Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan sudah menyiapkan langkah penanggulangan banjir yang melanda kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi. Langkah itu antara lain berupa penanganan warga terdampak, seperti evaluasi dan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, serta menyiapkan sejumlah langkah penanganan dalam jangka panjang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kemudian ke depan, kita akan bangun Bendungan Cibeet sebagai areal tangkapan air, lalu konsep bangunan rumah di daerah langganan banjir harus tinggi seperti rumah panggung yang memiliki kolong, Saya sudah tanya ke warga dan mereka setuju,” kata Dedi, dikutip dari keterangannya, Rabu, 5 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dedi mengatakan pemerintah provinsi akan mengevaluasi tata ruang Jawa Barat. Pekan depan, ia mengaku akan membicarakan soal tata ruang tersebut dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang. "Hari Selasa, pekan depan akan ada pertemuan dengan pemerintah pusat mengenai evaluasi tata ruang tersebut, terutama dengan Kementerian ATR/BPN," kata dia.
Menurut Dedi, dalam penanganan banjir yang menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi, pihaknya akan melaksanakan sebaik mungkin. Namun, ia meminta masyarakat agar bersama-sama menjaga alam.
Sebelumnya, Dedi menyinggung soal rencananya mengevaluasi kawasan Puncak, Kabupaten Bogor menyusul terjadinya bencana banjir dan longsor. Evaluasi yang akan dilakukannya terkait keberadaan saran rekreasi dan bangunan di kawasan Puncak. Ia menilai alih fungsi lahan di kawasan Puncak yang menjadi penyebab bencana hidrometeorologis, seperti banjir bah yang terjadi di Kabupaten Bogor pada Ahad, 2 Maret 2025. Evaluasi juga akan dilakukannya pada BUMD Jawa Barat, yakni PT Jaswita yang mengelola salah satu objek wisata di Kawasan Puncak. Pekan ini dirinya akan membahas soal kawasan puncak bersama Menteri Lingkungan Hidup.
"Kalau areal itu mengurangi daya resapan air dan mengakibatkan bencana, kita evaluasi. Mana yang lebih didahulukan keselamatan warga atau sekedar kesenangan beberapa orang saja? Keselamatan warga penting lebih penting dari apapun," kata Dedi Mulyadi, dalam keterangannya, Senin, 3 Maret 2025.
Di kesempatan lain, Dedi Mulyadi menyebutkan rencana membangun rumah panggung di Karawang untuk mengantisipasi banjir. Desain rumah panggung disebutnya masih memungkinkan warga beraktivitas walaupun terjadi banjir. “Rumah-rumah ini akan dibuat dengan kolong setinggi 2,5 meter. Jadi, jika banjir datang, warga tidak perlu repot. Cukup turun dan menggunakan perahu untuk akses ke jalan," katanya, dikutip dari keterangannya, Selasa, 4 Maret 2025.
Dedi juga meminta Kementerian Pekerjaan Umum untuk merealisasikan pembangunan Bendungan Cibeet dan Cijurey guna mengendalikan debit air sungai yang kerap menjadi penyebab banjir di Karawang. “Banjir di Karangligar ini sumbernya dari Sungai Cibeet dan Cijurey. Oleh karena itu, bendungan harus segera dibangun agar bisa mengatasi masalah ini secara permanen," kata dia.
BPBD Jawa Barat mencatat sejak 28 Februari 2025 hingga 4 Maret 2025 banjir di Jawa Barat melanda Bekasi, Depok, Karawang, Bogor, dan sejumlah daerah di Bandung Raya. Banjir di Kabupaten Bekasi tercatat melanda 41 desa di 14 kecamatan dengan 13.704 KK (51.320 jiwa) terdampak, di Kota Bekasi terjadi di 14 kelurahan di 7 kecamatan dengan 187 KK (760 jiwa) terdampak, di Kota Depok terjadi di 15 desa di 8 kecamatan dengan 526 KK terdampak, di Kabupaten Bogor terjadi di 10 desa di 8 kecamatan dengan 756 KK (2.917 jiwa) terdampak, serta di Karawang terjadi di 2 desa di 1 kecamatan dengan 570 KK (1.660 jiwa) terdampak. Korban banjir mengungsi di sejumlah tempat di antaranya 147 KK (760 jiwa) di Kabupaten Bekasi, serta 49 jiwa di Karawang. Satu orang korban meninggal dunia di Kabupaten Bogor akibat bencana banjir.
Di Bekasi, banjir yang tercatat terjadi sejak Selasa, 4 Maret 2025, hingga hari ini, Rabu, 5 Maret 2025, belum surut. Catatan terbaru BPBD Jawa Barat menghitung lebih dari 52 ribu jiwa terdampak akibat banjir di Bekasi dengan ketinggian bervariasi antara 50 cm hingga 350 cm. Sejumlah fasilitas publik, termasuk rumah sakit juga ikut terendam.
"Kami telah melakukan penanganan darurat, termasuk evakuasi warga, pendirian tempat pengungsian darurat, serta penyediaan logistik Kita lakukan bersama relawan juga di sini," kata Pelaksana Harian Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Anne Hermadiane Adnan, dikutip dari keterangannya, Rabu, 5 Maret 2025.
Anne mengatakan, kendati sudah menyiapkan bantuan bagi korban terdampak banjir, namun sejumlah kebutuhan mendesak masih dibutuhkan warga di antaranya air minum, makanan siap saji, perlengkapan bayi, kebutuhan khusus perempuan, selimut, hingga alas tidur. “Semua kebutuhan kita tetap upayakan untuk menjamin kelangsungan aktivitas korban terdampak sehari-hari," kata Anne.
Banjir akibat meluapkan Kali Bekasi mengakibatkan 14 kecamatan di Kabupaten Bekasi dan 7 Kecamatan di Kota Bekasi terendam banjir.
Hujan deras juga tercatat mengakibatkan bencana tanah longsor di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor. Di Kabupaten Bogor bencana longsor mengakibatkan 2 rumah rusak berat, 2 korban luka ringan, serta 11 KK (43 jiwa) mengungsi . Sementara di Kota Bogor bencana longsor mengakibatkan 6 rumah rusak berat, 1 orang korban meninggal dunia, serta 9 KK (29 jiwa) mengungsi.
Wali Kota Bogor menyatakan wilayahnya dalam Darurat Bencana Hidrometeorologi yang ditetapkan selama 30 hari, yakni sejak 4 Maret 2025 hingga 2 April 2025.