Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa tektonik mengguncang wilayah pantai utara Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada hari Jumat, 23 Agustus 2024, pukul 10.55.58 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,0. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,11° LS dan 119,38° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 38 kilometer arah timur laut Tambolaka, NTT, pada kedalaman 51 kilometer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng (intra-slab),” ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Jumat.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip),” tambahnya.
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Labuhan Bajo, Sumba Tengah, dan Tambolaka dengan skala intensitas III-IV MMI, yaitu bila siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Di daerah Dompu, Bima, Sumba Barat, dan Sumba Timur dirasakan dengan skala intensitas III MMI, yaitu getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu.
Di daerah Ruteng dan Sumbawa dirasakan dengan skala intensitas II MMI, yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 11.35 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan dengan M3,0.
“Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa,” ujar Daryono.