Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup memprediksi adanya potensi sampah tambahan sekitar 55.300 ton dari aktivitas di ruang publik pada masa libur Natal dan Tahun Baru selama dua pekan. Kementerian memprediksi sampah tambahan itu berasal dari 110,67 juta orang yang bepergian sepanjang liburan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Potensi meningkatnya timbulan sampah ini bisa terjadi apabila dalam berbagai aktivitas selalu menggunakan barang dan kemasan yang sifatnya sekali pakai dan tidak mudah dikelola,” tulis Kementerian Lingkungan Hidup dalam keterangannya, Kamis, 26 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk mengurangi dampak penambahan sampah tersebut, Kementerian telah mengeluarkan Surat Edaran Menteri terkait pedoman pengelolaan sampah untuk perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, yang dapat menjadi panduan bagi pemerintah daerah. Kementerian meminta pemerintah daerah untuk mengimbau, memfasilitasi dan mengawasi penanganan sampah pada jalur utama libur Nataru serta daerah penyangga.
Dalam aturan itu, pemerintah daerah diminta untuk mengelola sampah di tempat pelayanan publik, seperti terminal bus, stasiun kereta api, pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan dan bandar udara setempat.
Pemerintah daerah juga diminta untuk menyediakan fasilitas tempat sampah terpilah untuk sampah sisa makanan, sampah kemasan plastik, sampah masker, serta sampah yang tidak dapat dimanfaatkan pada titik-titik istirahat serta melaksanakan pengangkutan dan pemrosesan sampah menyesuaikan dengan jenis dan jumlah sampah.
Selain itu, pemerintah daerah diharapkan dapat mengantisipasi kesulitan masyarakat yang berlibur dalam membuang sampah terutama akibat antrean kendaraan di rest area dengan melaksanakan pengumpulan sampah dengan menjemput sampah dalam wadah terpilah.
KLH turut meminta pemerintah daerah mendirikan tenda khusus berupa stasiun penampungan sampah yang terpilah untuk sampah makanan dan sampah kemasan plastik untuk memudahkan proses penanganan sekaligus sebagai media edukasi bagi masyarakat.
Pemerintah daerah juga diminta untuk mengajak masyarakat menggunakan peralatan makan dan minum guna ulang dalam bentuk poster, iklan layanan masyarakat di media massa, termasuk media sosial, spanduk, baliho serta bentuk media lainnya yang dikomunikasikan kepada maysarakat sejak H-5 sebelum libur Natal dan Tahun Baru 2025.
Selain itu, Kementerian meminta pemerintah daerah menyediakan posko dan membentuk satuan tugas khusus untuk penanganan sampah libur Natal dan Tahun Baru di kabupaten/kota untuk mengantisipasi adanya penumpukan sampah di area tertentu yang harus segera ditangani selama masa liburan.
Kementerian juga meminta pemerintah daerah menugaskan unit lapangan organisasi perangkat daerah penanggung jawab urusan lingkungan hidup untuk mengelola sampah lebih lanjut bekerja sama dengan pihak-pihak terkait.
Terakhir, pemerintah daerah diminta melakukan perekaman data sampah yang telah dikelola ke dalam database Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup.
Segala bentuk edukasi dan kampanye minim sampah tersebut, kata Kementerian, dicanangkan untuk bisa mengurangi 20 persen dari potensi 55.300 ton penambahan sampah akibat libur Natal dan Tahun Baru.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Banten Wawan Gunawan mengatakan ada peningkatan jumlah produksi sampah sekitar 30 persen selama libur Natal dan Tahun Baru 2025, yang berarti tambahan sekitar 2.157 ton per hari. "Sehingga total sampah harian dapat mencapai sekitar 9.349 ton," kata Wawan kepada Tempo, Senin, 23 Desember 2024.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada Kementerian Lingkungan Hidup, volume sampah di Banten mencapai 2,62 juta ton pada tahun 2023, yang setara dengan sekitar 7.192 ton per hari.