Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram -Stasiun Geofisika (StaGeof) Mataram menyiapkan pemantauan gerhana bulan Juli 2018 yang bersifat total atau Gerhana Bulan Total (GBT) selama 103 menit, Sabtu 28 Juli 2018 dini hari nanti, yang akan terlihat sejak pukul 01.00 Waktu Indonesia Tengah (WITA).
StaGeof Mataram menyiapkan tujuh orang staf guna bisa menyiarkan langsung adanya gerhana bulan Juli 2018 Sabtu dini hari nanti yang posisinya persis di atas kepala penduduk di Lombok.
Baca : Sungai Bengawan Solo Jadi Tempat Favorit Lihat Gerhana Bulan
Kepala StaGeof Mataram Agus Riyanto menjelaskan kesiapan pemantauannya mulai pukul 23.00 WITA. Yang disiapkan teropong hilal, kamera DLSR dengan kelengkapannya mounting connection, laptop. dikoneksikan ke bmkg agar bisa diakses masyarakat. live melalui jaringan internet, hp dan atau komputer.
''Semuanya dilakukan di atas atap lantai tiga kantor,'' kata Agus Riyanto kepada Tempo, Jum'at 27 Juli 2018 malam. Lokasi kantor StaGeof Mataram berada Jalan Adi Sucipto Mataram. Tingginya sekitar 17 meter dari permukaan tanah.
StaGeof Mataram sudah melakukan persiapannya sejak Kamis 26 Juli 2018 mulai jam 20.00. Menurutnya, pemantauan GBT tersebut dilakukan 20 stasiun se Indonesia. Di Mataram mulai tampak pukul 01.00.
Simak juga : Sandiaga Uno Janjikan Hadiah untuk Foto Gerhana Bulan Terbagus
Hampir seluruh wilayah Indonesia bisa terlihat langsung. Berharap cuaca mendukung tidak tertutup awan. ''Ini fenomena langka 100 tahun lagi akan terjadi yang sama. Lamanya sampai 103 menit,'' ujarnya.
Gerhana bulan Juli 2018 alias GBT kali ini merah, micro blood moon atau mini gerhana bulan. Beda dengan yang terjadi bulan Januari 2018 lalu super blood moon. Ini disebabkan karena jarak terhadap bumi jauh maka terlihat kecil. Diameter bulan sama tapi kelihatannya saja kecil atau besar. Bulan tertutup menjadi merah seperti darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini