Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tanggal 12 Mei merupakan hari peringatan terhadap sebuah peristiwa besar yang pernah terjadi di Indonesia yakni Tragedi Trisakti 1998. Peristiwa itu telah merenggut nyawa 4 mahasiswa Universitas Trisakti dan menjadi catatan kelam bagi demokrasi Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat itu, tepatnya pada tanggal 12 Mei, 26 tahun silam, aksi demonstrasi besar-besaran dilakukan oleh berbagai elemen mahasiswa, termasuk Mahasiswa Universitas Trisakti. Gelombang demo mahasiswa dipicu mulai goyahnya ekonomi Indonesia sejak awal 1998 akibat pengaruh krisis finansial Asia sejak 1997 dan menuntut Soeharto turun dari jabatannya sebagai Presiden RI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekitar pukul 12.30 WIB aksi damai dilakukan dari kampus Trisakti menuju Gedung Nusantara DPR, tetapi massa aksi diblokade pasukan Polri dan militer TNI AD. Negoisasi dengan aparat keamanan sempat dilakukan, namun pada pukul 17.15 mahasiswa memutuskan bergerak mundur, diikuti bergerak majunya aparat keamanan yang menghujani mahasiswa dengan tembakan hingga korban berjatuhan.
Empat Mahasiswa Korban Tertembak Tragedi Trisakti 1998
1. Elang Mulia Lesmana
Elang Mulia Lesmana merupakan seorang mahasiswa kelahiran 5 Juli 1978 di Jakarta. Ia adalah putera kedua dari pasangan Hira Tetty dan Bagus Yoganandita.
Pada saat itu, Elang yang merupakan mahasiswa Fakultas Arsitektur Universitas Trisakti angkatan 1995 ikut turun aksi demonstrasi bersama mahasiswa lainnya. Elang berangkat bersama sahabatnya yang bernama Frankie namun mereka terpisah saat hendak masuk ke area kampus untuk berlindung ketika aksi mulai memanas.
Elang yang saat itu belum genap berusia 20 tahun, gugur dalam aksi demonstrasi tersebut karena sebuah peluru yang ditembakkan oleh aparat tentara menembus jantung dan punggungnya.
Ia sempat dibawa ke Rumah Sakit Sumber Waras namun tak berhasil diselamatkan. Elang akhirnya dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
2. Heri Hertanto
Heri Hertanto merupakan putera sulung dari pasangan Sjahrir Mulyo Utomo dan Lasmiyati yang lahir pada 5 Februari 1977 di Surabaya. Ia adalah mahasiswa Fakultas Teknik Industri angkatan 1995 yang turut menjadi korban dalam peristiwa 12 Mei 1998.
Pada saat itu, Heri mengikuti aksi demontrasi yang digelar kampus Trisakti. Namun secara tiba-tiba, sebuah peluru tajam menembus bagian punggung dan bersarang di dadanya ketika Heri sedang berusaha berlindung saat hendak masuk ke Gedung Syarief Thayeb, Universitas Trisakti.
Heri pun gugur dalam peristiwa itu dan sama seperti Elang, ia dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
3. Hafidin Royan
Hafidin Royan adalah putera dari pasangan Enus Junus, seorang pegawai negeri dan Sunarmi Junus. Ia memiliki seorang kakak bernama Huda Nurjanti.
Mahasiswa kelahiran 28 September 1976 ini mengenyam pendidikan jurusan Teknik Sipil angkatan 1995 di Universitas Trisakti.
Ia turut menjadi korban dalam aksi demonstrasi pada 12 Mei 1998 di kampusnya. Hafidin dimakamkan di belakang rumahnya di Bandung pada Rabu, 13 Mei 1998 sekitar pukul 06.00 WIB.
Dalam sebuah tulisan berjudul Surat Yang Tak Pernah Terkirim Untuk Sahabatku, Korban Tragedi 1998, Alvin Yunata yang merupakan sahabat Hafidin mengenang cerita mereka saat masih bersekolah di SMA Negeri 2 Bandung.
Menurut Alvin, ia dan Idhin atau Royan (panggilan akrabnya) berteman dekat meski memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Hafidin Royan digambarkan sebagai sosok yang jago dalam bermain hoki dan bola, juga aktif sebagai pecinta alam termasuk sosok yang tidak neko-neko, menjaga salat lima waktu, tidak merokok dan patuh dengan orang tua.
Berdasarkan informasi yang Alvin dapatkan, saat kejadian, Royan sedang sibuk menolong teman-teman yang terkena gas air mata. Di saat itulah Royan tertembak di pelipis kanan tembus ke kepala belakang dengan peluru ulir yang akhirnya merenggut nyawanya.
4. Hendriawan Sie
Hendriawan Sie merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi angkatan 1996 Universitas Trisakti. Lahir pada 3 Maret 1978 di Balikpapan dan merupakan putera dari pasangan Hendrik Sie dan Karsiyah.
Saat peristiwa 12 Mei 1998, Hendriawan menjadi korban penembakan ketika dirinya hendak keluar di depan pos untuk berlindung menuju kampus. Tubuhnya sempat ditemukan tergeletak oleh Heru P Sanusi yang saat itu merupakan Wakil Dekan Fakultas Hukum. Hendriawan Sie kemudian dimakamkan di Rawa Kopi, Kembangan, Jakarta Barat.
Pada 15 Agustus 2005 Presiden SBY menganugerahi tanda kehormatan Bintang Jasa Pratama dan ditetapkan sebagai Pahlwan Reformasi kepada empat orang mahasiswa Trisakti yang meninggal dunia akibat tembakan aparat keamanan dalam peristiwa Tragedi Trisakti Mei 1998, berdasarkan keputusan Presiden Nomor 057 / TK/ 2005 tanggal 9 Agustus 2005.
SUKMASARI | DIMAS ADITYO | YOPHIANDI | CAESAR AKBAR | KORAN TEMPO | WHITE BOARD JOURNAL | TRISAKTI.AC.ID | P2K STEKOM
Pilihan editor: Soal HAM Jadi Isu Debat Capres-cawapres, Ini 12 Pelanggaran HAM Berat yang Masih Ditagih ke Pemerintah