Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 12 Agustus 1902 silam, merupakan kelahiran Mohammad Hatta, Wakil Presiden Indonesia pertama. Dalam perjalanan hidupnya, pengalaman membuat Bung Hatta, sapaan karibnya, kerap menyampaikan petuah atau kata-kata mutiara dalam pidatonya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut kumpulan kata-kata mutiara dari Mohammad Hatta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. “Janganlah engkau memberiku seribu orang tua yang tak punya harapan, tapi berilah aku sepuluh pemuda saja yang bersemangat, niscaya aku akan mampu mengubah dunia.”
2. “Manusia sekarang adalah bibit bagi masa datang, hanya dengan memperbaiki yang rusak itu di waktu sekarang, juga dapat dijamin pertumbuhan masyarakat yang sehat ke dalam masa yang akan datang.”
3. “Membangun Indonesia yang adil dan Indonesia makmur harus dilakukan dengan rasa tanggung jawab serta keberanian menghadapi segala kesukaran. Pokok kemauan dan keberanian itu terletak pada cinta akan kebenaran dan keadilan, sebagai pembawaan orang berilmu cinta akan suatu cita-cita besar yang menjadi penyuluh harapan bangsa.”
4. “Korupsi harus diberantas sampai pada akar-akarnya, dengan tidak memandang bulu. Jika tiba di mata tidak dipicingkan, tiba di perut tidak dikempiskan.”
5. Survival of the fittest atau membiarkan kemenangan kepada yang terkuat yidak sesuai dengan jiwa Indonesia yang berisikan semangat gotong royong dan dalam masyarakat yang merupakan managerial society.
6. “Tak masalah jika aku harus dipenjara. Namun, aku ingin dipenjara bersama buku, karena dengan buku aku menjadi bebas.”
7. “Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki.”
8. “Hari siang bukan karena ayam berkokok, akan tetapi ayam berkokok karena hari mulai siang. Begitu juga dengan pergerakan rakyat. Pergerakan rakyat timbul bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara karena ada pergerakan.”
9. “Apa yang dilakukan oleh orang setelah mendengar suatu khotbah jauh lebih penting dari apa yang dikatakannya tentang kotbah itu.”
10. “Perjuanganku melawan penjajah lebih mudah, tidak seperti kalian nanti. Perjuangan kalian akan lebih berat karena melawan bangsa sendiri.”
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.