Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mengungkapkan kronologi gempa 6,9 skala richter yang mengguncang bagian selatan Pulau Jawa pada Jumat malam 15 Desember 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, awalnya Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika mengeluarkan pengumuman gempa sebesar 7,3 skala richter dengan kedalaman 105 kilometer pada pukul 23.52. Saat itu masyarakat dari Yogyakarta, Tasikmalaya, hingga Jakarta merasakan goyangan gempa yang cukup kuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BMKG mengklasifikasan wilayah terdampak guncangan gempa dengan skala terkuat, yakni III - IV Modified Mercalli Intensity (MMI) di Kebumen, Karangkates, Yogyakarta, dan Bandung. Sedangkan, skala II - III MMI dirasakan di Jakarta, Nganjuk, Mataram, Depok, Ngawi, dan Madiun. Guncangan itu dilaporkan terasa di pesisir Selatan Pulau Jawa.
Selang lima menit kemudian, BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami di Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah dari gempa 7,3 SR pada kedalaman 105 kilometer. Masyarakat merespon peringatan tersebut dengan melakukan evakuasi. "Kondisi panik dan terjadi kemacetan di beberapa tempat," kata Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jakarta Timur pada Sabtu, 16 Desember 2017.
Setelah data dimutakhirkan, BMKG kembali mengeluarkan peringatan siaga tsunami untuk wilayah Tasikmalaya dan Ciamis di Jawa Barat dari kekuatan gempa 6,9 SR dengan kedalaman 107 kilometer barat daya Kabupaten Tasikmalaya. Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat berpotensi tsunami dengan level Siaga Tsunami yaitu ketinggian tsunami antara 0,5 meter hingga kurang dari 3 meter. Sedangkan, Kabupaten Bantul, Kulon Progo, Cianjur, Garut, Sukabumi, Cilacap dan Kebumen pada level Waspada Tsunami dengan potensi tsunami ketinggian kurang dari 0,5 meter.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah lalu membunyikan sirine tsunami kepada masyarakat khususnya di pesisir selatan untuk evakuasi. Sirine tsunami di Purworejo, Kebumen, Cilacap, Pangandaran berbunyi. Di Cilacap, sirene tsunami sempat berbunyi sebentar karena listrik mati.
Mendengar sirene tersebut, ribuan masyarakat berbondong-bondong mengungsi ke tempat yang lebih aman. Di saat bersamaan, aparat dan masyarakat mencari dan menyelamatkan korban gempa.
Petugas BNPB bersama BPBD dan relawan mengamati tanda-tanda tsunami di pantai. Tidak adanya buoy tsunami menyebabkan ketidakpastian indikasi tsunami di pantai. Pada Sabtu, 16 Desember 2017 pukul 02.30 WIB, BMKG menyatakan peringatan dini tsunami di wilayah selatan Pantai Jawa dinyatakan berakhir. "Tidak ada muka air laut yang surut sebelumnya. Kondisi muka air laut normal," kata Sutopo.
Akibat gempa tersebut, BPBD mengidentifikasi tiga korban tewas, tujuh korban luka-luka, serta lebih dari 950 bangunan mengalami kerusakan. Saat ini, BNPB bersama BPBD, Tentara Nasional Indonesia, Polri, Palang Merah Indonesia, serta sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan relawan masih mencari serta mengevakuasi korban akibat gempa itu.