Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan pemandangan langit Jakarta yang tampak berkabut pada Rabu 30 Maret 2022. Kabut yang tercipta disebutkan berasal dari meningkatnya aktivitas kendaraan saat aturan pembatasan pandemi sudah semakin dilonggarkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Untuk kualitas udara ada peningkatan karena aktivitas kendaraan, yang mana masyarakat sudah mulai beraktivitas secara normal," ujar Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan, seperti dikutip dari Antara, Rabu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak hanya dari kendaraan, kontribusi polusi udara juga datang dari aktivitas pembakaran lainnya, termasuk dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di sekitar wilayah DKI Jakarta. Yang satu ini diketahui sebagai salah satu sumber emisi polusi partikel debu halus (PM2,5).
Dodo menjelaskan, udara berkabut bisa terjadi pagi sebelum ada proses pemanasan dari sinar Matahari. "Jadi uap air dari suhu dingin malam hari, membentuk kabut hingga pagi menjelang Matahari bersinar," kata dia.
Menurut informasi yang dilansir dari laman web IQAir sore hari, Jakarta memiliki nilai indeks kualitas udara AS (US AQI) sebesar 166, yang mana masuk dalam kategori udara tidak sehat pada Rabu.
Polutan PM2,5 mencapai konsentrasi 84 mikrogram per meter kubik. Konsentrasi tersebut 16,8 kali di atas nilai kualitas udara yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.