Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Jokowi menyatakan Indonesia siap memberikan bantuan kemanusiaan kepada Ukraina.
Indonesia tak bersedia memberikan bantuan persenjataan kepada Ukraina.
Langkah Indonesia mengundang Presiden Ukraina dianggap sebagai opsi terbaik untuk menyukseskan G20.
JAKARTA – Presiden Joko Widodo akhirnya mengakui sudah mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November mendatang. Jokowi menyampaikan undangan itu saat menelepon Zelensky, Selasa malam lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Forum G20 punya peran sebagai katalisator dalam pemulihan ekonomi dunia. Maka, ada dua hal besar yang mempengaruhi saat ini, yaitu pandemi Covid-19 dan perang Ukraina,” kata Jokowi di Istana Bogor, lewat pernyataan kepresidenan yang dirilis melalui video di akun Twitter milik Jokowi, kemarin malam. “Dalam konteks inilah, dalam perbincangan melalui telepon tersebut, saya mengundang Presiden Zelensky untuk hadir dalam KTT G20.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi juga menyampaikan kepada Zelensky bahwa Indonesia siap memberikan bantuan kemanusiaan kepada Ukraina. Namun, kata Jokowi, Indonesia tidak bisa membantu persenjataan seperti permintaan Zelensky karena konstitusi di Indonesia tak membolehkannya.
Setelah menelepon Zelensky, Jokowi menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin, satu hari berikutnya. Dalam kesempatan tersebut, Putin menginformasikan kondisi terbaru di Ukraina serta proses negosiasi dalam mengakhiri perang tersebut. Adapun Jokowi meminta Putin segera mengakhiri perang dan mengedepankan solusi damai.
“Dalam kesempatan tersebut, Presiden Putin menyampaikan terima kasih atas undangan KTT G20 dan beliau mengatakan akan hadir,” kata Jokowi.
Bangunan yang hancur selama invasi Rusia ke Ukraina di Kota Irpin, di luar Kyiv, Ukraina, 29 April 2022. REUTERS/Valentyn Ogirenko
Jokowi mempunyai pertimbangan sendiri saat menghubungi pemimpin kedua negara yang tengah berperang tersebut. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini beralasan Indonesia ingin menyatukan negara-negara G20 agar tidak terjadi perpecahan. “Perdamaian dan stabilitas adalah kunci bagi pemulihan dan pembangunan ekonomi dunia,” katanya.
Pernyataan terakhir Jokowi itu merujuk pada perbedaan pendapat negara-negara anggota G20 atas kehadiran Putin dalam KTT mendatang. Amerika Serikat dan negara-negara Eropa mendesak Indonesia sebagai presidensi G20 tak mengundang Putin dalam acara puncak KTT G20 di Bali nanti. Penolakan itu akibat invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari lalu.
Amerika Serikat memberi syarat jika Indonesia tetap berkukuh mengundang Putin. Syaratnya adalah Indonesia mesti mengundang Presiden Zelensky menghadiri KTT nanti meski Ukraina bukan anggota G20. Namun sikap Amerika Serikat dan sekutu ini ditentang oleh Cina.
Posisi Indonesia semakin sulit ketika sejumlah rangkaian kegiatan G20 tak berjalan seperti biasa. Sebab, Amerika Serikat dan negara-negara Blok Barat enggan berkompromi dan berdiskusi dengan perwakilan Rusia sebagai bentuk hukuman diplomatik atas invasi militer mereka ke Ukraina.
Kondisi itu misalnya terjadi dalam pertemuan keuangan G20 yang digelar di Washington, DC, Amerika Serikat, dua pekan lalu. Amerika Serikat, Kanada, Australia, Inggris, Jepang, dan Uni Eropa memilih walkout atau keluar dari ruangan pertemuan saat delegasi Rusia yang hadir secara virtual menyampaikan paparannya.
Sebelum insiden ini, Indonesia sesungguhnya sudah berusaha melobi sejumlah pemimpin negara G20. Jokowi mengaku sempat menghubungi Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, serta Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. Di samping itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sempat berkeliling ke beberapa negara Eropa beberapa pekan lalu.
Juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, membenarkan bahwa ada pembicaraan dengan Indonesia mengenai G20. Dalam pernyataannya di situs web resmi Kremlin yang dikutip Reuters, Peskov mengatakan Rusia masih mempersiapkan pertemuan forum internasional itu. Presiden Putin dan delegasi Rusia belum memutuskan akan hadir secara fisik atau virtual dalam forum tersebut.
Guru besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengatakan undangan Ukraina menjadi bentuk kompromi Indonesia agar negara-negara Blok Barat tidak memboikot KTT G20. Undangan itu dinilai lebih baik daripada memenuhi permintaan yang tinggi dari Amerika Serikat untuk mengeluarkan Rusia dari forum G20.
Selain itu, kata Hikmahanto, dengan mengundang pemimpin kedua negara ke KTT G20, Indonesia bisa mengambil peran strategis untuk berkontribusi pada perdamaian kedua negara. “Karena permintaan kedua blok sudah dipenuhi, Indonesia juga bisa meminta jaminan kepada Amerika Serikat dan negara sekutunya untuk tidak melakukan boikot dengan ketidakhadiran mereka bila Rusia hadir,” ujar Hikmahanto.
INDRI MAULIDAR
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo