Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Prediksi Hujan Jabodetabek Hari Ini Menurut BMKG serta Peringatan Dini Cuaca Daerah Lain

BMKG memperkirakan wilayah Indonesia Barat masih akan menghadapi potensi curah hujan yang signifikan sepekan ke depan.

14 Januari 2025 | 06.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi BMKG. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan dengan intensitas ringan berpotensi terjadi di seluruh wilayah daratan Jakarta. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG hanya memperkirakan Kepulauan Seribu yang memiliki potensi hujan intensitas sedang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Begitu juga di seputaran Jakarta, hujan ringan yang mungkin hadir di sebagian besar wilayah. Hanya Kabupaten dan Kota Bogor yang berpotensi hujan sedang, itu pun di sebagian kecil wilayahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Secara umum untuk seluruh wilayah Indonesia, BMKG hanya memberi peringatan dini cuaca berupa hujan lebat, petir, dan angin kencang untuk wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Timur di Pulau Jawa. Di luar itu, peringatan dini diberikan untuk Bengkulu, Kepulauan Riau, Bangka-Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, NTB, NTT,, Maluku, dan Maluku Utara.

Menutur BMKG, angin Monsun Asia yang membawa massa udara basah dan uap air diikuti seruakan dingin masih menjadi faktor penyebab utama dalam meningkatkan hujan di wilayah
Indonesia. BMKG memantau dalam sepekan terakhir Indeks Monsun Asia menunjukkan nilai yang lebih kuat daripada normalnya.

Sekalipun Jakarta hanya didominasi hujan ringan dan tak banyak wilayah provinsi yang mendapat peringatan dini cuaca, BMKG memperkirakan sejumlah wilayah di Indonesia masih akan menghadapi potensi curah hujan yang signifikan sepekan ke depan. Hal itu terutama untuk Indonesia wilayah barat, 

Selain karena menguatnya angin Monsun Asia, kondisi ini juga dipengaruhi oleh dinamika atmosfer lain, seperti La Niña lemah. Fenomena dari Samudera Pasifik ini diperkirakan masih berlangsung hingga periode April-Mei-Juni 2025. 

"Serta aktifnya gelombang atmosfer seperti Rossby ekuatorial, Gelombang Kelvin, dan Gelombang Low Frequency yang dapat memicu pertumbuhan awan konvektif," kata BMKG dikutip dari prospek cuaca minggu periode 14-20 Januari 2025.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus