Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang libur perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 disingkat libur Nataru, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disingkat BMKG telah mengeluarkan berbagai peringatan mengenai potensi cuaca ekstrem dan dampaknya.
Adapun Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti Karnawati, menyatakan bahwa kementeriannya siap mengantisipasi musim hujan dan dampaknya terhadap kelancaran infrastruktur jalan menjelang libur nataru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Di akhir tahun menjelang Natal - tahun baru kita harus mengantisipasi bencana hidrometeorologi dan puncak musim hujan terutama di pertengahan Desember hingga awal Januari. Teman-teman Bina Marga saya mohon bisa melakukan pengecekan drainase di jalan supaya tidak terjadi penyumbatan yang bisa mengakibatkan banjir melimpah ke jalan. Di Bina Marga agar bisa menyiapkan aliran air di jalan tol supaya tidak banjir,” ujarnya di Jakarta, Senin, 2 Desember 2024 dikutip dari Antaranews.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyiagakan Satuan Tugas Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Satgas PPB) sebagai bentuk antisipasi dalam menghadapi puncak musim penghujan dan kesiapan infrastruktur jalan tol dan jalan nasional pada periode Natal dan Tahun Baru 2024/2025.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati telah melakukan kunjungan ke kantor Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang diterima langsung oleh Wakil Menteri PU, Diana Kusumastuti, pada Jumat, 29 November 2024, untuk membahas persiapan menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi akan melanda pada akhir tahun ini.
Dilansir dari laman ppid.bmkg.go.id, dalam pertemuan tersebut, Dwikorita mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi tiga isu utama yang menjadi fokus perhatian, yaitu antisipasi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, kewaspadaan terhadap ancaman banjir lahar di sekitar Gunung Lewotobi, serta penguatan upaya mitigasi bencana yang terintegrasi.
“Gerombolan awan sudah terdeteksi akan melewati Indonesia. Dampaknya adalah peningkatan curah hujan, terutama di wilayah Jawa dan Sumatra yang saat ini tengah memasuki puncak musim hujan. Peningkatan ini diprediksi akan semakin intensif pada periode 20 hingga 26 Desember 2024,” ungkap Dwikorita.
Oleh sebab itu, Dwikorita mengatakan bahwa mitigasi bencana hidrometeorologi di akhir 2024 ini sangat mendesak dilakukan, terlebih cuaca ekstrem yang dihadapi Indonesia di tahun ini tak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja. “Kami perlu sampaikan bedanya dari tahun-tahun sebelumnya. Di 2020 hanya cold surge saja, tahun lalu hanya Madden-Julian Oscillation (MJO). Namun di tahun ini yang dihadapi tidak hanya satu faktor saja, ada MJO, cold surge, la nina lemah dan puncak musim hujan di Pulau Jawa dan Sumatera bagian selatan,” jelasnya seperti dikutip dari Antaranews.
Berdasarkan Climate Outlook 2025 yang diterbitkan oleh BMKG, curah hujan tinggi diprediksi akan lebih sering terjadi di Indonesia pada akhir tahun 2024 dan awal tahun 2025.
Tak hanya itu, Dwikorita juga telah mengingatkan masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem selama libur Nataru yang bisa menimbulkan bencana seperti banjir, banjir bandang, hingga tanah longsor. Hal tersebut ia sampaikan melalui laman resmi BMKG di Jakarta pada Minggu, 1 Desember 2024. Selain masyarakat, peringatan juga ditujukan kepada pengelola pelayaran, transportasi penyeberangan, dan nelayan.
Eiben Heizar berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: BMKG Meminta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Jelang Libur Nataru