Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Agar tak mubazir

Perbaikan jalan raya lhok seumawe-langsa, aceh utara mandeg, akibat krisis pertamina. gubernur aceh ingin pembangunan jalan diteruskan. akhirnya jalan akan diteruskan pt marjaya dengan biaya apbn. (dh)

12 Juni 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GUBERNUR Daerah Istimewa Aceh A. Muzakkir Walad, akhir-akhir ini repot mondar-mandir Banda Aceh--Jakarta. Ada apa? Kurang jelas. Tapi bila diperhatikan kantor siapa saja yang dimasukinya, orang akan segera maklum: pastilah perkara jalan raya Lhok Seumawe-Langsa--yang tertegun pelaksanaan perbaikannya akibat krisis Pertamina. Yang kerap didatangi Gubernur Muzakkir Walad ialah kantor Menteri Sutami dan Dirut Pertamina. Tampaknya Gubernur Aceh itu tetap ngotot perlu diteruskannya pembenahan jalan raya sepanjang 300 Km yang akan mempersingkat perjalanan Lhok Seumawe-Medan itu. Meski ia tahu, PUTL dan Pertamina sedang asyik menghitng bunyi tokek: "teruskan-tidak-teruskan-tidak". Tuntutan yang sudah diletuskan sejak Nyak Adam Kamil masih gubernur (dan baru dipenuhi pertengahan tahun kemarin) tak lain berkat ngototnya Muzakkir Walad memberondong kedua kantor tadi. Apalagi biang alasannya memang sulit ditampik oleh sang raksasa Pertamina yang waktu itu belum kepergok banyak hutangnyamisalnya dalam menangani proyek LNG di Arun. Muzakkir masih optimis bahwa perlunya meneruskan proyek LNG di Arun itu tetap merupakan salah satu alasan untuk juga meneruskan proyek jalan raya. Sebab meski pembenahan jalan raya itu terbilang proyek non minyak, toh punya kaitan kuat dengan proyek LNG yang mendekam di kawasan sang Gubernur. Dan Menteri Sutami tentunya bisa diyakinkan bahwa jalan yang pernah digarap Bina Marga itu akan jadi mubazir bila pembenahannya distop--cuma karena Pertamina ngotot menyebutnya proyek non minyak Berhasilkah usaha Muzakkir? Kurang jelas pula. Tapi yang terang di Aceh, bulan kemarin terdengar sorak-sorai gembira. Di sana pecah kabar bahwa jalan raya tersebut akan dibenahi oleh PT Marjaya milik Teuku Markam, pemilik PT Karkam tempo hari. Biayanya sudah tersedia, sebanyak Rp 2,5 milyar yang dicomot dari APBN. "Pekerjaan akan segera dilaksanakan", tutur seorang staf PT Marjaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus