Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Akhirnya Lancar Juga

Kericuhan selalu terjadi setiap pelantikan rektor baru iain sunan kalijaga, yogyakarta sejak 13 tahun lalu. ketika pelantikan haji zaini dahlan awal juli terjadi goncangan, tatapi dapat dikuasai.

14 Agustus 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG pria berjaket loreng dan pet tentara di kepalanya, naik podium. Abdurrachman, mahasiswa tingkat doktoral Fakultas Tarbiyah itu, bukan mau pidato. Tapi nyerobot di tengah suasana pelantikan Rektor IAIN Sunan Kalijaga, 15 Juli, empat tahun yang lalu, dia sempat berteriak: "Atas nama para mahasiswa, kami minta pelantikan ini ditunda. Kalau tidak akan terjadi pertumpahan darah dan air mata". Darah memang tidak jadi tumpah. Namun pipi Kolonel (sekarang Laksamana Pertama) drs. Bachrum Rangkuti, Sekjen Departemen Agama, yang mewakili Menteri melantik drs. Haji Bakri Syahid sebagai rekor di IAIN itu, basah juga oleh air mata. Sedih. Suasana menjadi rusuh. Pelantikan batal. Mahasiswa memang ingin agar pelantikan itu ditunda sampai selesainya sidang MPR 1973. Tapi tak sampai sebulan sesudah peristiwa itu, 11 Agustus 1972, pelantikan rektor untuk menggantikan Prof RHA. Sunarjo SH, pejabat lama, berlangsung juga di Gedung Negara, bukan di kampus IAIN Sunan Kalijaga. Kerusuhan yang serupa, pernah juga terjadi di IAIN yang satu ini, 13 tahun yang lalu. Para mahasiswa melakukan protes terhadap pengangkatan Prof RHA. Sunarjo SH menjadi rektor baru pada peristiwa 10 Oktober 1963 itu. Dan 31 Juli kemarin, ketika Mukti Ali, Menteri Agama, melantik Haji Zaini Dahlan MA menjadi rektor menggantikan Bakri Syahid, peristiwa yang sama hampir berulang. Tidak sampai meletus menjadi kerusuhan memang. Namun susasana upacara sempat tegang juga. Tak kurang dari dua regu polisi berkeliaran di sekitar Wisma Sejahtera, Kampus Barat IAIN, tempat berlangsungnya pelantikan. Mahasiswa hanya diwakili oleh beberapa orang anggota Dewan Mahasiswa. Sedangkan mahasiswa yang lainnya, nonton jauh dari seberang, di balik pagar kawat berduri. Diam, tenang. Hanya sesekali bertepuk riuh bila dianggap ada yang menarik. Misalnya ketika iring-iringan mobil Menteri lewat. Pelantikan itu akhirnya berjalan lancar. Corat-coret di tembok-tembok seperti kejadian awal Juli kemarin, tidak ada (TEMPO, 24 Juli). Tapi, plakat-plakat gelap pada hari pelantikan nyaris tersebar bila fihak polisi Yogyakarta tidak cepat turun tangan. Bahkan selebaran gelap, sempat beredar di kampus itu dua hari sebelum pelantikan. Selebaran gelap itu menuduh tiga pejabat teras Departemen Agama, termasuk Haji Zaini Dahlan MA, sebagai orang yang menjadi sponsor terjadinya peristiwa 10 Oktober 1963. "Tiga belas tahun yang lalu mereka berontak atas nama perkembangan dan pembinaan mutu IAIN, berontak atas nama keadilan, atas nama aspirasi warga kampus dan umat Islam, atas nama moral dan entah seribu satu atas nama lagi. Tetapi sekarang mereka pula yang menteror keadilan. Mereka pula yang sekarang sedang menata dominasi golongan dan birokrasi secara total dan integral, mereka mengebiri demokrasi", tulis selebaran gelap itu. Selanjutnya selebaran tertanggal 29 Juli 1976 dan mengatas namakan Lembaga Penertiban IAIN Sunan Kalijaga itu sempat mengancam: "Tuan-tuan di Departemen Agama, gara-gara tangan kalian, segalanya selalu goncang dan memalukan. Nah, sekarang, apakah perlu kami goncangkan secara total?" Goncangan tidak terjadi. Bahkan Mukti Ali yakin, Haji Zaini Dahlan MA, bisa membawa IAIN ke arah kemajuan. Karir Zaini Dahlan memang mengajar, di samping saat ini masih menjabat Kepala Kantor Wilayah Depag Jawa Barat. "Penugasan di IAIN ini", kata Mukti Ali, "merupakan pengembalian beliau ke jalur karirnya semula". Menteri Agama nampaknya memang tidak punya pilihan lain untuk pejabat Rektor di IAIN yang mengidap dendam antar golongan" yang turun temurun itu. "Haji Zaini Dahlan MA, adalah orang yang tepat untuk memangku jabatan rektor ini" ujar Menteri menegaskan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus