungsi. Kerusakan pada rumahnya itu terjadi pada plafon dan dinding atas kamar tidur dan kios.
Gempa yang dirasakan mengguncang dua kali dan yang kedua lebih keras juga terungkap dari kesaksian sejumlah warga yang merespons informasi gempa itu di akun @InfoBMKG di media sosial Twitter. Mereka rata-rata mengungkap guncangan sangat terasa atau dirasa cukup lama. Mereka tidak hanya di Lombok tapi juga sejumlah wilayah di Bali dan bahkan di daerah Jawa Timur seperti Jember dan Banyuwangi.
"Awalnya dah rasain getarnya, tapi pelan, jadi gak panik. Tapi sedetik kemudian auto panik gegara bunyinya makin keras wkwkwk," cuit pemilik akun @damngirxx. Atau seperti yang diserukan @iam_mfp, "Banyuwangi kenceng banget kerasa dua kali awalnya pelan trus yg kedua kenceng."
Menurut data BMKG, gempa terjadi pada Pukul 16.36 Wita, berpusat di laut, tepatnya pada jarak 47 kilometer arah Selatan Nusa Penida, Bali, dan kedalaman 134 kilometer. Kekuatan gempa itu semula dinyatakan M5,8 tapi kemudian diperbarui menjadi M5,6. "Tidak berpotensi tsunami," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram, Ardhianto Septiadhi dalam keterangan tertulisnya di Praya.
BMKG menyatakan gempa akibat aktivitas subduksi lempeng itu dirasakan di daerah Badung, Denpasar, Klungkung, Mataram, Lombok Barat, dan Lombok Tengah, dengan skala intensitas IV MMI. Selain itu, di daerah Buleleng, Tabanan, Karangasem, Gianyar, Lombok Utara, Lombok Timur, Dompu, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima dengan skala intensitas III MMI.
Skala IV MMI biasa mewakili getaran gempa yang bisa dirasakan banyak orang di dalam rumah pada siang hari, dan mampu membuat pintu serta jendela berderit. Sedangkan III MMI setara getaran yang dirasakan di dalam rumah seakan ada truk melintas.