Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tengah mengejar target nol emisi atau net zero emission pada tahun 2060. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menggencarkan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menilai penggunaan kendaraan listrik ini tidak sepenuhnya bisa mengurangi emisi di Tanah Air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kita bilang net zero emmision, kita bllang kendaraan listrik yang green, pertanyaan saya, kalau PLTU-nya pakai batu bara? Kenapa tidak manfaatkan semua panas bumi? Nah, di situlah Pertamina harus bisa bersama-sama PLN untuk menggunakan panas bumi," kata Ahok di arena pameran GIIAS 2023, Selasa, 15 Agustus 2023.
Menurut Ahok, saat ini beberapa pabrikan otomotif sudah memilih jalan tengah dengan meluncurkan mobil hybrid. Pertamina di sini, menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, perlu mengambil peran untuk melakukan transisi energi, tidak hanya terbatas pada energi listrik saja.
"Semua negara pun yang penting new energy vehicle, bukan terbatas electric vehicle. Anda mau pakai angin juga boleh, mau pakai uap apa juga boleh. Yang penting, pasarnya mau beli enggak?" ujarnya.
Ahok mengatakan saat ini Pertamina memiliki infrastruktur berupa stasiun hidrogen yang dinilai dapat mengembangkan industri elektrifikasi di Tanah Air. Keberadaan stasiun hidrogen ini ke depannya diharapkan bisa menggantikan stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU.
"Tugas Pertamina, kami ingin membantu pemerintah, satu kami ingin memperbaiki defisit anggaran berjalan. Makanya kami bicara hidrogen, mungkin kami produksi sendiri ke depan, angkut sendiri, kapal, pipa semua. Industri kami bisa lebih maju," ucap dia.
Beberapa waktu lalu, PT PLN (Persero) membuka kolaborasi dalam membangun sembilan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dengan total kapasitas diperkirakan mencapai 260 megawatt (MW). Langkah ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah dalam mengakselerasi transisi energi demi mencapai target net zero emission di tahun 2060.
Ada sembilan lokasi geothermal yang akan segera dikembangkan PLN, yakni Tulehu di Maluku Tengah, Atadei di Nusa Tenggara Timur, Songa Wayaua di Halmahera Selatan, Tangkuban Perahu di Jawa Barat, Ungaran di Jawa Tengah, Kepahiang di Bengkulu, Oka Ile Ange di NTT, Gunung Sirung di NTT, Danau Ranau di Sumatera Selatan dan Lampung Barat.
Pilihan Editor: Soal Polusi Udara Jakarta Memburuk, Ahok Sebut BBM Jenis Ini Jadi Penyebabnya
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto