DUA jam setelah Gubernur Bali Soekarmen beserta rombongan
berangkat ke Kintamani, meninjau dan membawa bantuan bagi
penduduk yang mengungsi akibat tanah longsor (TEMPO, 11 Pebruari
78 -- Nasional) telepon di Biro Kesra Kantor Gubernur kembali
berdering. Datangnya dari Kantor Bupati Buleleng. Kabar bunlk
pula. Banjir disertai batu secara deras melanda Desa Les
Kecamatan Tejakula, 31 Januari jam 6 pagi. Guben1ur Soekarmen,
datang dari Kintamani siang harinya, langsung memerintahkan
pengiriman bantuan darurat.
Banjir itu terjadi di Banjar Selonding menyebabkan 4 penduduk
tewas, seorang hilang, 9 luka berat, 12.000 pohon jeruk yang
sedang berbuah hanyut, 30 hektar tanaman jagung rusak, 5 ekor
babi dan 9 ekor sapi mati.
Mengutip keterangan Camat Tejakula, Nengah Mertha BA, kerugian
akibat banjir batu ini diperkirakan Rp 101.265.000. Sebanyak 43
KK atau 259 jiwa memerlukan bantuan, rumah dan harta bendanya
tak dapat diselamatkan. Dan bantuan memang datang esok harinya
dari gubernur, berupa 1,5 ton beras, 25 Kg ikan asin dan
sejumlah pakaian serta obat-obatan dari PMI.
Ke Mana?
Sementara itu bantuan untuk korban tanah longsor di Kintamani
telah diserahkan, berupa 3,5 ton beras, 50 Kg ikan asin, 800
potong pakaian dan 10.000 tablet vitamin. Penduduk yang kini
mengungsi di 3 tempat dengan meminjam Balai Banjar, akan segera
mendapat kiriman tenda, dijanjikan Ketua PMI Bali Nyonya Yasmin
Oka. Gubernur menginstruksikan Bupati Bangli drs Winaya agar
segera melarang Membuat daerah pemukiman di sekitar lereng barat
Gunung Batur. Sedang drs Winaya kepada TEMPO berucap, larangan
ini memang baik, tetapi menjadi masalah baru buat Kabupaten
Bangli. "Syukur kalau mereka mau ditransmigrasikan, kalau tidak
di mana cari tempat pemukiman?" tanva Bupati.
Korban angin ribut? Seorang staf Biro Kesra Kantor Gubernur
mengatakan, belum berhasil menyusun rekapitulasi angka
kecelakaan, karena laporan dari kabupaten saling susul menyusul.
Korban jiwa tidak terdengar lagi, tetapi rumah, So, pasar dan
bangunan lain masih banyak yang roboh. Sementara angin tetap
nampaknya menjadi ancaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini