Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LIMA bingkai itu memuat foto Ketua Fraksi Partai Demokrat Syarif Hasan bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Semuanya tergantung di ruang kerja Syarif di lantai sembilan gedung Nusantara I Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Jakarta.
Senin petang pekan lalu, Syarif masuk kamar seusai rapat paripurna pengesahan Undang-Undang Narkotika. Kelelahan akibat didera puasa dan rapat maraton, ia selonjoran sambil melemaskan sendi kaki. Meski capek, wajahnya tak menunjukkan raut letih. Beberapa hari terakhir, ia memang sedang bungah: ia disebut-sebut akan menjadi Ketua DPR periode 2009-2014. Syarif menyatakan tak berambisi meraih kursi Ketua Dewan. ”Semua masih menunggu dan tergantung Pak SBY,” katanya.
Syarif adalah satu dari tiga nama calon Ketua Dewan mendatang. Jatah ketua kali ini dipegang Partai Demokrat, pemenang Pemilihan Umum 2009. Selain Syarif Hasan, dua nama lainnya adalah anggota Dewan Pembina Partai Hayono Isman dan Sekretaris Jenderal Marzuki Alie. Sebelumnya, muncul pula Ketua Partai Anas Urbaningrum. Belakangan Anas santer disebut bakal dapat jatah kursi menteri.
Syarif punya kans kuat karena berpengalaman memimpin fraksi periode 2004-2009. Pria kelahiran Palembang 54 tahun lalu itu selama lima tahun juga jago melobi fraksi-fraksi lain di Dewan. ”Ia matang dan berpengalaman di parlemen,” kata Wakil Ketua Umum Ahmad Mubarok.
Syarif juga disukai anggota fraksi lain di Dewan. Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Eva Kusuma Sundari termasuk yang menyokong. ”Dia layak memimpin parlemen karena sudah bekerja keras memimpin Partai Demokrat ketika belum menjadi pemegang mayoritas suara,” katanya.
Memang, Eva mendengar suara-suara yang menyebutkan Syarif kurang pintar. Tapi, kata dia, untuk memimpin Dewan tak perlu orang cerdas. ”Yang dibutuhkan orang berpengalaman dan pernah bertarung.” Apalagi disebut-sebut Syarif telah mendapat restu dari Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Pesaing Syarif, Hayono Isman, telah menunjukkan keinginan kuat menjadi Ketua Dewan sejak sebelum pemilu legislatif 9 April lalu. Ia menyatakan tidak tertarik masuk kabinet. Dengan menjadi Ketua Dewan, ia berharap bisa menjadi partner yang baik bagi pemerintah Yudhoyono.
Menurut Hayono, seleksi Ketua Dewan, termasuk ketua fraksi, akan dilakukan oleh Yudhoyono. Mereka akan menjalani psikotes, bersama semua legislator terpilih. Selain untuk menjaring pemimpin Dewan, tes itu untuk mencari kandidat ketua komisi dan pemimpin Dewan yang lain.
Siapa yang bakal terpilih sangat tergantung keputusan Dewan Pimpinan Partai Demokrat akhir September ini. ”Tunggu saja. Yang pasti, sebelum 1 Oktober,” kata Hayono. Tanggal itu adalah hari pelantikan anggota Dewan untuk periode lima tahun ke depan.
Sebelumnya, Anas Urbaningrum juga punya kans kuat. Mubarok menyebut Anas kader partai yang cemerlang. Anas pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dan anggota Komisi Pemilihan Umum. Karena itu, kata Mubarok, jika Anas tidak mendapat tempat di kabinet, ia layak menjadi Ketua Dewan. ”Ia kader yang futuristik,” kata Mubarok.
UNDANG-Undang tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menyebutkan posisi Wakil Ketua DPR adalah jatah empat partai lain, selain Partai Demokrat, peraih kursi terbanyak. Keempatnya adalah PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional.
Menurut sumber Tempo, calon kuat PDI Perjuangan adalah Panda Nababan. Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Taufiq Kiemas sudah memberi lampu hijau. Tapi posisi Panda sangat bergantung pada kepastian koalisi PDI Perjuangan dengan Demokrat dalam pemerintahan. Sikap politik PDI Perjuangan baru diputuskan awal Oktober nanti. Seorang petinggi partai mengatakan ada kemungkinan jika koalisi PDI Perjuangan-Demokrat tak batal, Partai Banteng bakal dapat tiga pos menteri.
Partai menyiapkan Puan Maharani, Pramono Anung, dan Tjahjo Kumolo untuk duduk di kabinet. Jika koalisi PDI Perjuangan-Demokrat gagal, posisi Wakil Ketua Dewan disiapkan untuk Pramono Anung. Atau, jika koalisi terbentuk, dan Yudhoyono cuma mengambil Puan dan Pramono, Wakil Ketua Dewan dipegang Tjahjo. ”Sistem kita presidensial. Semua tergantung presiden,” kata Taufiq kepada Tempo tiga pekan lalu. Panda enggan menjawab konfirmasi. ”Saya sedang rapat,” katanya Senin lalu.
Posisi Wakil Ketua Dewan jatah Golkar bakal direbut dua kandidat: Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Agus Gumiwang Kartasasmita dan Ketua Fraksi Partai Golkar Priyo Budi Santoso. Tiga kandidat lain yang disebut-sebut bakal ikut berlaga belakangan surut langkah. Mereka adalah Ketua Komisi VII Airlangga Hartarto, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Burhanuddin Napitupulu, dan Wakil Sekretaris Jenderal Rully Chaerul Azwar.
Ada informasi Rully dan Airlangga akan jadi pendukung Agus Gumiwang. Ketiganya sudah berkompromi. Jika Agus Wakil Ketua Dewan, Rully dapat jatah kursi Wakil Ketua MPR dan Airlangga menempati pos Ketua Fraksi Golkar.
Agus Gumiwang ketika ditanya soal aliansi politik tersebut mengatakan, ”Insya Allah mereka bersama saya.” Agus menyatakan optimistis bakal menang. ”Kami punya kiat-kiat untuk adu strategi.”
Untuk jadi Wakil Ketua Dewan, Priyo akan menggandeng Setya Novanto yang bakal diberi posisi ketua fraksi. Priyo juga yakin bakal menang meski ia tidak ingin banyak komentar. ”Saya kan calon pengantin,” katanya. Semua calon, kata Priyo, adalah baik. ”Saya percaya ada suratan takdir.” Keputusan akhir Wakil Ketua Dewan dari Golkar menunggu rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat setelah Lebaran.
Persaingan merebut kursi Wakil Ketua DPR juga terjadi di PAN. Ada empat kader yang berpeluang duduk di kursi Wakil Ketua DPR. Mereka adalah Ketua Badan Pemenangan Pemilu Totok Daryanto, salah satu ketua Abdul Hakam Naja, dan Sekretaris Jenderal Zulkifli Hasan.
Kandidat lain adalah anggota Dewan Marwoto Mitrohardjono. Nama terakhir ini, kata sumber Tempo, didukung bekas Ketua Umum PAN Amien Rais. Marwoto adalah calon legislatif terpilih dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah V, meliputi daerah pemilihan Boyolali, Klaten, Kabupaten dan Kota Surakarta. Sayang, Marwoto tak memenuhi permintaan konfirmasi Tempo. Ketika dikontak, teleponnya tak menyahut.
Peluang Totok disebut-sebut dianggap lebih besar dibanding yang lain. Ketua Komisi VI itu adalah orang kepercayaan Soetrisno Bachir. Jika Zulkifli Hasan masuk kabinet, kesempatan Totok menjadi wakil pemimpin DPR makin besar.
Namun Totok sendiri membantah ihwal peluang itu. Calon dari PAN, kata Totok, diputuskan di tingkat elite partai. ”Inisialnya M. Dia tokoh senior dan akan ditunjuk langsung oleh elite partai,” katanya.
Sandi yang dilontarkan Totok mudah ditebak, ya Marwoto itu. Menurut Totok, ini sudah menjadi keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai dan sudah mendapat persetujuan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amien Rais.
Calon Wakil Ketua Dewan dari PKS sudah jelas. Dewan Pimpinan Pusat Partai telah memutuskan Anis Matta mengisi jabatan itu sejak awal Agustus lalu. Presiden Partai Tifatul Sembiring mengatakan Anis berpengalaman dan punya jaringan luas. Selain itu, Anis sudah tiga periode menjadi sekretaris jenderal partai. ”Pak Anis juga tidak punya persoalan hukum,” kata Tifatul.
Sunudyantoro, Akbar Tri Kurniawan, Munawwaroh, Ismi Wahid
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo