Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak ada aktivitas berarti di gedung Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI pada Jumat pekan lalu. Hanya lambang panah berlatar merah—lambang reserse—di depan pintu masuk tetap setia bertengger.
Sejatinya, satuan utama di tubuh Kepolisian itu menyimpan ”gejolak”, yakni pemilihan pemimpin baru. Dua pucuk pimpinan satuan itu akan habis masa tugasnya. Kepala Badan Reserse Kriminal Komisaris Jenderal Ito Sumardi pensiun mulai 17 Juni. Wakilnya, Inspektur Jenderal Mathius Salempang, pensiun sejak 9 Juni.
Sejumlah nama sudah beredar sebagai calon ”panah satu”—sebutan untuk Kepala Badan Reserse Kriminal. Kasak-kusuk bahkan mencapai para politikus Dewan Perwakilan Rakyat. ”Saya memang mendengar beberapa nama, tapi belum ada yang pasti,” kata anggota Komisi Hukum DPR, Eva Sundari.
Beberapa nama yang muncul adalah Kepala Lembaga Pendidikan Polisi Komisaris Jenderal Oegroseno, Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara Inspektur Jenderal Wisjnu Amat Sastro, Kepala Polda Jakarta Inspektur Jenderal Sutarman, Koordinator Staf Ahli Kepala Kepolisian RI Inspektur Jenderal Badrodin Haiti, dan Kepala Polda Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Bambang Widaryatmo.
Dua yang paling diunggulkan adalah Sutarman dan Wisjnu. Sutarman, mantan ajudan Presiden Abdurrahman Wahid, dinilai sukses memimpin dan mengamankan Jakarta. Wisjnu dijagokan karena merupakan teman dekat Jenderal Timur Pradopo. Tapi Wisjnu sendiri bersikap merendah. ”Saya cuma bidak catur,” katanya kepada Tempo. ”Apa yang diperintahkan, saya jalankan.”
Oegroseno senada. Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri ini malah terkesan menghindar. ”Masih banyak yang bagus,” katanya. Ia mengaku akan lebih berkonsentrasi di jabatannya yang sekarang.
Memang, jika Oegroseno terpilih sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal, kata sumber Tempo, bisa timbul resistensi di tubuh Kepolisian. Lagi pula, dengan bintang tiga di pundak, Oegroseno dinilai terlalu senior.
Sejumlah sumber Tempo menguatkan, Sutarman-lah yang akan menggantikan Ito. Bahkan sumber Tempo di Istana memastikan Sutarman menjadi pilihan utama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sumber itu menyebutkan, pada Jumat pagi pekan lalu, Presiden memanggil Sutarman, Oegroseno, dan Staf Ahli Kepala Polri Inspektur Jenderal Alex Bambang Riatmodjo. ”Kapolda Metro akan naik dan Staf Ahli ke Kapolda,” kata sumber itu.
Pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar, menyayangkan penunjukan pejabat Kepolisian selama ini, yang lebih karena pendekatan politis. Promosi mengandalkan kedekatan subyektif dengan penguasa. ”Seharusnya sistem penilaiannya obyektif, berdasarkan rekam jejak si calon,” ujar Bambang.
Proses itu seharusnya dengan penjaringan nama melalui Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi Kepolisian. Dari situ nama akan diserahkan kepada Kepala Kepolisian untuk diputuskan siapa yang layak.
Tito Sianipar, Setri Yasa, Mardiyah, Mustafa Silalahi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo