Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Tak Hanya di Medan, Satwa Mati di Kebun Binatang Pernah Terjadi di Bandung

Satwa yang mati di Medan Zoo kali ini adalah harimau, tercatat sebanyak tiga harimau mati dalam dua bulan terakhir di kebun binatang itu.

18 Januari 2024 | 07.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus harimau mati di Medan Zoo menambah catatan kelam terhadap pengelolaan kebun binatang di Indonesia. Satwa yang mati di Medan Zoo kali ini adalah harimau, tercatat sebanyak tiga harimau mati dalam dua bulan terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan laporan Tempo pada Kamis, 11 Januari 2024 lalu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Sumatra Utara mengatakan kalau tiga harimau yang mati di Medan Zoo akibat pneumonia dan renal disease.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain faktor pneumonia dan renal disease, harimau yang mati di Medan Zoo turut menjadi sorotan akibat pengelolaan di kebun binatang yang diduga tidak layak, sebab kondisi kandangnya terkesan tidak terurus dan lembab, membuat kualitas kesehatan harimau terabaikan.

Medan Zoo telah ada sejak 1952, berada di Desa Simalingkar, Medan Tuntungan, Kota Medan. Jarak tempuh dari pusat kota hanya 30 menit saja. Luas Medan Zoo sekitar 30 hektare dan dikelola oleh Pemerintah Kota Medan.

Kasus kematian satwa di kebun binatang memang jadi topik yang selalu jadi sorotan publik, ditambah lagi banyak penyebab kematian pada satwa tersebut diduga akibat tidak terurus, lalu sakit.

Selain di Medan Zoo, kejadian satwa mati di kebun binatang pernah terjadi di 2016 silam. Tepatnya di Kebun Binatang Bandung, gajah sumetra bernama Yani mati akibat sakit dan tergeletak di bawah tenda biru kompleks kebun binatang.

Gajah Yani mati akibat lambat mendapat penanganan medis, sebab laporan kepada petugas dikatakan telat dan memperburuk kondisi kesehatan gajah.

"Saya sangat menyayangkan mengapa kebun binatang tidak melaporkan kepada kami saat gajah sakit," kata Kepala BKSDA Jawa Barat, Sylvana Ratina dikutip dari laporan Tempo yang tayang Rabu, 11 Mei 2016 lalu. Sylvana menilai kalau kebun binatang telat memberikan penanganan awal untuk mencegah kematian gajah.

Terkait kondisi Kebun Binatang Bandung pada 2016 lalu, saat gajah Yani mati, kandangnya sudah mulai tua dan compang-camping. Gajah Yani berada di belakang kandang yang di bawah tenda biru, dalam kondisi tergeletak dan mata terbelalak serta berkerak.

Mengutip situs resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menyatakan bahwa sangat penting kebun binatang untuk mendukung kesejahteraan satwa untuk meningkatkan kualitas hidup satwa.

Ilmu pengetahuan membuktikan, satwa dapat berkembangbiak dengan baik bila diberikan perhatian dan kesejahteraan fisik yang layak kepada satwa itu.

Kebun binatang harus bertanggung jawab untuk harus kesejahteraan fisik dan mental satwa yang dikelolanya. Kesejahteraan satwa ini menyangkut lingkungan yang pantas, nutrisi, perawatan medis serta stimulasi fisik dan mental untuk menciptakan kesejahteraan mereka.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus