Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pantun jenaka adalah salah satu jenis puisi lama yang bertujuan untuk menghibur orang yang membaca atau mendengarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pantun jenaka termasuk salah satu dari keanekaragaman pantun yang ada di Indonesia, yang terdiri dari empat larik atau baris, setiap baris memiliki 8-12 suku kata, dan bersajak akhir dengan pola a-a-a-a atau a-b-a-b.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Semantik: Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, pantun jenaka terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan perasaan tersinggung dan diharapkan menjadi semakin riang. Lantas, apa saja contoh pantun jenaka?
Contoh Pantun Jenaka Sindiran
1. Burung hantu terbang waktu malam,
Singgah sejenak di pohon jambu.
Ngaku pintar, tapi suka diam,
Nyatanya bingung saat dikasih tahu.
2. Buah mangga jatuh ke tanah,
Diambil bocah sambil tertawa.
Bilang santai tapi muka marah,
Dasar aktor kelas desa.
3. Di pasar ramai orang membeli,
Ada yang menawar pakai senyum.
Ngaku hemat malah boros sekali,
Uang habis buat beli parfum.
4. Anak itik berenang di kali,
Airnya keruh penuh buaya.
Katanya sibuk kerja setengah mati,
Ternyata tidur siang saja.
5. Ke hutan mencari bunga kenanga,
Bertemu rusa dengan badak.
Dibilang jujur ternyata suka berdusta,
Janji tinggal janji semua tak berjejak.
6. Angin kencang bikin galau,
Layangan putus di tengah sawah.
Bilangnya sabar tapi suka risau,
Ada masalah langsung marah-marah.
7. Di taman ada pohon manggis,
Buahnya kecil dan bolong-bolong.
Ngaku teman saat ingin gratis,
Tapi hilang kalau dimintai tolong.
8. Belalang hijau melompat ke dahan,
Pohon cemara rindang sekali.
Ngaku ikhlas tapi banyak permintaan,
Mau bantu asal dibayar tinggi.
9. Mentari pagi memancar terang,
Burung berkicau riuh di dahan.
Katanya tak punya waktu senggang,
Baru ditegur sudah ketakutan.
10. Bermain layang di atas bukit,
Talinya tipis memanjang.
Katanya rajin dan suka bangkit,
Tapi kerjanya tidur sampai siang.
11. Ke pasar malam naik delman,
Lampunya indah seperti pelangi.
Katanya pandai saat berbicara di depan,
Nyatanya diam seperti orang mati.
12. Burung elang terbang rendah,
Bersama angin ke puncak bukit.
Ngaku kuat tak pernah lemah,
Baru gagal sekali langsung sakit.
13. Anak rusa minum di kali,
Airnya jernih penuh ikan.
Katanya setia teman sejati,
Tapi hilang kalau ada panggilan.
14. Di kebun ada pohon nangka,
Buahnya manis di atas dahan.
Bilangnya sabar tak pernah murka,
Tapi gosip terus sepanjang jalan.
15. Ke pantai membawa perahu,
Layar dibentang ke arah timur.
Ngaku pintar hafal ilmu,
Tapi ada ujian langsung kabur.
16. Tepi pantai duduk bersandar,
Memandang ombak tak kunjung reda.
Ngaku tenang tapi suka gusar,
Lihat hal kecil langsung sirna.
17. Makan siang bersama teman,
Hidangannya gulai dengan pepes.
Katanya tanggung jawab tak pernah lupakan,
Tapi kerja numpuk terus saja lemes.
19. Main gitar di bawah pohon,
Lagunya syahdu hati pun senang.
Katanya sopan dan penuh santun,
Ternyata suka nyelak dan membangkang.
20. Mendaki gunung sampai ke puncak tertinggi,
Udara dingin menyegarkan hati.
Ngaku tulus ikhlas berbagi,
Tapi selalu perhitungan tiada henti.
21. Di taman bunga kupu-kupu menari,
Warna sayapnya cantik berkilau.
Bilangnya bijak sabar sekali,
Tapi lihat sedikit langsung ngambek mau galau.
Contoh Pantun Jenaka Tema Percintaan
22. Burung perkutut terbang ke taman,
Singgah sejenak melihat berlian.
Katanya cinta tak pernah bosan,
Baru seminggu sudah cari pelarian.
23. Bunga mawar harum mewangi,
Ditanam rapi di kebun rambutan.
Katanya sayang setengah mati,
Tapi lupa tanggal jadian.
24. Di pantai duduk minum kelapa,
Ombaknya tenang bikin bahagia.
Ngaku setia sampai tua,
Ternyata chatting sana-sini juga.
25. Burung nuri bercanda di dahan,
Kicaunya merdu sepanjang pagi.
Katanya cinta penuh kesetiaan,
Tapi suka melirik yang lebih tinggi.
26. Ke hutan mencari kayu gaharu,
Bertemu kijang minum di kali.
Ngaku perhatian dan selalu seru,
Tapi lupa ulang tahun sekali.
27. Mentari pagi cahaya menyembur,
Burung gereja terbang ke awan.
Katanya romantis suka menghibur,
Nyatanya cuek bikin kesal pikiran.
28. Naik delman keliling desa,
Melihat kebun bunga mewangi.
Ngaku rindu setiap masa,
Tapi balas pesan lama berhari-hari.
29. Di taman bunga kupu-kupu terbang,
Sayapnya indah aneka warna.
Katanya sabar cinta tak hilang,
Baru salah paham langsung drama.
30. Hujan deras di sore hari,
Berlari-lari pulang ke rumah.
Ngaku cinta tak bisa pergi,
Tapi dompet tipis langsung gelisah.
31. Burung pipit bertengger di dahan,
Makan biji di pagi buta.
Ngaku setia sepanjang jalan,
Ternyata modus dengan yang lain juga.
32. Ke pasar membeli ikan nila,
Sekalian beli sayur-sayuran.
Katanya jujur tak pernah dusta,
Eh ternyata pacar dua digantungkan.
33. Ke kebun memetik durian,
Buahnya manis penuh isi.
Ngaku sayang tulus di kehidupan,
Tapi sering lupa janji sendiri.
34. Anak tupai lompat ke ranting,
Melihat dunia dari atas sana.
Katanya kamu rindu yang penting,
Nyatanya sibuk main dengan yang di sana.
35. Layang-layang terbang di langit,
Benangnya panjang menari riang.
Katanya cinta tak akan sakit,
Tapi omongannya sering menusuk sembarang.
36. Buah semangka merah segar,
Dibelah dua siap disantap.
Ngaku serius ingin melamar,
Tapi uang muka sudah lenyap.
37. Main gitar di tepi pantai,
Lagu merdu membuat rileks.
Ngaku pasangan yang paling santai,
Tapi cemburu setiap melihat teks.
38. Belajar rajin sampai pagi,
Buku di meja sudah berhamburan.
Katanya tak peduli materi,
Tapi tiap bulan minta transferan.
39. Di sawah bebek bermainan,
Airnya jernih penuh ikan.
Katanya cinta tanpa kepentingan,
Tapi pulsa habis langsung kelimpungan.
40. Mendaki gunung sampai puncak,
Hembusan angin begitu dingin.
Ngaku dewasa hubungan tak kan retak,
Tapi cekcok terus gara-gara notif login.
41. Anak ayam berlarian di tanah,
Induknya sibuk mencari makan.
Katanya cinta tak pernah salah,
Tapi sering bikin hati terpatahkan.
Contoh Pantun Jenaka Tema Pekerjaan
42. Pergi ke pasar naik delman,
Di jalan mampir beli buah.
Katanya rajin datang ke kantor,
Nyatanya sering datang setengah dua.
43. Buah nangka jatuh di jalan,
Dipungut anak sambil tertawa.
Ngaku kerja selalu maksimal,
Tapi bolos kalau bos tak ada.
44. Burung elang terbang tinggi,
Mencari makan di puncak bukit.
Ngaku kuat kerja pagi,
Tapi di siang sering menguap sedikit.
45. Main layangan di lapangan desa,
Talinya putus kena ranting.
Katanya sibuk tak sempat bercanda,
Tapi di kantor kerjanya scrolling.
46. Mentari pagi menyapa lembut,
Burung pipit berkicau riang.
Kerjanya malas sering ribut,
Tapi mengaku paling berjuang.
47. Di hutan ada rusa minum,
Airnya dingin segar terasa.
Janjinya buat salah minimum,
Nyatanya dokumen saja salah baca.
48. Hujan turun membasahi ruang,
Air mengalir melewati lumpur.
Ngaku giat di waktu luang,
Tapi kerjanya hingga lembur.
49. Burung nuri hinggap di dahan,
Kicaunya riang membuat tenang berangan.
Katanya sibuk tak bisa dihentikan,
Padahal main game terang-terangan.
50. Buah mangga jatuh ke tanah,
Dipungut anak di tepi.
Ngaku fokus kerja tak pernah lelah,
Tapi rapat malah asyik mimpi.
51. Ke pasar malam beli cendol kental,
Lampunya terang di sepanjang jalan.
Katanya ahli bikin proposal,
Nyatanya typo di semua halaman.
52. Anak itik berenang di kali,
Airnya jernih penuh ikan.
Katanya rajin tak pernah lari,
Tapi kerjaan selalu ditinggalkan.
53. Bunga mawar merah menyala,
Ditanam rapi di kebun desa.
Ngaku serius fokus pada kerja,
Tapi berkas di meja tak pernah habis juga.
54. Belalang hijau melompat di rumput,
Daun basah terkena air selokan.
Ngaku pintar tiap rapat disebut,
Padahal jawabannya asal-asalan.
55. Mentari sore indah memancar,
Burung gereja terbang ke dahan.
Ngaku cekatan serba lancar,
Nyatanya deadline selalu ketinggalan.
Pergi ke sawah membawa tikar,
Duduk santai sambil menganyam.
Ngaku kerja hasilnya besar,
Tapi gajinya langsung lenyap tiap malam.
Di pinggir jalan ada pohon rindang,
Ditempeli kertas jadi hiasan.
Ngaku disiplin selalu datang,
Nyatanya tiap pagi banyak alasan.
Bermain layang di sore cerah,
Talinya panjang menari-nari.
Ngaku kerja tak pernah lelah,
Tapi lebih sering update story.
Anak kecil main di tanah,
Bikin rumah dari kardus bekas.
Ngaku kerja paling gagah,
Nyatanya bos datang langsung lemas.
Buah semangka besar di pasar kamisan,
Dipetik pagi sebelum dijual.
Katanya sibuk bikin laporan pemasaran,
Tapi tugas malah jadi viral.
Di atas bukit angin bertiup,
Daun-daunnya jatuh dan gugur.
Ngaku kerja paling hidup,
Ternyata cuma numpang tidur.
Contoh Pantun Jenaka Sarkasme
Pagi-pagi memetik melati,
Aromanya semerbak mewangi .
Berjuang keras siang dan pagi,
Tapi malam malah main di lokalisasi.
Ke pantai membawa perahu,
Memecah ombak anginnya kencang.
Katanya mau maju selalu,
Baru gagal sekali langsung tumbang.
Bunga mawar mekar berseri,
Ditanam rapi di tepi kolam.
Berjuang katanya sepenuh hati,
Tapi setengah jalan sudah tenggelam.
Burung elang terbang tinggi,
Mengintai mangsa sambil berbaris.
Katanya kuat tak pernah rugi,
Padahal berjuang sambil meringis.
Hujan reda pelangi muncul,
Anak kecil berlari-larian.
Perjuangan katanya penuh betul,
Nyatanya sibuk cari alasan.
Ke pasar membeli buah,
Dimakan segar di siang hari.
Katanya pantang menyerah,
Padahal mudah hancur sendiri.
Burung nuri hinggap di dahan,
Kicaunya riang sepanjang hari.
Katanya gigih berjuang bertahan,
Nyatanya minta dibantu lagi.
Di tepi sawah bermain layang,
Benangnya kusut ditarik merpati.
Berjuang katanya langkahnya panjang,
Padahal baru mulai sudah berhenti.
Buah nangka jatuh ke tanah,
Dipungut anak dengan girang.
Katanya berani dalam lelah,
Nyatanya takut saat masalah datang.
Mentari pagi memancarkan sinar,
Burung gereja terbang bergantian.
Berjuang katanya selalu benar,
Tapi sering bingung di tengah jalan.
Anak itik berenang di kali,
Airnya jernih beriak ringan.
Berjuang katanya mati-matian sekali,
Padahal libur minta dipanjangkan.
Main gitar di banyak tempat,
Lagunya riang di sore senja.
Katanya selalu semangat,
Nyatanya rebahan di rumah saja.
Ke kebun memetik rambutan,
Buahnya merah penuh isi.
Berjuang katanya penuh harapan,
Tapi mimpinya terlalu tinggi.
Mendaki bukit di waktu pagi,
Kabut tipis menyelimuti udara.
Katanya berjuang sepenuh hati,
Tapi mudah menyerah saat terpojok rasa.
Burung camar hinggap di dermaga,
Melihat laut yang bergelombang.
Berjuang katanya tanpa lelah,
Tapi sekejap langsung menyerah pulang.
Buah semangka besar di meja,
Dipetik segar dari ladang luas.
Berjuang katanya tak kenal lelah,
Tapi di tengah jalan malah malas.
Di taman bunga kupu-kupu menari,
Warnanya indah aneka rupa.
Berjuang katanya seperti pelari,
Padahal lambat bak kura-kura.
Mentari senja memerah indah,
Burung elang terbang mendaki.
Katanya semangatnya takkan sirna,
Tapi sering lupa mimpi sendiri.
Hujan turun membasahi jalan,
Air mengalir sampai ke kali.
Berjuang katanya penuh harapan,
Padahal kerja setengah hati.
Di hutan ada rusa berjalan,
Air sungai mengalir pelan.
Katanya gigih demi tujuan,
Nyatanya lebih sibuk cari hiburan.
Contoh Pantun Jenaka Tema Sekolah
Burung pipit terbang berenam,
Singgah sejenak di atas ranting.
Katanya belajar siang dan malam,
Ternyata tugasnya cuma copying.
Bunga mawar dipetik pagi,
Harumnya segar hingga ke hati.
Datang ke sekolah telat lagi,
Alasannya macet tiap hari.
Di hutan ada rusa bermain,
Air sungai mengalir pelan.
Ngaku pintar di depan teman,
Padahal ujian cuma menebak jawaban.
Burung merpati terbang ke taman,
Mencari makan di bawah pohon.
Katanya rajin tak pernah bosan,
Tapi PR numpuk di meja belakang.
Ke pasar membeli cendol,
Tak lupa membungkus semur.
Ngaku aktif paling menonjol,
Tapi waktu kelas malah asyik mengusap liur.
Anak ayam bermain di tanah,
Induknya sibuk mencari makan.
Katanya tugas selesai sudah,
Ternyata copy-paste tugas teman.
Burung elang terbang di angkasa,
Hinggap di dahan pohon durian.
Ngaku pandai berhitung angka,
Tapi nilai matematika malah jeblok terus-terusan.
Bermain layangan di sore hari,
Talinya putus tertiup angin.
Bilangnya buku sudah dibeli,
Ternyata dipakai beli kue rangin.
Buah semangka besar dan utuh,
Dijual murah di tepi Pasar Legi.
Ngaku disiplin datang tepat waktu,
Ternyata seperti biasa terlambat lagi.
Ke hutan mencari kayu bakar,
Dapatnya ranting yang sudah kering.
Ngaku mikir suka belajar,
Tapi di kelas malah sibuk scrolling.
Sinar mentari datang menghadang,
Burung gereja hinggap di dahan.
Ngakunya paling rajin dan berjuang,
Nyatanya bolos bareng teman.
Di pantai bermain pasir dan batu-batuan,
Ombaknya datang menghantam perahu.
Katanya paham semua pelajaran,
Tapi waktu tes malah linglung dahulu.
Buah rambutan merah sekali,
Dipetik pagi di kebun kenari.
Ngaku rajin bikin esai sendiri,
Padahal isinya hasil dari copy sana-sini.
Anak itik berenang di kali,
Airnya jernih penuh ikan.
Ngaku rajin tiap hari,
Tapi PR tiru tulisan teman.
Di taman bunga kupu-kupu menari,
Sayapnya indah aneka warna.
Ngaku tenang saat ulangan nanti,
Nyatanya soal satu bikin galau semua.
Mentari pagi memancar terang,
Burung camar melintas di pantai.
Ngaku rajin belajar sejak siang,
Ternyata main game sampai malam mengintai.
Main layangan di hari Rabu,
Anginnya kencang menggoyang rayap.
Ngakunya rajin baca buku,
Baru dibuka langsung menguap.
Buah mangga jatuh ke tanah,
Dipungut anak di sore cerah.
Ngaku serius di depan guru sejarah,
Tapi di belakang malah curi-curi tawa.
Hujan deras di sore hari,
Pohon pisang melambai di taman.
Ngaku berani komunikasi,
Tapi waktu presentasi malah lupa bahan.
Burung kutilang terbang ke dahan,
Singgah sebentar sambil bersiul.
Ngaku semangat ikut pelajaran,
Ternyata di kantin nongkrong bergaul.
Pilihan Editor: Kumpulan Pantun Bulan Ramadan yang Bisa Dijadikan Inspirasi