Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Bawaslu: Sampang hingga Papua Rawan Kekerasan Menjelang Pilkada 2024

Bawaslu menyatakan potensi kekerasan menjelang pemungutan suara akan semakin tinggi di wilayah yang mengusung dua paslon saja.

20 November 2024 | 12.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) membeberkan sejumlah daerah yang dinilai rawan terhadap aksi kekerasan menjelang hari pencoblosan pilkada 2024. Salah satunya daerah Sampang, Jawa Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sampang termasuk daerah paling rawan, terindeks kerawanan pilkada 2024,” kata Ketua Bawaslu Rahmat Bagja kepada awak media di The Sultan Hotel & Residence Jakarta pada Selasa, 19 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seorang saksi dari pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sampang, Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimat Sakteh), menjadi korban kekerasan. Saksi pasangan tersebut tewas setelah dikeroyok dan dibacok sekelompok orang bersenjata celurit. Peristiwa tersebut terjadi di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, pada Ahad, 17 November 2024.

Selain Sampang, Bagja mengatakan Kabupaten Bangkalan di Madura, Jawa Timur juga termasuk wilayah yang perlu diantisipasi. Bergeser ke wilayah timur Indonesia, Bagja mengatakan sejumlah daerah di Papua menjadi perhatian bagi Bawaslu lantaran potensi kekerasan menjelang pelaksanaan pilkada serentak pada 27 November mendatang. “Kemudian di daerah Nduga, Papua Pegunungan,” ujarnya.

Selain di Pulau Jawa dan Papua, Bagja mengatakan wilayah rawan kekerasan juga terdapat di Provinsi Riau, yakni wilayah Pegunungan Bintan dan juga daerah-daerah di Sumatera Selatan. 

Ia menilai potensi kekerasan akan semakin tinggi di wilayah yang hanya mengusulkan dua paslon untuk berlaga di kontestasi pilkara. “Itu tingkat kompetisinya sangat tinggi,” kata dia. 

Perihal potensi dan kekhawatiran akan meluasnya kasus kekerasan pilkada, Bagja berharap kepolisian dapat melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat dan tim kampanye untuk mengawal agar periode transisi pemilihan kepala daerah ini dapat berlangsung damai. “Kami harapkan sama-sama saling menjaga keadaan kali ini,” tutur Bagja. 

Di samping itu, Bagja mengatakan terdapat daerah yang mengalami penurunan status sebagai daerah rawan. “Ada, Jawa Timur salah satunya.” 

Selain status kerawanan yang menurun, sejumlah daerah justru mengalami peningkatan kerawanan. Misalnya, Jawa Tengah, yang awalnya masuk status kerawanan sedang, kini menjadi tinggi. 

Provinsi Jawa Tengah sebagai daerah rawan juga pernah disinggung oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum atau KPU Mochammad Afifuddin. Menurut dia, peningkatan kerawanan di Jawa Tengah, terjadi karena persaingan yang ketat antarpasangan calon kepala daerah.

"Sebagaimana rapat koordinasi terakhir kemarin, misalnya ada kerawanan yang berkaitan dengan persaingan kandidat yang sangat ketat. Misalnya, Jawa Tengah dianggap meriah," kata Afif saat ditemui awak media di kawasan Kota Batu, Malang, Jawa Timur, Sabtu, 9 November 2024.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus