Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Peneliti BRIN: Butuh Jutaan Tahun Supaya Selat Muria Bisa Terbentuk Lagi

Peneliti BRIN menepis kemungkinan Selat Muria akan terbentuk lagi dalam waktu dekat.

28 Maret 2024 | 19.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Isu kemunculan Selat Muria akibat bencana banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah ditepis oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). "Tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat, butuh waktu sekitar jutaan tahun supaya Selat Muria bisa terbentuk lagi," kata Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi di BRIN, Eko Soebowo, saat konferensi pers di kantor BRIN, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Eko, Selat Muria berangsur hilang sejak abad ke-17. Ahli geologi menduga kondisi ini dipicu oleh terbentuknya sedimentasi yang menutup celah selat dan akhirnya membentuk daratan. "Sedimentasi ini diakibatkan oleh eksploitasi hutan di sekitar Selat Muria saat masa kolonialisme. Akibat eksploitasi secara brutal dan menebang banyak pohon, tanah menjadi lebih mudah turun dan berdampak pada hilangnya Selat Muria," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eko memastikan bahwa banjir di Kabupaten Demak beberapa waktu lalu tidak akan membentuk kembali Selat Muria yang telah lama hilang. Sebab, genangan air yang merendam sebagian besar kawasan Demak ini, dipicu hujan deras dan seiring berjalannya waktu bisa kembali surut. "Jadi yang menggenang kemarin itu karena hujan deras, setelah surut bakal menjadi daratan lagi dan bukan selat. Jadi isu ini tidak benar ya, kalau Salat Muria bakal muncul lagi, ini keliru," kata dia.

Pandangan senada juga disampaikan oleh Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Adrin Tohari. Ia menyoroti pentingnya penelitian terkait isu munculnya kembali Selat Muria, yang dihubungkan dengan ancaman bencana alam seperti banjir besar di wilayah pesisir Demak. 

“Isu munculnya Selat Muria perlu dilihat dari kejadian bencana banjir besar yang terjadi di wilayah pesisir Demak akibat faktor cuaca ekstrem dan juga kontribusi penurunan tanah. Untuk itu riset terkait aspek cuaca ekstrem, dan penurunan tanah sangat penting dilakukan di wilayah pesisir Demak,” ujar Adrin.

Menurut Adrin, riset terkait aspek cuaca ekstrem dan penurunan tanah di wilayah pesisir Demak merupakan langkah penting untuk memahami dan mengurangi risiko bencana. Selain itu, fokus pada pengembangan teknologi pemantauan dan peringatan bahaya geologi juga penting dilakukan. "Jadi isu kemunculan Selat Muria hendaknya didasari dengan hasil riset ya. Kajian geologi mencatat bahwa tidak mungkin selat ini bisa terbentuk dalam waktu kurang dari satu juta tahun setelah hilang," tambahnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus