Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini, Jakarta Pusat, di bawah PT Jakarta Propertindo (JakPro) telah selesai. TIM kini berwajah baru. Sejumlah bangunan tempat pameran dan seni pertunjukan, tempat pemutaran film, serta perpustakaan H.B. Jassin, sudah bisa digunakan dan dikunjungi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, sampai hari ini Planetarium dan Observatorium Jakarta masih ditutup. Tak ada kunjungan publik apalagi kegiatan peneropongan bintang. Rupanya, karena tiga observatorium sama sekali tidak bisa digunakan. Satu bangunannya bahkan dihilangkan. Dua bangunan lain tak difungsikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Revitalisasi juga tidak menyentuh peremajaan proyektor planetarium dan teleskop-teleskop observatorium. Kondisi proyektor planetarium sudah tidak sempurna dan tidak bisa digunakan maksimal. Sementara itu, teleskop-teleskop “cacat.”
Beberapa astronom menganggap Planetarium dan Observatorium dianaktirikan bahkan “disingkirkan” dalam modernisasi TIM. Planetarium dan Observatorium Jakarta dulu diimpikan oleh Sukarno menjadikan Jakarta seperti New York, Tokyo, dan Sydney—kota yang memiliki perhatian terhadap penelitian sains angkasa raya.
Cerita tentang nasib Planetarium dan Observatorium Jakarta yang belum tersentuh revitalisasi itu kami sajikan dalam Rubrik Selingan pekan ini. Kami juga memotret nasib sejumlah planetarium yang berada di beberapa kota lainnya.
Selain itu, kami menyajikan artikel-artikel menarik lainnya, seperti tren fesyen ramah lingkungan, sosok remaja aktivis lingkungan yang getol memerangi sampah plastik, resensi buku pejuang HAM Munir, pentas musikus dan komponis Franki Raden di Hamburg, Jerman, serta penampilan orkestra Singgih Sanjaya di Yogyakarta.
Selamat membaca!
Nurdin Kalim
Redaktur Utama
SELINGAN
Planetarium yang Belum Tersentuh Revitalisasi
Ada banyak soal setelah modernisasi Taman Ismail Marzuki Jakarta selesai. Planetarium yang legendaris belum tersentuh revitalisasi. Mengapa?
https://majalah.tempo.co/read/selingan/167230/planetarium-tim-dan-sejumlah-masalah-revitalisasi
Nasib Planetarium di Sejumlah Kota
Selain di Jakarta, planetarium terdapat di Yogyakarta, Surabaya, dan Tenggarong, Kalimantan Timur. Bagaimana kondisi planetarium di ketiga kota tersebut?
GAYA HIDUP
Fesyen Ramah Lingkungan
Sejumlah merek pakaian mengusung produk ramah lingkungan. Fesyen ramah lingkungan pun kian diminati.
Melawan Produk Fast Fashion
Tren slow fashion menjadi antitesis industri pakaian modern. Alternatif konsumen menjaga alam dan habitatnya.
SOSOK
Remaja Gresik Memerangi Sampah Plastik
Sejak kanak-kanak, Aeshnina Azzahra Aqilani sudah tertarik pada bidang lingkungan. Ia menjelma menjadi remaja aktivis lingkungan yang sangat getol memerangi sampah plastik. Bagaimana kisah perjalanan hidupnya?
BUKU
Buku Mencintai Munir
Buku ini tak hanya melukiskan cinta Suciwati kepada mendiang Munir Said Thalib. Buku karya Suciwati ini juga menggambarkan cinta Munir terhadap kemanusiaan dan kehidupan. Seperti apa isi buku tersebut?
SENI
Pentas Franki Raden di Hamburg
Franki Raden dan Indonesian National Orchestra berpentas di gedung Elbphilharmonie Hamburg, Jerman, salah satu gedung konser musik klasik yang dianggap terbaik di dunia. Bagaimana pentas itu dan animo para penonton?
Orkestra Singgih Sanjaya
Singgih Sanjaya adalah seorang konduktor yang konsisten mengaransemen lagu-lagu daerah. Dalam pentasnya kali ini, Singgih menyajikan aransemen-aransemen orkestra bertema nasionalisme.
WAWANCARA
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
BAHASA
Makna Kata “Asli”
Kata ini lentur, punya banyak arti. Bagaimana memakainya?
CATATAN PINGGIR
Guncangan Bahasa
Revolusi 1945 mengguncang tata dan arah bahasa Indonesia. Selamat bulan bahasa!