Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DARAH, air mata, dan doa luruh di Pontianak. Suasana dukacita mengepung ibu kota Provinsi Kalimantan Barat ini, menyusul tewasnya sepuluh orang penduduk akibat bentrokan antaretnis yang merebak sepanjang Rabu hingga Jumat pekan silam. Pertikaian berdarah meletus gara-gara kecelakaan lalu lintas di kawasan Tanjungraya, Rabu pagi. Ketika itu se-orang pengendara sepeda motor, Morni, dari etnis Melayu, tersenggol bus kota 06 yang diawaki oleh Syaiful dan Marwi dari suku Madura.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo