Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mendiktisaintek Sebut Nyaris Tak Ada Lulusan Perguruan Tinggi Langsung Bekerja Sesuai Jurusan

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan hampir tidak ada lulusan perguruan tinggi yang langsung bekerja sesuai jurusannya. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya buat lulusan tersebut memiliki skill membaca, menulis, etos kerja tinggi, komunikasi dan mampu bekerja dengan tim.

17 Januari 2025 | 10.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro saat konferensi pers Pencapaian Desk Pemberantasan Narkoba Program Asta Cita Presiden RI di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, 5 Desember 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan hampir tidak ada lulusan perguruan tinggi yang langsung bekerja sesuai jurusannya. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya buat lulusan tersebut memiliki skill membaca, menulis, etos kerja tinggi, komunikasi, dan mampu bekerja dengan tim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hampir enggak ada, kecuali yang mungkin vokasi, tapi itu juga masih ada penyesuaian," kata dia dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 yang diselenggarakan IDN Times di Menara Global, Jakarta Selatan, Kamis, 16 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Satryo, pemberi kerja akan meminta lulusan perguruan tinggi untuk mempelajari hal-hal baru yang mungkin tidak sesuai dengan jurusannya. Oleh karena itu, kemampuan soft skill akan sangat berguna dalam menghadapi situasi tersebut.

"Jadi kalau teman-teman nanti lulus kerja di bidang yang bukan bidangnya, enggak ada masalah. Kenapa? Karena yang penting kita bisa belajar, tahu apa kerjaannya," ucap dia.

Selain soft skill, menurut Satryo, masih ada satu resep yang penting di dunia kerja yaitu harus memiliki keinginan belajar sepanjang hayat. "Terutama yang masih kuliah, begitu lulus jangan selesai belajar dan mau kerja aja. Kalau seperti itu kelakuannya, habislah kalian," kata Satryo.

Satryo mengatakan tantangan pekerjaan di masa depan akan semakin besar, termasuk dengan adanya intervensi kecerdasan buatan (AI). Ia menambahkan, jika generasi saat ini tidak mampu terus belajar dan beradaptasi, bukan tidak mungkin mereka akan digantikan oleh AI.

"Tapi jangan takut, yang penting kalian itu bisa baca, tulis, komunikasi, etos kerja yang tinggi, itu pasti ada jalannya," tutur Satryo.

Di Indonesia, kata Satryo, budaya membaca belum menjadi kebutuhan. Hal itu terlihat dari sejumlah kampus yang perpustakaannya sepi pengunjung. Padahal, negara lain seperti Vietnam dan Jepang, kata dia, punya kebiasaan membaca.

"Karena tidak bisa membaca, nulis pun tidak bisa pasti, kan? Karena tidak baca dan nulis, komunikasi tidak bisa. Apa yang boleh disampaikan? Teamwork juga tidak bisa, karena apa? Tidak bisa komunikasi," tutur dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus