Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

KLHK Prediksi Kategori Kualitas Udara Jabodetabek Masih Tidak Sehat Hingga September Nanti

Udara Jabodetabek yang berkategori tidak sehat diprediksi masih sama hingga September 2024. Periode itu juga merupakan puncak musim kemarau.

22 Agustus 2024 | 10.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Masjid Istiqlal yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat 21 Juni 2024. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sigit Reliantoro, memperkirakan kategori kualitas udara Jabodetabek yang tidak sehat masih berlangsung hingga September nanti. Periode ini juga merupakan puncak musim kemarau.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Begitu memasuki Oktober, kualitas udara jakarta menjadi rendah dan menengah, karena sudah ada potensi hujan," katanya dalam konferensi pers di Kantor KLHK, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bila ditinjau dari Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Indonesia pada Agustus 2024, kualitas udara secara nasional berada dalam rentang kondisi baik hingga tidak sehat. Perlu diketahui, ISPU dihitung dengan teknologi Air Quality Monitoring Station (AQMS) yang telah dipasang di beberapa kota.

Menurut Sigit, tidak ada lokasi yang masuk kategori sangat tidak sehat dan berbahaya. Kategori baik cenderung untuk wilayah Indonesia Timur, sedangkan yang tidak sehat ada di Jakarta dan sekitarnya. “Yang tidak sehat itu ada di Jabodetabek. Warnanya kuning, menunjukkan tidak sehat," tuturnya.

Kendati kualitas udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi masih berkategori tidak sehat, Sigit menyebut kondisinya jauh lebih baik dibanding 2023. Konsentrasi polutan atau particulate matter (PM2.5) tertinggi pada tahun lalu tercatat pada 1 Oktober 2023, yaitu di level 83,72. Pada tahun ini, PM2.5 tertinggi adalah sebesar 61,77, yang tercatat pada 1 Agustus lalu.

Sigit menyebut ada beberapa udara yang membuat kualitas udara Jakarta kini lebih baik dibanding 2023. Beberapa program yang diklaim berperan memperbaiki kualitas udara adalah elektrifikasi tranportasi, migrasi masyarakat ke transportasi publik, serta budaya bersepeda. Ada juga faktor kemarau.

“Kalau tahun kemarin (2023) itu kemaraunya berkepanjangan, bahkan sampai Januari (2024) pun masih kemarau. Tahun ini kita jauh lebih basah,” kata dia.

Aplikasi IQAir mencatat kualitas udara di Jakarta masuk kategori Tidak Sehat untuk Kelompok Sensitif pada Kamis pagi, 22 Agustus 2024. Dari pantauan Tempo hingga pukul 07.00 WIB tadi, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta berada di angka 143. Konsentrasi partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di DKI tercatat mencapai 52,4 mikrogram per meter kubik.

“Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 10,5 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” begitu isi data yang ditampilkan di situs resmi IQAir.

Kualitas udara di Jakarta sempat berkategori Tidak Sehat pada 19-21 Agustus 2024. Tingkat polusinya merangkak naik dari level 155 pada Senin pagi, 19 Agustus lalu, sehari kemudian ke level 160. Angka ini sudah jauh melampaui batas atas kategori sedang di angka 100.

Pada Rabu kemarin, indeks AQI di Jakarta turun tipis ke 157, namun masih dalam kategori Tidak Sehat. Angkanya turun ke level 128 dan kategorinya bergantu menjadi Tidak Sehat bagi Kelompok Sensitif menjelang pergantian hari. Ketika artikel ini ditulis, kategorinya masih sama, namun indeks polusinya naik menjadi 143.

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus