Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Newsletter

CekFakta #145 Ketua Umum AJI Diserang Hoaks

Serangan disinformasi, atau populer disebut hoaks, menimpa Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Sasmito Madrim pada Kamis, 24 Februari 2022.

28 Februari 2022 | 12.30 WIB

Tangkapan layar unggahan poster dan cuitan yang memuat foto Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Sasmito Madrim dengan narasi yang menyatakan bahwa Sasmito mendukung pembangunan bendungan Bener Purworejo (Wadas), penangkapan aktivis Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti serta pembubaran ormas Front Pembela Islam (FPI).
Perbesar
Tangkapan layar unggahan poster dan cuitan yang memuat foto Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Sasmito Madrim dengan narasi yang menyatakan bahwa Sasmito mendukung pembangunan bendungan Bener Purworejo (Wadas), penangkapan aktivis Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti serta pembubaran ormas Front Pembela Islam (FPI).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Serangan disinformasi, atau populer disebut hoaks, menimpa Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Sasmito Madrim pada Kamis, 24 Februari 2022. Sehari sebelumnya, sejumlah akun media sosial Sasmito juga diretas. Bahkan nomor telepon pribadinya ikut diretas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dalam nawala ini, Tempo telah memeriksa pula sejumlah klaim dan menayangkan hasil pemeriksaan terhadap klaim tadi di kanal Cek Fakta Tempo. Salah satu klaim yang diperiksa adalah berbagai narasi terkait chemtrail yang disebut-sebut sengaja disebarkan dan menjadi penyebab sejumlah penyakit, termasuk coronavirus disease 2019 (Covid-19).

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo MediaLab

Ketua Umum AJI Diserang Hoaks

Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Sasmito Madrim mengalami serangan disinformasi atau hoax. Serangan berupa berbagai poster itu memuat foto Ketua Umum AJI Indonesia, Sasmito, dan beredar di media sosial, 24 Februari 2022. 

Aneka poster itu berisi narasi bahwa Sasmito mendukung pembangunan bendungan Bener Purworejo, penangkapan aktivis Haris Azhar-Fatia Maulidiyanti serta pembubaran ormas Front Pembela Islam (FPI). Poster dan narasi itu diunggah di Twitter oleh dua akun yang berbeda.

Tangkapan layar unggahan poster dan cuitan yang memuat foto Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Sasmito Madrim dengan narasi yang menyatakan bahwa Sasmito mendukung pembangunan bendungan Bener Purworejo (Wadas), penangkapan aktivis Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti serta pembubaran ormas Front Pembela Islam (FPI).

Sebelumnya, akun media sosial Sasmito juga diretas, mulai dari Instagram, Facebook, WhatsApp hingga nomor telepon pribadi tak bisa lagi digunakan oleh Sasmito. Peretasan dilaporkan terjadi pada 23 Februari 2022 sekitar pukul 18.15 WIB.

Peretasan terjadi pertama kali saat Sasmito menerima notifikasi di aplikasi WhatsApp bahwa nomornya telah didaftarkan pada perangkat-perangkat lain. Sekitar pukul 19.00 WIB, peretasan meluas ke akun Instagram dan Facebook miliknya. Unggahan seluruh konten di Instagram dihapus dan peretas mengunggah konten yang menyebarluaskan nomor pribadinya.

Ketua Bidang Advokasi AJI Indonesia, Erick Tanjung, menyatakan ketiga disinformasi tersebut diciptakan untuk mengadu domba AJI Indonesia dengan organisasi masyarakat sipil lainnya. Salah satu tujuan adu domba tersebut termasuk membenturkan AJI dengan warga Wadas yang sedang berjuang menolak eksploitasi sumber daya alam di kampungnya. “Serangan disinformasi terhadap Ketua Umum AJI adalah ancaman serius bagi kebebasan pers dan kebebasan berekspresi,” kata Erick melalui rilis yang diterima Tempo pada Kamis, 24 Februari 2022.

Tempo pun mengecek kebenaran klaim yang dicantumkan dalam aneka poster mengatasnamakan Sasmito. Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, berbagai poster berisi foto dan klaim Ketua Sasmito Madrim, Keliru. Tiga narasi dukungan terhadap pembangunan Bendungan Bener, penangkapan Hariz Azhar - Fatia, serta dukungan terhadap pembubaran FPI tidak pernah diucapkan oleh Ketua Umum Sasmito maupun AJI Indonesia sebagai organisasi. 

Aliansi juga memastikan bahwa tiga hoax tersebut jelas tidak pernah diucapkan Ketua Umum AJI Indonesia. Untuk dicatat, AJI Indonesia adalah organisasi yang mendukung dan turut berjuang untuk kebebasan berkumpul dan berpendapat, kebebasan berekspresi, dan hak warga untuk mendapatkan informasi. 

“Disinformasi tersebut nyata-nyata mengadu domba AJI Indonesia dengan organisasi masyarakat sipil lainnya, termasuk membenturkan AJI dengan warga Wadas yang sedang berjuang menolak eksploitasi sumber daya alam di kampungnya,” kata Sekjen AJI Ika Ningtyas, Kamis, 24 Februari 2022.



Waktunya Trivia!

Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.

Microsoft disebut-sebut mengeluarkan dana sebesar US$ 69 miliar (Rp 991 triliun) untuk membeli pengembang game Call of Duty, Activision Blizzard, pada Januari lalu untuk mempersiapkan masa depan metaverse versi perusahaan itu. Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengatakan, metaverse sebenarnya memberi dampak multidimensi pada dunia game. Terutama karena mata uang di dalam game yang selama ini hanya berlaku satu arah dan memberikan manfaat ekonomi untuk produsen game saja. 

Ratusan non-fungible token (NFT) dari pengguna OpenSea dilaporkan dicuri dalam serangan phishing yang terjadi pada Sabtu, 19 Februari 2022. Phishing adalah upaya memanfaatkan laman situs palsu untuk mengelabui calon korban. Laman situs untuk phishing akan terlihat mirip dengan website resmi dan menggunakan nama domain yang mirip. Dikutip dari The Verge, Senin, 21 februari 2022, dokumen yang disusun oleh layanan keamanan blockchain PeckShield mencatat terdapat 254 token yang dicuri selama serangan, termasuk token dari Decentraland dan Bored Ape Yacht Club.

Ilustrasi NFT. Shutterstock

Facebook Menyelesaikan Gugatan Privasi Lama sebesar $90 Juta. Gugatan yang diajukan pertama kali pada 2012 lalu itu akhirnya mencapai putusan akhir di pengadilan setelah satu dekade. Sebelumnya, kasus ini sempat dihentikan pada 2017. Selain itu, lamanya perjalanan kasus ini disebabkan panjangnya rangkaian banding yang diajukan. Hingga akhirnya pada 2020 Mahkamah Agung menolak permintaan naik banding pihak Facebook.

Pemerintah Amerika Serikat terlibat dalam penyadapan rutin terhadap data telepon orang Amerika melalui National Security Agency (NSA). Selain itu, sebuah studi juga menemukan Central Intelligence Agency (CIA) melakukan pengumpulan data domestik massal selama bertahun-tahun tanpa pengawasan. Apa yang dilakukan CIA ini diduga mengakali aturan tentang penyadapan dengan cara menggunakan Perintah Eksekutif 12333, perintah pengumpulan data yang berkaitan dengan badan-badan intelijen yang dikeluarkan oleh pemerintahan Reagan pada awal 1980-an.



Periksa Fakta Sepekan Ini

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang lebih beragam. Namun, di antara klaim yang diperiksa tim Tempo pekan ini, ditemukan sejumlah serangan disinformasi yang menimpa Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Sasmito Madrim. Serangan hoaks itu diterima Sasmito sehari setelah sejumlah akun media sosialnya diretas. Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini

Ikuti kami di media sosial:

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus