Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Amnesti Dan Reaksi

Amnesti internasional mendapat hadiah nobel'77 untuk perdamaian. perjuangannya di meksiko & indonesia di tuduh cari publisitas. tanggapan martin ennals dan huang wen-hsien dari amnesti tentang tuduhan tersebut. (nas)

21 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AMNESTI Internasional tahun lalu mendapatkan Hadiah Nobel untuk perdaunaian. tapi tak semua orang bertepuk. Pekan lalu seorang pejabat Meksiko menuduh Amnesti sebagai hanya mencari publisitas. Pejahat itu. Wakil Jaksa Agung Samuel Alva menantang Amnesti untuk membuktikall tuduhannya bahwa 21 orang telah lenyap (diculik pemerintah?) di Meksiko. Beberapa hari sebelumnya, William F. Buckley Jr., seorang intelektuil konservatif AS yang telah lama jadi anggota Badan Penasihat Amnesti mengundurkan diri. Ia tak setuju seperti ditulisnya dengan tajam dalam International Herald Tribune 9 Januari yang lalu. sikap Amnesti yang memperjuangkan hapusnya Hukuman mati. Di Indonesia nama Amnesti juga kurang enak didengar. Organisasi ini di masa Orde Lama pernah memperjuangkan dibebaskannya Moehtar Lubis, tokoh pers yang selama 9 tahun ditahan di rumah, rumah tahanan di Jakarta dan Madiun. Di masa Orde Baru Amnesti terutama memperjuangkan pembebasan tahanan G.30.S/PKI seraya menuduh bahwa tahanan politik di Indonesia jumlahnya antara 55.000 sampai 100.000. Maka bukan sesuatu yang aneh para pejabat Indonesia menuduh Amesti sebagai membesar-besarkan angka. Dalam sebuah tulisan untuk Far Eastern Economic Review awal bulan lalu. Jusuf Wanandi dari CSIS (Centre for Strategic and International Studies) di Jakarta, menunjukkan bahwa sumber keterangan Amnesti memang tidak obyektif. Salah satunya adalah dari Carmel Budiardjo seorang wanita bekas anggota Partai Komunis Inggeris yang suaminya masih ditahan di Indonesia. Mochtar Lubis sendiri. sementara ia bergembira atas dibebaskannya 10.000 tahanan baru-baru ini, mengatakan kepada wartawan TEMPO Slamet Djabarudi: Memang diakui belakangan ini bahwa Amnesti lebih didominasi unsur-unsur kiri yang meminta pembebasan orang komunis. Huang Wen-hsien dari Seksi Riset Asia Amnesti Internasional. dalam keterangannya kepada pembantu TEMPO di London Gabriel Gay membantah warna itu. Jika kami punya warna ideologis itu adalah deklarasi PBB tentang Hak-hak Asasi. Dan terhadap kritik yang ditujukan kepada Amnesti Sekretaris Jenderalnya Martin Ennals mengatakan: Kebanyakan orang setuju pada apa yang kami lakukan, tapi hanya ketika sorotan kita arahkan kepada mereka mereka mulai ragu. Tongkat Di bawah ini petikan tanya jawab TEMPO dengan Martin Ennals dan Huang Wen-hsien di London: Sebagai garansi terhadap ke cenderungan politis (political bias) apapun ujar Huang, mesti melakukan pekerjaannya secara pribadi-pribadi. Juga. Amnesti bisa saja membela siapa pun. Tak peduli dia komunis atau bukan. Di Indonesia misalnya. A.I. telah bekerja menuntut pembebasan tahanan Gestapu Malari. PNI bahkan tahanan dalam kasus Irian Barat. Mengenai keanggotaannya sendiri sekitar 170 ribu orang di 105 negara kedua pengurus A.I. itu mengungkapkan betapa mereka bervariasi dari jutawan sampai mahasiswa miskin dan pastor yang konservatif. Walaupun Huang tak menutup kemungkinan sejumlah anggotanya berhaluan Kini baru. Betapapun ada kesan bahwa A.I. kurang menyorot negeri-negeri sosialis yang tertutup. Laporan tahunan 1977 misalnya menyebutkan bahwa "Amnesti tak berhasil memperoleh informasi tentang pelanggaran hak-hak asasi di Korea Utara. Walaupun diduga, ada sensor total terhadap berita-berita pelanggaran hal-hak asasi di negeri Kim II-sung itu. Apapah itu berarti bahwa A.I. hanya mampu bekerja secara efektif dalam masyarakat yang terbuka? Artinya mau menanggapi opini di luar negeri? Huang, agak hati-hati menjawab pertanyaan ini. "Kami tak mau mencampuri kedaulatan masing-masing negara untuk menentukan sistim sosial dan politiknya sendiri. Hanya saja mereka menginginkan negara-negara itu - sekali lagi- mengakui Deklarasi PBB tentang Hak-Hak Asasi Manusia. Tongkat pengukur A.I. untuk itu: "peradilan yang adil (fair trail) dan bila tak terbukti mereka pernah menggunakan atau menganjurkan kekerasan supaya segera dibebaskan bila terbukti tak bersalah. Tapi apa artinya fair trail di negeri sosialis seperti Kamboja. di mana ratusan orang dikabarkan telah dihukum mati? Laporan tahunan A.I. 1977 tentang Cina dan Indo-Cina memang ada menyebutkan tentang hukuman mati setelah peralihan kekuasaan di Tiongkok. kamp "pendidikan kembali" (re-education camp) di Vietnam dan Kamboja serta 50 ribu orang tahanan di Vietnam atau 5% dari seluruh penduduk yang tercatat. Bagaimana pun, tak semua orang sudah puas dengan kampanye A.I. selama ini. Termasuk dubes Inggeris sendiri. Sir Johan Ford dalam konperensi pers Senin kemarin. "Di dunia Barat" kata dubes pertama yang secara resmi mengunjungi Pulau Buru ada anggapan menyamakan kamp Buru itu dengan Gulag. Tapi setelah dia ke sana. dianggapnya bukan dalam segala hal bukan bandingan kamp-kamp Rusia seperti yang digambarkan Alexander Solzenithsin dalam bukunya, Gulag Archipelago. Tapi dia juga punya kritik. Kepada Kopkamtib sang dubes telah mengutarakan pendapatnya tak baik kalau penglepasan itu dirusak oleh kekeliruan administrasi Khususnya dia mengutip kasus dua keluarga di sana yang tadinya mengira akan dibebaskan, dan telah menjual semua miliknya, tapi kenyataannya mereka belum dibebaskan. Katanya: "Saya tak setuju dengan penahanan secara sewenang-wenang (arbitrary detention)". Tahanan mengira akan dibebaskan dan belum menjual semua miliknya, tapi kenyataannya mereka belum dibebaskan. Katanya: "Saya tak setuju dengan penahanan secara sewenang-wenang (arbitrary detention)."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus